Nengokin Ade

7.3K 676 52
                                    

Sebuah mobil SUV berwarna hitam memasuki pelataran Rumah Sakit.
Dari semua penumpang yang berjumlah lima orang, tidak ada tanda-tanda orang sakit. Kalaupun untuk menjenguk orang sakit, rasa-rasanya nggak ada anggota keluarga lain yang di rawat di sini juga.

Nggak ada raut wajah takut atau khawatir saat kelima orang itu memasuki rumah sakit. Malah lebih terkesan kalau mereka excited alias nggak sabar buat cepet-cepet masuk menemui seseorang di sana.

Beberapa perawat yang sudah hafal dengan keluarga ini tampak tersenyum. Dan tak sedikit yang menyapa dan menghampiri mereka. Sedikit berbasa-basi. Terkenal kali ya mereka di sini. Heheheh

Seperti saat ini ketika ke lima anggota keluarga ini sedang duduk di ruang tunggu menanti antrian masuk ke salah satu ruangan dokter .

Seorang perawat berhijab, tersenyum manis melambaikan tangan kepada tiga bocah yang lagi aktif-aktifnya.

"Hai trio betet." Senyum ramah dari perawat bernama Lina. Terpampang jelas nama si perawat dari nametag yang dia pakai.

"Suster Lina, mah gitu. Kita bukan betet tau!. Tapi kita ini triplet, tante tukang suntik." Salah satu triplet yang berjenis kelamin perempuan tak terima di panggil trio betet.

Perawat Lina hanya menutup mulutnya menahan tawa. Udah jadi kebiasaan beberapa perawat buat panggil triplet dengan panggilan trio betet. Setiap datang ke rumah sakit mereka selalu bikin heboh dengan segala pertanyaan khas anak kecil. Pengin tahu segalanya, pokoknya mereka itu kritis banget sampai-sampai sebagian perawat ini kewalahan kalau mereka sudah bersuara menyakan apa saja yang bikin triplet penasaran. Kalau ibarat kata sih ya mereka itu berisik kayak suara burung betet, selalu berkicau.

"Iya tante tukang suntik. Selalu gitu." Atha dan Fariz manyun.

"Kalian aja manggil tante tukang suntik. Kenapa tante nggak boleh manggil trio betet?"

Ketiganya cekikikan.

"Oh iya." Ketiganya kompak menepuk jidat.

"Bu Maylan, sekarang giliran ibu ya. Buat triplet nggak boleh masuk ya." Goda suster Lina.

Triplet bersedekap dan memajukan bibir bawahnya di tambah kaki mereka yang sengaja di hentakkan kaki bersamaan.

"Hahaha, suster bercanda. Kalian boleh masuk kok." Suster Lina membuka pintu mempersilahkan keluarga kecil ini masuk.

Bagi perawat di sini triplet itu selalu di tunggu-tunggu kedatangannya. Bukan maksud menanti triplet sakit atau apa ya. Tapi triplet ini terkenal di rumah sakit ini. Selain mereka adalah ponakan dari dokter Fabyan yang kece dan tampan walaupun udah punya buntut dua. Tapi mukanya masih tampan ngalahin para dokter muda atau Koas di sini.

Triplet ini adalah bayi kembar tiga pertama yang lahir di rumah sakit ini. Terlebih mereka lahir melalui persalinan normal. Nggak tau gimana caranya. Si nyonya Ken alias Maknya triplet ini punya tenaga luar biasa buat lahirin mereka.

Dalam dunia kedokteran kemungkinan melahirkan bayi kembar secara normal itu bisa saja terjadi. Jika kondisi ibu dan bayi sehat, serta posisi bayi tepat ke jalan lahir.

Kehamilan yang terjadi pada Maylan adalah kuasa Allah. Bisa melahirkan bayi kembar tiga dan sekarang hamil bayi kembar kembali. Ketika Allah berkehendak maka semua akan terjadi. Kun fayakun. Layaknya perempuan-perempuan di negara Palestina, melahirkan bayi kembar umum terjadi. Umumnya bayi yang lahir adalah bayi lelaki kembar, sebagai pertanda mereka untuk melanjutkan perjuangan menjaga Masjid Al Aqsa dari serangan tentara yahudi yang ingin menguasai tanah palestina.

Mempunyai anak kembar lagi juga jadi motivasi buat Maylan agar punya anak-anak yang bisa memperjuangkan agama islam tetap ada. Menjadikan anak-anaknya seseorang yang mencintai agamanya dan Rasulullah. Karena anak itu anugerah dan ujian bagi kedua orang tuanya. Apakah orangtua bisa mendidik anaknya menjadi muslim yang taat atau menjadikan anaknya kafir.

all about Triplet Where stories live. Discover now