Chapter 21 ( Bahasa )

4.9K 608 101
                                    

Ayam sudah mulai berkokok menandakan lembaran baru akan dimulai. Arthit tak ingin bangun dari tidurnya. Rasanya kepalanya masih sakit gara-gara tingkah alpha kemarin. Ditambah perasaanya sedang tak bagus hari ini.

Tapi life must go on, Arthit memaksakan dirinya turun dari tangga memasuki toko. Samar-samar ia melihat bayangan berdiri di depan tokonya. Apa itu hantu ? Kalau hantu ngapain datang ke tokoku, datengin aja yang lebih kaya.

Walau takut Arthit menghampiri bayangan tersebut dan mendapati seseorang yang membuat ia kesal sedang berdiri di depan tokonya.

"Mau apa mau kesini Kong ?" Tanya Arthit membuka pintu setelah mengetahui identitas bayangan tersebut.

"Mau bekerja." Kata Kongpop.

"Kerja ? Terus ngapain kesini ?" Arthit sudah malas menghadapinya. Dimarahin gak mempan, dilempar pakai sandal juga gak malu, diancam akan pergi jauh cuma bertahan 2 hari lalu dia muncul lagi, dipukul juga gak efek. Arthit sudah kehabisan akal menghadapi Kongpop yang terus menerus datang dalam kehidupannya.

"Aku kerja disini."

"Dimana ?"

"Di toko three piggies ini."

"Whattt ?? Aku gak buka lowongan pegawai." Masih pagi omongannya sudah membuat aku pusing.

"Kalau lowongan sebagai suami, apa masih terbuka ?"

"Sandal yang kemarin belum cukup, atau perlu aku lempar dengan benda yang lebih besar."

"Hahaha..just kidding Arthit. Aku mau bekerja disini membantumu. Aku tulus tanpa pamrih. Tapi aku serius sebagai calon suamimu."

PLAK... Pukulan indah mendarat di kepala Kongpop. Sang korban hanya tersenyum bodoh.

"Aku gak punya uang untuk membayarmu"

"Kau tak perlu membayarku."

"Mana ada orang kerja tanpa dibayar ?" 

"Ada. Ya aku ini. Please Arthit, biarkan aku bekerja disini ya. Aku gak minta bayaran kok, paling minta sesuatu yang lain."

"Sesuatu yang lain ? Apa itu ?"

"Er.. belum kepikir. Nanti kalau sudah kepikir baru aku kasih tahu."

"Terserah kau saja." Arthit akan telat membuat roti kalau meladeni satu orang gila ini terus.

Kongpoo mengikuti Arthit ke dapur, Ia melakukan apapun yang diminta Arthit. 1 jam kemudian, wangi fresh roti dari oven menyebar keseluruh dapur.

"Wanginya enak." Kata Kongpop memuji keahlian Arthit.

"Wangi roti memang enak."

"Tapi wangimu lebih enak hehehe...."

Masa bodoh. Anggap aja Arthit gak dengar.

"Sepertinya rotinya enak ?"

"Ambil saja satu jika kau mau."

Kongpop mencomot roti yang baru matang dan wangi itu.

"Enak." Sejenak Arthit merasa bangga akan pujian Kongpop. "Tapi sepertinya lebih enak dirimu Arthit."

"KONGPOP...."

***

"P'Arthit, ini kita sedang ngapain ?" Gun disuruh membantu Arthit saat sedang lewat depan toko. Kongpop tidak memperbolehkan rotinya ditaruh di rak seperti biasanya namun disuruh bungkus satu persatu dan dijejerkan di atas meja didepan toko atas suruhan Kongpop.

"Aku juga gak tahu. Orang aneh ini datang pagi-pagi dan menyuruh ini itu."

"Kita akan menjual semua rotinya hari ini." Kata Kongpop percaya diri.

"Bagaimana caranya ?" Tanya Gun.

"Serahkan padaku." Kongpop mengambil mic yang sudah disambungkan dengan pengeras suara.

"SELAMAT PAGI.... KAMI MENJUAL ROTI YANG MASIH FRESH FROM THE OVEN UNTUK SARAPAN BERGIZI ANDA,   SUDAH DIJAMIN RASANYA PASTI ENAK. BELI 10 GRATIS 1. BELI 25 GRATIS 2 PLUS BISA FOTO DENGANKU. AYO AYO SILAKAN DATANGI TOKO KAMI. PENAWARAN TERBATAS HANYA BERLAKU 1 JAM KEDEPAN." Kongpop mempromosikan tepat jam 7 pagi dimana anak sekolah dan pekerja memulai aktivitasnya. Awalnya mereka kesal karena ada suara bising pagi hari tapi melihat ketampanan orang yang tadi berbicara membuat para gadis dan wanita menjerit.

Dalam hitungan detik, pembeli menghampiri meja dagang Arthit. Arthit dan Gun jadi sibuk karena mereka langsung membeli 25pcs roti, tak peduli rasa apa, yang penting bisa berfoto dengan Kongpop. 1.000pcs roti habis dalam sekejap, bahkan masih ada beberapa yang protes karena tak kebagian. Amazing bukan.

Arthit, Gun serta para adiknya tak percaya apa yang terjadi pagi ini. Biasanya hanya beberapa orang yang membeli 10pcs roti.

"Arthit, buat roti lagi lebih banyak lagi. Gun bantu Arthit ya." Mata Arthit dan Gun terbelalak tak percaya

"Kenapa ?" Tanya Gun.

"Kita akan menjual 10x lipat dari omset biasanya. Ayo cepat buat roti." Arthit tersenyum berlari kedapur disusul oleh Gun.

Kongpop mengadakan promosi jam 10 am, jam 12 pm, jam 3 pm dan jam 5 pm.  10.000 roti terjual habis hari ini. Arthit dan Gun sampai kelelahan.

"P, kalau begini kita cepat kaya." Kata Gun tertawa menghitung uang penjualan hari ini.

"Benar. Tapi tulangku bisa patah kalau begini setiap hari." Kata Arthit.

"P'Kong, apa besok kau akan bekerja disini juga ?" Tanya Gun kepada Kongpop yang duduk santai.

"Tergantung pemilik toko ini."

"Maksudnya ?"

"Jika pemilik toko ini memberi aku hadiah, maka aku akan bekerja lagi besok."

"Ini bayaranmu." Kata Arthit memberi sejumlah uang yang menurutnya sepadan dengan hasil kerja Kongpop.

"Aku tak mau uang."

"Jadi mau apa ?" Tanya Arthit bingung. Biasanya orang bekerja mendapatkan gaji kan.

"Hadiah."

"Hadiah apa ? Akan kubelikan tapi jangan yang mahal."

"Murah, bahkan gratis." Arthit bingung hadiah apa yang gratis.

"Ini...." Kongpop langsung menarik Arthit dan melumat bibir Arthit tanpa memperdulikan ada Gun disana. Gun terpana melihat adegan yang persis di film drama yang ia tonton.

Wow.... P'Kong ganas. P'Arthit sepertinya tak lama lagi kau akan menyerah.- Gun.

6. Alpha & OmegaWhere stories live. Discover now