Tanda-tanda orang munafik

7.8K 683 69
                                    


"Udah siap semua?" Tanya Irie sekali lagi memastikan triplet dan Opa sudah siap memakai sepatu olahraga.

Hari ini jadwal jogging, lumayan hari minggu pagi ada Car Free Day. Bisa sekalian jalan-jalan gitu nyobain berbagai jajanan, plus barang kali nanti ada yang kecantol sama om Irie maklum nih makhluk satu masih setia ngejomblo. Katanya sih lebih baik jomblo, dari pada pacaran bikin dosa aja. Kalau jomblo kan berkelas belum ternoda sama zina. Jadi semuanya masih segel. Boleh di coba kalau udah halal biar jadi ibadah kata Opa.

"Malah nglamun sih om?" Ucap Ashsha menarik ujung kaos berwarna biru, jersey Itali yang di pakai om Irie.

"Maaf." Senyum Irie malu.

"Udah siap semua?" Tanya Irie lagi.

"Udah siap Om!" Ucap Atha dari dalam mobil. Ternyata semua sudah naik, kecuali om Irie.

Karena jarak rumah ke CFD lumayan jauh. Kalau lari cepat sekitar 20 menitan, dan jalan kaki hampir sejam gara-gara ngajakin lelaki yang udah uzur alias Opa. Jadi lebih baik naik mobil aja.

Padahal CFD kan buat ngurangin polusi akibat asap bahan bakar kendaraan dan namanya aja car free day, Hari bebas berkendaraan tapi ya tetep aja banyak yang pakai kendaraan bermotor menuju pusat CFD. Hemm nama doang, slogan doang. Tetep aja asap kendaraan ada.

Setelah 10 menit naik mobil, sampai juga deh. Triplet tampak bersemangat keluar dari mobil. Kali ini hanya ada triplet, Opa dan Irie. Itung-itung belajar jadi bapak tiga anak buat Irie. Yang katanya punya resolusi tahun ini mau nikah. Walaupun belum tahu siapa jodohnya, moga aja ketemu jodoh. Atau dari kalian ada yang mau jadi calon ibu dari anak-anak om Irie si Japanese.

"Huh ternyata rame juga ya? Jadi kangen jepang deh kalau liat orang banyak jalan kaki di pusat kota." Gumam Irie dalam hati, mengingat negara tempatnya lahir.

"Nglamun mulu sih Om. Nanti ketinggalan loh." Celoteh Ashsha, kemudian berlari menghampiri Opa dan kedua kakak kembarnya yang jalan duluan.

Irie hanya nyengir, kemudian ikut berlari kecil mengekori Ashsha. Tugas Irie hari ini lumayan bikin dia harus jeli dan nggak boleh meleng sedikit pun. Bisa berabe kalau salah satu triplet ilang. Bisa langsung di deportasi ke Jepang dia oleh Ken.

Triplet sangat antusias di tengah keramaian seperti ini. Banyak penjual jajanan dan mainan di pinggir jalan. Bener-bener bikin niat utama buat jogging bisa gatot alias gagal total.

"Om sini!" Teriak salah satu triplet yang ternyata sudah jongkok di depan salah satu stand penjual kelinci.

"Lucu om, kelincinya kaka Atha pengin punya deh." Atha mengelus kepala salah satu kelinci berwarna coklat.

"Iya om lucu nih kelincinya, Ashsha pengin bawa pulang deh."

Sedangkan Fariz hanya tersenyum dan memasang wajah puppy eyesnya, menyetujui perkataan kakak dan adiknya. Yang intinya sama pengin bawa pulang kelinci yang tampak nyaman di elus-elus kepalanya sama anak-anak Ken dan Maylan.

"No! Kita jogging bukan belanja. Apalagi beli hewan." Tolak Irie, mengacungkan jari telunjuknya mengingatkan triplet.

Tampak Triplet manyun, melihat tanggapan paman Japanesenya.

"Opa..." kini giliran Opa yang dimintai ijin sama Triplet.

Padahal baru jalan 50 meter tapi sudah minta aneh-aneh, gimana jalan 200 meter ke depan. Akan ada apa aja yang bisa buat niat awal mereka goyah.

"Cicit Opa yang pintar-pintar, kalian tadi sudah janjikan sama ibu dan ayah kalau kalian kesini buat jogging. Kok sekarang beli kelinci. Di rumah bukannya kalian sudah ada Iguana dan kura-kura." Opa kembali mengingatkan tujuan awal mereka kesini.

all about Triplet Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum