Chapter 42 ( Bahasa )

4.2K 502 64
                                    

Pernikahan Kongpop Suthiluck dan Arthit Rojnapat yang sangat di nanti-nanti oleh media massa Thailand, Kongpop mengurus pernikahan mereka dengan cepat hingga tinggal seminggu lagi acara tersebut akan berlangsung, sebenarnya pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang paling megah di Thailand dan Arthit merasa pernikahan mereka bukanlah konsumsi publik karena ini hanya antara dia dan Kongpop.

Pertama Arthit mencoba untuk bersabar menghadapi para wartawan, dari pertanyaan yang formal sampai pertanyaan yang menurut Arthit menyudutkan dirinya.

Contohnya :

"Apa anda mengancam Mr. Kongpop untuk menikahi anda ?" - pertanyaan apa ini ? Siapa yang mengancam dan siapa yang di ancam.

"Apa anda mengunakan ilmu hitam untik memikat hatinya, karena banyak yang mencoba tapi selalu di tolaknya ?" Di pikir aku ini dukun kali.

"Apa anda setuju menikahinya karena kekayaannya ?" - Heiii.. memangnya aku ini miskin, begini juga aku punya toko roti.

Dan lain-lain yang membuat Arthit makin naik pitam. Pernah sekali Arthit mengambil sapu sambil mengancam akan memukul mereka jika tak segera pergi dari tokonya.

Ada juga gadis yang memaki-makinya di depan umum. Arthit tak ingin melawan para gadis, toh mereka hanya iri. Padahal bukan Arthit yang mengejar Kongpop demi cinta tapi... Kongpop yang melakukannya.

"P.... " Teriak Wayo mengoyangkan sebelah telapak tangannya di depan muka Arthit yang sedang melamun. Arthit segera tersadar dan merasa malu karena ketahuan melamun di siang hari.

"O.. Wayo ada apa ?" Tanya Arthit. Adiknya sudah terlihat berpakaian ala funky guy. Ada apa ini ? - pikir Arthit.

"Aku ijin pergi dulu mau kencan." Kata Wayo.

"Sama Phana ?" Tanya Arthit.

"Bukan, sama calon mertuaku P." Kata Wayo.

"Mertuamu ?" Tanya Arthit bingung.

"Iya P, Mertuaku sekaligus selingkuhanku." Kata Wayo sambil berlalu pergi.

"Ap...." Ucapan Arthit terpotong karena Wayo sudah pergi dengan cepat dan Arthitpun mengeleng kepalanya melihat tingkah laku adiknya yang paling bungsu. Masalah apa lagi yang dia lakukan sekarang.

***

Wayo memakai kaos oblong dan celana jeans hitam yang rapi serta rambutnya di tata funky seperti anak gaul jaman sekarang.

"Saya ingin ketemu calon mertua." Kata Wayo menghampiri resepsionis dan membuat staff resepsionis itu mengangkat alisnya bingung.

"Mr. Mew Kongthanin..." jelas Wayo.

"Apa anda sudah janji ?" Tanya staff itu.

"Sudah. Bilang padanya bahwa Wayo yang imut dan lucu sudah datang memenuhi undangannya."

"Sebentar Mr. Wayo." Sang resepsionispun dengan lincah menekan tombol-tombol di pesawat telepon, terjadi percakapan singkat antara keduanya dan akhirnya staff resepsonis itu mempersilakan Wayo masuk menemui pemilik rumah sakit ini.

"Masuk..." kata Mr. Mew ketika mendengar suara ketukan pintu.

"Selamat siang, calon ayah mertua." Sapa Wayo begitu memasuki ruangan kebesaran CEO. Mr. Mew mendengus tak suka mendengar Wayo memanggilnya calon ayah mertua.

"Duduk." Perinta Mr. Mew yang menunjuk sofa di hadapan Wayo, Wayo langsung duduk dengan sopan.

"Ayah mertua, jadi Wayo mau ditraktir apa ?" Tanya Wayo langsung inti permasalahan yang penting baginya.

"Ayah mertua ?" Tanya Mr. Mew yang menaikan salah satu alisnya keatas.

"Iya, apa ayah mertua tak suka dipanggil seperti itu ?"

"Aku tak suka. Panggil aku Mr. Mew." Kata Mr. Mew meluruskan sopan santun kepada Wayo.

"Terlalu singkat, Aku tak suka." Bantah Wayo. " Bagaimana kalau aku panggil dengan panggilan sayangku Mr.Mew saja." Kata Wayo yang melebarkan sudut bibirnya dan memamerkan gigi putihnya.

"KURANG AJAR!!" Teriak Mr. Mew marah.

"Loh kenapa marah, aku ini pasanganmu. Jadi sewajarnya aku panggil sayang. Sayangku Mr.Mew.... kan aku sudah nambahin kata Mr.Mew." debat Wayo tak mau kalah.

"Tidak boleh." Tolak Mr. Mew.

"Kalau Honey ?"

"Tidak."

"Baby ?"

"Tidak."

"Unicorn?"

"Apa hubungannya dengan unicorn ?"

"Tentu saja biar imut. Jadi Wayo harus panggil apa nih. Sayangku ? Honey ? Baby ? Unicorn ? Spongebob ? Ironman ?" Kata Wayo yang malah menyebutkan tokoh-tokoh kesukaannya satu pet satu.

"Panggil Mr. Mew."

"Tak mau." Kata Wayo kekeh.

"Ayah mertua." Kata Mr. Mew yang pasrah menghadapi bocah absurd si Wayo.

"ROGER!" Teriak Wayo sambil bersikap menghormat ala prajurit.

***

Mereka memasuki restauran yang cukup berkelas, restauran ini menyajikan menu daging bbq yang mahal dan sudah pasti enak menurut Wayo.

"Waiter..." panggil Wayo tak sabar untuk memesan makanan, toh akan ditraktir oleh ayah mertuanya.

"Aku saja yang order." Kata Mr. Mew yang dijawab anggukan kepala oleh Wayo. Apapun makanan yang dipesan pasti enak. Mr. Mew menunjuk-nunjuk menu yang ia pesan dengan tertutup.

10 menit kemudian.

Sebuah steak dengan harum mengoda mendatangi meja mereka, pelayan itu menaruh tepat di tengah meja.

"Ini pesananku." Kata Mr. Mew.

Satu per satu makanan yang dipesan berdatangan dan semua itu diklaim punya Mr. Mew.

Jadi apa yang dia pesan untukku ? Pikir Wayo. Tak mungkin rasanya Mr. Mew akan menghabiskan semua makanan itu.

Wajah Wayo yang kusut kembali ceria ketika seorang pelayan membawa makanan dengan tertutup menaruhnya tepat dihadapannya.

Apa ini steak yang lezat itu ?

Atau bebek peking yang garing renyah ?

Atau lobster kesukaanku ?

Dengan hati berdebar-debar dan air liur yang hampir menetes dari bibirnya, Wayo membuka penutup makanan itu dan matanya terbelalak tak percaya.

"Apa ini ? Makanan kelinci ????"

6. Alpha & OmegaМесто, где живут истории. Откройте их для себя