Chapter 27 ( Bahasa )

5K 593 108
                                    

Beam sudah pulang dari rumah sakit walau masih harus sering balik untuk kontrol. Segera Wayo mengumpulkan para omega + omega tetangga di kamar Beam dalam rangka misi menaklukan paus gendut. Mingpun diikutsertakan dalam diskusi tersebut. ( Zyzy : Wayooo....Ming ini alpha atau omega sih ? ).

"Ada apa ini Yo ?" Tanya Gun bingung setelah ditelepon oleh Wayo untuk berkumpul tapi tanpa P'Arthit. Biasanya kalau kayak gini entah Wayo berbuat kesalahan atau Wayo mempunyai rencana gila.

"Ini rapat penting P'Gun. Tentang para paus gendut." Kata Wayo serius.

"Apaan paus gendut ?" Tanya Ming bingung istilah darimana itu. Yang lain sudah mengerti karena sudah terbiasa oleh Wayo.

"Hushh... ikan kakap diam saja." Kata Wayo.

"Yoo, jangan berbuat gila. Aku tak mau ya." Kit memberikan peringatan.

"Jangan bawa-bawa Beam. Beam masih sakit." Lanjut Kit.

"Aku sehat kok kalau tentang paus gendut." Kata Beam yang satu pikiran sama Wayo. Kit memutar bola matanya jengah.

"Jadi tujuan rapat ini apa ?" Tanya Gun tak sabaran.

"Tentu saja tentang P'Arthit. Kasihan P'Kongpop ditolak terus, lagian juga sayangkan paus gendut sebesar P'Kong ditolak." Kata Wayo yang membuat Ming mengenyitkan dahi.

"Heiii... dia itu kakakku." Kata Ming agak berteriak dan langsung dibekap oleh Kit. "Sssttt... jangan sampai terdengar oleh P'Arthit."

"Jangan berisik Ming!!" Perintah Beam.
Ming memasukan bibirnya kedalam.

"P'Gun apa ada cara agar P'Arthit luluh ?" Tanya Beam. Kapan lagi paus gendut bakal datang dalam kehidupan cinta P'Arthit ? Pikir Beam.

"P'Arthit masih trauma. Tak bisa buru-buru." Kata Gun.

"Trauma kenapa ?" Tanya Ming yang lalu diam karena dipelototi 3 omega.

"Bagaimana kalau kita minta P'Kongpop kasih bunga ke P'Arthit ?" Usul Kit.

"Bunga ? Yang ada dibuang ke tong sampah sama P'Arthit." Kata Beam.

"Ternyata Kit suka hal-hal yang romantis." Ming bergumam sendiri dan mendapat pukulan dari Kit.

"Engak. Aku gak suka." Bantah Kit.

"Traktir makan enak." Usul Wayo.

"Itu mah kamu Wayoo..." kata mereka serempak.

"Lalu apa ?" Kata Wayo putus asa. Paus sudah mendekat ke pinggir pantai jangan sampai kembali kelautan lagi.

"Bagaimana kalau buat P'Arthit cemburu ?" Usul Beam.

"Gak mungkin. Yang ada P'Kong nanti dijauhi. Ini lagi masa-masa kritis." Kata Gun.

Mereka saling memeras otak masing-masing bagaimana menjalankan misi agar Arthit mulai menerima Kongpop. Ming menatap satu per satu wajah mereka sambil tertawa kecil, mimik muka mereka sungguh lucu.

"Apa yang kau tertawakan ?" Kata Kit galak.

"Kit.. kenapa galak padaku na...?" Ming mencoba bermanja-manja kepada Kit.

"MINGG!!!" Teriak mereka serempak namun kemudian sadar dan menutup mulut masing-masing.

"Aku ada ide." Kata Ming yang membuat mereka mendekatkan telinganya.

"Oooo ide bagus. Mari kita jalankan." Kata Wayo gembira.

***

Arthit menjalankan toko rotinya seperti biasa, tidak terlalu ramai seperti minggu lalu dimana Kongpop membantunya di toko roti. Arthit heran kenapa jika ada Kongpop toko rotinya ramai pengunjung dan pasti selalu habis.

Kongpop sudah tidak datang selama seminggu terakhir ini, awalnya Arthit sih tak peduli tapi lama-lama kok kepikiran ya.
Tak ada kabar, telepon ataupun batang hidungnya pun tak nampak.

Kemana dia seminggu ini tidak datang ? Pikir Arthit kesal.

Apa dia sudah bosan menggodaku ? Jangan-jangan aku ini hanya mainan sementara untuknya ? Pasti lagi sama wanita lain, buat apa terus-terusan sama aku yang laki-laki ini. Makin lama Arthit makin berpikir negatif tentang Kongpop yang mengejarnya.

Arthit mencoba naik keatas untuk beristirahat sejenak, toh tokonya lagi sepi pengunjung dan ada Gun yang membantu menjaga dibawah.

"Oo... jadi P'Kong akan ditugaskan keluar negeri." Arthit mendengar suara Wayo saat hampir sampai ke puncak tangga, Ia terdiam dan memilih untuk menguping pembicaraan itu.

"Iya, perusahaan disana lagi menurun omset penjualannya, juga ada isu korupsi makanya P'Kong peelu terjun langsung kesana." Kali ini suara Ming yang terdengar.

"Berapa lama P'Kong akan tinggal disana ?" - Kit

"Aku tidak tahu. Mungkin saja 5 tahun atau lebih atau mungkin saja tidak akan kembali lagi. P'Kong bahkan menyerahkan diriku kepada P'Knot untuk mengurusku selama aku di Thailand." - Ming.

"Disana ada siapa ?" - Kit.

"Ada pamanku. Sepertinya ia jug ingin menjodohkan P'Kong dengan anak temannya." - Ming.

"Kenapa begitu ? Bagaimana dengan P'Arthit ?" - Wayo.

"Itu dia. Mungkin P'Kong merasa putus asa karena selalu ditolak oleh P'Arthit hingga memutuskan untuk menjauh sebentar." - Ming.

"Kapan P'Kong akan pergi ?" - Wayo.

"Malam ini." - Ming.

Arthit terdiam. Otaknya masih mencerna pembicaraan tadi. Arthit menolaknya - Kongpop pergi jauh untuk menghindar - Kongpop dijodohkan - lalu Arthit..........

Arthit turun tangga dengan tergesa-gesa lalu mengambil dompet dan ponsel di meja kasir.

"Gun, aku titip toko sebentar." Kata Arthit lalu pergi tanpa perlu mendengar jawaban dari Gun. Arthit menyetop taksi yang ada didepannya.

"Pergi ke supermarket XXX."

***

Sinar matahari menerpa wajah Arthit hingga tidurnya terganggu, mau tak mau Arthit membuka matanya dan terkejut. Dia tidak berada dikamarnya atau dikamar adiknya, bahkan ia juga tak pernah mengunjungi tempat ini.

"Auchh..." Arthit mengenyit, merasakan bokongnya sakit saat dia mau bergerak. Kenapa badanku sakit semua ? Dan aku juga telanjang. Apa yang sebenarnya terjadi ?.

Krit... suara pintu dibuka dan Arthit menoleh kearah suara itu, mendapati Kongpop yang baru selesai mandi dengan hanya memakai handuk di pinggangnya. Kongpop tersenyum cerah, bahkan sinar matahari kalah silaunya jika dibandingkan dengan senyum Kongpop.

"Pagi...Arthit..."

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang