Adzan Bilal

8.9K 752 24
                                    


"Opa, ada nggak cerita tentang si kembar di jaman Rasulullah?" Tanya Ashsha, saat sesi dongeng subuh setelah baca Al Qur'an dan muroja'ah hafalan mereka.

Opa tersenyum, dan menyuruh Ashsha untuk duduk di pangkuannya. Atha dan Fariz yang duduk agak berjauhan dengan opa kini mulai mendekat.

"Ada ya opa?" Tanya Atha penasaran.

"Kakak Fariz tahu?" Tanya Opa.

Fariz tersenyum dan menggeleng.

"Ayo opa cerita." Rengek Ashsha.

"Iya sabar cicitnya opa. Opa mau mikir dulu." Tampak Opa bergaya mengetuk-ketuk telunjuknya ke keningnya.

"Ihh, Opa. Ayo opa cerita." Pinta Atha makin penasaran.

"Ada nggak ya?" Goda opa pada triplet.

Triplet kompak manyun, melipat kedua tangan di dadanya.

Opa tertawa, dan mengusap kepala ketiganya bergantian.

"Kembar yang paling terkenal di jaman Rasulullah namanya Hasan dan Husein." Kata Opa mulai bercerita.

"Memang siapa mereka opa?" Sela Ashsha.

"Ihh, Ashsha kok di potong sih ceritanya opa?" Atha nggak terima.

"Hemm, kalian jangan ribut. Nanti opa nggak lanjut cerita tau!" Ucap Fariz menengahi keributan kedua saudara kembarnya.

Opa hanya tersenyum, melihat ketiga cicitnya yang sekarang makin kritis.

"Opa lanjutin ya. Hasan Husein mereka cucu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wassalam. Anak dari Ali bin Abu Thalib dengan putri kesayangan Rasulullah Fatimah Azzahra."

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad sahih dari Abdur Rahman ibn Mas’ud dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah keluar bersama  Hasan dan Husain menemui kami, yang satu di atas pundak kanan beliau dan yang satu di atas pundak kiri beliau, sambil menciumi keduanya sampai beliau tiba di hadapan kami, lalu ada seorang berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah engkau mencinta keduanya! Maka Nabi saw. bersabda:

مَنْ أَحَبَهُما فقد أحبَّنِيْ و مَنْ أَبْغَضَهُما فقد أبغضَنِيْ.

Barangsiapa mencintai keduanya maka ia benar-benar mencintaiku dan barang siapa membenci keduanya maka ia benar-benar membenciku.

"Wah mereka pasti orang-orang hebat ya opa? Ayah ibu sama opanya aja orang-orang hebat." Kata Ashsha berseri-seri. Kali ini dia bisa mendengar cerita orang hebat yang ternyata kembar juga.

"Ayo lanjut opa."

"Lanjut opa!"

"Lagi lagi lagi,..." kali ini suaranya beda, bukan suara Atha atau Fariz. Suaranya lebih besar dan serak-serak gimana gitu.

Atha dan Fariz menatap nggak suka dengan seorang yang tiba-tiba ikut nimbrung mendengar cerita opa.

"Kok kalian liat om gitu sih?" Pria yang di tatap malah kembali menatap mereka.

Sedangkan Ashsha yang di pangkuan Opa hanya tersenyum.

"Om kan berhak juga denger cerita opa wee," ujarnya sambil menjulurkan lidah meledek Atha dan Fariz.

"Om kayak guguk lidahnya kayak gitu." Celetuk Ashsha, Atha dan Fariz ikut mengacungkan jempolnya tanda setuju.

"Opa ..." rengek si om minta tolong sama opa.

"Kamu juga, Rie. Anak kecil aja tahu kalau tindakan kamu salah. Opa kan nggak pernah ngajarin."

Irie hanya manyun dan menundukkan kepala.

all about Triplet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang