archery

13.7K 922 16
                                    

Triplet, Aran , Salsa, serta Ayana dan Irie sudah bersiap duduk di depan Opa. Setelah tadi sholat subuh berjamaah dan di lanjutkan mengaji, kini giliran Opa bercerita.Sesi cerita dari Opa atau yang biasa Triplet, Aran dan Salsa sebut Dongeng Subuh atau yang Irie kenal dengan Siraman Rohani, sedangkan bagi Ayana ini adalah pelajaran hidup yang paling pertama sebelum dapat pelajaran dari seorang guru. Tapi apapun yang cucu dan cicitnya sebut, bagi Opa ini adalah ilmu yang bisa Opa beri untuk cucu dan cicitnya sebagai bekal hidup mereka di dunia dan akherat.

Hanya cerita singkat dari kisah Nabi dan Rasul ataupun kisah sahabat-sahabat Rasulullah. Serta cerita yang terdapat dari sebuah hadits. Beberapa cerita yang Opa ceritakan biasanya dari kejadian yang baru saja atau belum lama ini Triplet ataupun yang lainnya alami. Yang intinya cerita yang mereka alami pernah atau mirip dengan kejadian saat jaman Nabi atau jaman dulu yang syarat dengan makna kebaikan.

Sedangkan para ibu sibuk menyiapkan sarapan, dan para Ayah memilih untuk jalan-jalan pagi. Sejenak melupakan kesibukan mereka di jakarta dan lebih utama menikmati suasana pagi di Puncak. Udara yang bersih dan segar berbeda dengan di Jakarta, banyak polusi akibat asap kendaraan dan pabrik.

"Hari ini mau cerita apa Opa?"Tanya Aran antusias memulai sesi dongeng subuh bareng Opa.

"Iya Opa hari ini mau cerita apa?"Timpal Ashsha penasaran.

"Ayo Opa kita udah nggak sabar nih?"ujar Atha dan Fariz kompak, sedangkan Salsa hanya tersenyum melihat saudara-saudaranya yang nggak sabaran menunggu cerita Opa.

Opa tampak berpikir sejenak. Kemudian beliau mulai tersenyum memandang cucu dan cicitnya.

"kok Opa sekarang malah senyum-senyum sih?"kata Ayana bingung.

"Iya nih makin aneh aja, jangan-jangan nggak ada bahan cerita nih,,,atau gara-gara belum minum obat ya jadi lupa hehehe,"cibir Irie.

Pletak

Ciuman manis tongkat Opa bener-bener sampai di kepala Irie, Triplet dan yang lainnya menutup mulut menahan tawa.

"Nggak usah ketawa, nggak ada yang lucu,"ujar Irie kesel, mengelus kepalanya.

"Sakit ya Om, sini Salsa tiupin biar nggak sakit,"kata Salsa berdiri menghampiri Irie.

"Emang cuman Salsa yang baik nih, nggak kayak kalian,"ejek Irie menatap yang lainnya.

Sedangkan Aran yang dah tau apa yang akan terjadi, makin menahan tawanya jangan sampai tawanya pecah duluan sebelum liat klimaksnya apa yang bakal adik perempuannya lakukan dengan Om Irie.

"udah nggak sakit kan Om? Mana bayarannya?"kata Salsa mengadahkan tangan di depan Irie, setelah beberapa detik meniup dan mengelus kepala Irie.

Irie bengong mendengar omongan Salsa, sedangkan yang lain sudah nggak tahan lagi menahan tawa.

"Hahaha,,, hahahaha,,,,"tawa mereka pun pecah berbarengan, Aran tertawa paling keras. Inilah yang Aran tunggu-tunggu dari adiknya yang sebenarnya punya sifat jahil juga yang lain dari lainnya.

"tenang Om, Salsa bercanda kok. Nggak usah mangap gitu, air liurnya netes tuh hehe,"ujar Salsa terkekeh.

Irie bener-bener dibuat bengong dengan ucapan anak kecil yang hampir berusia 4 tahun ini. Belajar dari mana sih?. Irie memegang jidatnya dan menggeleng nggak habis pikir.

Tawa kembali pecah, mendengar perkataan Salsa.

"Udah-udah, ketawa mulu. Nggak baik tertawa kenceng gitu,"kata Opa menghentikan tawa cucu dan cicitnya. Sedangkan Irie manggut-manggut setuju dengan apa yang Opa katakan.

"Masih inget kan hadits yang Opa pernah bacakan tentang tertawa?"lanjut Opa bertanya.

Triplet saling melempar kode bertanya dengan saling menatap. Irie dan Ayana yang paling dewasa mendapat tatapan tajam dari Opa. Apa kedua cucunya ingat apa yang pernah beliau sampaikan dulu. Salsa mengigit kuku jarinya dan menatap Aran.

all about Triplet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang