Chapter 52 ( Bahasa )

3.6K 483 136
                                    

Wayo melenggang dengan penuh percaya diri menerebos lorong-lorong rumah sakit. Di tangan kanan Wayo ada sekotak makanan yang berisi sebuah lobster dan di tangan kiri Wayo ada sepaket rumput laut kering. Kedua benda itu hasil pemalakan Wayo terhadap orang yang berjalan di belakangnya yaitu Ming.

Wayo tersenyum menyapa para dokter atau suster atau juga pasien yang lewat, hingga akhirnya Wayo berhenti di ruangan ujung lorong lantai 17. Ruangan komisaris rumah sakit ini. John Konthinan alias kakek dari Phana Konthinan.

"Ming, ketuk pintunya..." perintah Wayo. Ming sedang patuh pada Wayo hari ini, entah ancaman apa yang dikeluarkan oleh Wayo hingga Ming mematuhinya.

Tok... tok... tok...

"Masuk..." terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan mereka masuk. Dua bocah itu pun masuk.

"Salam Grandpa." Sapa Ming sopan, Ming jarang bertemu dengan kakek John yang memiliki galak dan suka memandang rendah orang lain, Ming tak suka sifat itu.

"Salam Grandpa." Kata Wayo yang mengikuti cara Ming.

"Siapa ini Ming ?" Tanya Grandpa.

"Ini Wayo...." Ucapan Ming terpotong oleh semangat Wayo.

"Aku Wayo, Teman Ming dan Tunangan P'Phana." Akunya polos.

"APA ? TUNANGAN PHANA ?" kata Grandpa terkejut hinggan bersuara keras.

"Duduk dulu Grandpa, nanti Granda cape terus pingsan bagaimana, nanti aku yang repot." Oho... Wayo kau ini berani sekali.

"Jadi apa tujuanmu kemari ?" Tanya Grandpa sambil duduk dengan suara dingin.

"Ini buat Grandpa.." kata Wayo sambil menaruh kotak makanan dan sepaket rumput laut diatas meja.

"Apa ini ?"

"Lobster dan rumput laut. Jawab Wayo polos.

"Untuk apa kau memberi ini padaku ?" Tanya Grandpa semakin bingung.

"Ini sogokan, agar Grandpa merestui aku dengan P'Phana."

"Hanya ini... kau kira aku murahan. Dengan baik-baik bocah, keluarga Khothinan adalah keluarga yang terpandang dan teristimewa. Kau ini hanya bocah biasa yang ingin naik derajat dengan menikahi Phana." Ejek Grandpa yang membuat kuping Ming panas tapi anehnya Wayo malah tersenyum menanggapi ejekan dari Grandpa.

"Keluargaku lebih istimewa, Rojnapat. Coba Grandpa pikir dalam abjad nilai R lebih tinggi dibanding nilai K. Jadi keluargaku lebih istimewa dari keluarga Grandpa."

"Hahaha... aku paling istimewa donk Yo. S dari Suthiluck." Balas Ming pada candaan Yo yang tak memperdulikan Grandpa memasang muka geram.

"Benar juga, tapi beda 1 angka saja. Anggap saja kita sama Ming hahaha..." Sambut Wayo membalas komentar Ming.

"DIAM KALIAN BERDUA!!" Grandpa merasa terhina, baru kali ini ada bocah yang menghina nama besar Khothinan.

"Iss.. Grandpa sepertinya lapar, makan dulu nih. Jangan marah-marah terus nanti malah makin tua." Yo... Yo.... hati-hati nanti kamu kualat nak 🤔🤔.

"AKU TAK INGIN MELIHAT MUKAMU." Bentak Grandpa. Wayo membalikkan badan duduk menghadap pintu. Hal ini membuat Grandpa dan Ming bingung.

"KENAPA KAU MASIH DISINI !!" Tanya Grandpa geram.

"Grandpa bilang tak mau lihat muka Wayo, jadi Wayo balik badan supaya Grandpa tak lihat muka Wayo." Darah naik ke kepala, rasanya Grandpa mau pingsan menghadapi bocah ini.

"Jadi gimana Grandpa ? Sogokanku diterima tidak ?" Tanya Wayo yang masih dalam posisi membelakangi Grandpa.

"Kau... Kau tak tahu berhadapan dengan siapa. Bocah kecil sepertimu, bisa kulenyapkan dalam sekejap." Wayo membalik badannya dengan terkejut.

"Jadi profesi Grandpa tukang sulap. Aku kira sebagai dokter." Alamak apalagi ini. Walau suasana tegang tapi Ming tak bisa menahan tawanya melihat muka kalah Grandpa melawan iblis kecil si Wayo.

"Kau akan kubunuh.." Grandpa makin geram terhadap Wayo. Wayo sedikit ketakutan melihat raut kejam Grandpa.

"Sebelum Grandpa melakukan itu, aku hanya mengingatkan bahwa kami keluarga Suthiluck akan melindungi Wayo apapun yang terjadi." Ancam Ming dengan nada serius. Wayo memang menyebalkan tapi dia calon adik ipar Ming. Tak mungkin dia akan berdiam diri melihat Wayo diancam.

"Forth Jatuphom juga calon kakak iparku. Mama mertua juga akan membelaku." Ucap Wayo bangga dikelilingi oleh orang-orang hebat.

Mendengar nama keluarga Suthiluck dan Jatuphom membuat nyali Grandpa John sedikit menciut. Tak mungkin ia sanggup menghadapi dua keluarga itu sepenuhnya, apalagi kekuasaanya sudah hilang setengah karena diambil oleh Mew.

"Apa pekerjaanmu ?" Tanya Grandpa yang mulai dapat mengendalikan diri.

"Aku baru lulus, belum punya pekerjaan. Tapi aku mau membuka toko ice cream disamping tempat prakter mama mertua. Ini bisnis yang bagus. Jadi jika orang sakit gigi karena makan ice cream bisa langsung berobat ke mama mertua." Terang Wayo.

"Mama Mertua ?" Tanya Grandpa bingung.

"P'Art." Jawab Ming dingin. Grandpa sudah mengerti inti permasalahannya. Ia ingin menyerang tapi untuk sekarang rasanya tak mungkin. Mew dan Phana pasti akan menentangnya, ia sudah tak sekuat dulu.

"Terserah. Aku tak peduli lagi Phana akan menikah dengan siapa. Itu jawabanku."

"Terima kasih Grandpa. Tenang saja, setelah menikah aku akan sering mengunjungi Grandpa. Ow iya lobsternya aku ambil ya, nanti Grandpa bisa kolesterol jika memakannya. Lalu kalau makan rumput laut jangan banyak-banyak nanti darah tinggi." Kata Wayo yang berani mencium pipi Granda dan menarik Ming pergi dari sana, tak lupa membawa kembali kotak lobsternya.

"Nah sekarang saatnya kita melamar P'Phana..." kata Wayo riang seperti tak mengalami masalah menegangkan tadi.

Untung calon adik iparku. Kalau orang lain sudah ku buang ke sarang ular. Pikir Ming.

6. Alpha & OmegaWhere stories live. Discover now