Chapter 46 ( Bahasa )

4K 477 26
                                    

"P'Art na....." Wayo bertingkah manja sejak dari rest area sampai tiba di perkemahan. Jarak dari Bangkok ke perkemahan adalah 6 jam, dan mereka akan berkemah selama 3 malam.

"Apa Nong ?" Jawab P'Art lembut. Art mengenal Wayo dari Ming yang merekomendasikan dirinya ke Wayo. Art juga masih ingat dimana 2 bocah menerobos masuk pura-pura menjadi pasien yang sakit gigi dengan tujuan utama untuk berkenalan dengan Art.

"Yo.. lapar..." Kata Wayo sambil menyenderkan kepalanya di pundak Art.

"Ayo kita cari makan." Ajak Art.

"Neem ikut P'Art." Teriak Neem yang tak ingin ketinggalan.

"Aku juga ikut." Kata Phana beranjak berdiri. Phana tak suka Wayo berdekatan dengan P'Art. Walau ia tahu rencana Wayo sesungguhnya adalah untuk balas dendam kepada ayahnya tapi tetap saja Phana sebal melihat kedekatan mereka berdua.

"Aku ikut...." Mr. Mew mengajukan diri. Sejak tadi dia belum bicara sama sekali dengan Art. Ia ingin meminta maaf atas kejadian dulu.

"Tidak boleh ayah mertua sayang... kalau ayah mertua pergi juga lalu yang bangun tenda kemah siapa ? P'Kong sedang mengipasi P'Arthit yang kegerahan. Ming sedang membantu Kit mencari ikan. Forth dan Beam sedang pergi ke pusat pelayanan kemah." Jelas Wayo.

"Masa aku sendiri yang bangun tenda ?" Jawab Mr. Mew kesal. Mana bisa hanya dia sendiri yang membangun tenda untuk 11 orang.

"P'Pha.... P'Pha bantu ayah mertua ya..." kata Wayo sambil mengedipkan matanya.

"Tidak mau...." bantah Phana.

"Wayo mohon na....na...." kata Wayo mencoba membujuk Phana. " Nanti Wayo kasih hadiah." Bisik Wayo. Demi hadiah, Phana terpaksa menyetujuinya.

"Kenapa Phana ? Kenapa bukan Art ?" Tolak Mr. Mew.

"Aku mau kencan sama Wayo dan Neem." Kata Art sambil tertawa lalu menarik Wayo dan Neem pergi dari sana.

***

"Kong.... bantu!!" Teriak Mr. Mew yang melihat Kongpoo sedang lovey dovey dengan istri barunya. Baru Kongpop mau bangkit berdiri tapi Arthit menghalanginya.

"Kong.. aku ingin..." kata Arthit lemah dan mengoda. Arthit memainkan jari-jarinya di dada Kongpop.. Antara pamannya sama Arthit, tentu saja Kongpop memilih Arthit, apalagi Arthit yang sedang horny.

"Maaf Paman, Arthit sedang sakit, aku harus menjaganya." Kata Kongpop memberi alasan. Ini seperti memenangkan lotre jika Arthit yang berinisiatif duluan.

"Tadi dia baik-baik saja. Biar aku periksa." Kata Mr. Mew yang beranjak pergi menuju kearah Kongpop. Spontan Kongpop berdiri menarik Arthit pergi dari sana.

"Dasar, anak malas." Gerutu Mr. Mew.

"Pho.... aku sakit perut." Kata Phana sambil berlari meninggalkan tenda yang tergeletak begitu saja.

"Anak kurang ajarrrr!!!."

***

"Hihi... hihi...." tawa Wayo yang ditahan mengingat kekesalan ayah mertuanya. Rasakan kau.

"Yo... Wayo...." panggil Art namun tak di dengar oleh Wayo. Ia sibuk membayangkan bagaimana rupa mertuanya sekarang.

"P'YOOO..." Teriak Neem yang membangunan Wayo dari lamunanya.

"A.. apa ? Jangan teriak-teriak. Nanti kuping Wayo jadi kecil karena takut."

"Neem udah panggil berkali-kali tapi P masih diam saja." Gerutu Neem. Dari kejauhan terlihat Phana berlari menghampiri mereka.

"Kok kamu kemari ?" Tanya Art bingung. Kalau semua pada pergi, yang bangun tenda siapa ?

"Aku... aku... sakit perut." Kata Phana nyengir. Art mengeleng-geleng mendengar jawaban Phana. Phana itu ibarat Mew sewaktu muda. Suka membolos dengan alasan yang konyol.

"Ayo kita pergi... Neem lapar... P'Wayo juga lapar..." ajak Neem. Walau sudah makan di rest area, itu tak berpengaruh untuk Neem dan Wayo. Pasangan gembul.

Baru mau memasuki restauran yang letaknya ada di depan area perkemahan, Wayo dengan mata elang melihat Kongpop dan Arthit pergi diam-diam kearah hutan. Hal itu membuat Wayo sangat penasaran.

"Kalian masuk dulu... Wayo... Wayo... mau beli ice cream di depan." Kata Wayo berusaha mencari alasan.

"P ikut yo..." kata Phana.

"Ti.. tidak usah P. P pesankan makanan Wayo saja. Wayo mau ramen seafood na...." bisa kacau acara spy Wayo jika Phana ikutan. Phana itu tinggi, pasti gampang terlihat.

"Baiklah, jangan lama-lama Yo.." kata Phana sambil menyerahkan 100 bath ke tangan Wayo. Wayo nyengir.

Wayo menuju ke arah Kongpop dan Arthit pergi tadi, pelan-pelan ia berusaha agar tak menimbulkan suara. Tapi belum ketemu juga sampai Wayo mendengar suara....

"Ehmm.... yakin Arthit mau disini ?" Itu suara P'Kong tapi kenapa suaranya berat ?

"Kau mau menolak ?" Suara P'Arthit juga berat.

Wayo kembali mengendap-endap sampai saat ia baru saja melihat kepala Kongpop dan Arthit yang sedang berciuman.

Hahaha... ada bahan baru nih mengoda P'Arthit.

Tiba-tiba sebuah tangan menariknya menjauh dari sana.Wayo kesal, ingin melihat orang yang menganggunya itu.

"Minggg ??"

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang