"Sudah kubilang, tidak ada yang masuk ke dalam kotak hitam itu dan tidak ada yang berubah menjadi kecil seperti peri bunga atau apalah," Queenza berkata kesal. "Mereka ada di tempat lain. Yang kau lihat di layar tv hanya rekaman mereka saja. Gambar."

Kingsley tidak menanggapi. Dia diam, berusaha mencerna penjelasan Queenza yang malah menimbulkan banyak tanda tanya namun tidak berani ia utarakan karena khawatir Queenza semakin kesal.

Queenza mengerti bahwa Kingsley sedang bingung. Dia berpikir sejenak, apa yang bisa dia lakukan untuk membuat Kingsley mengerti garis besar kehidupan manusia modern. Sepertinya sangat sulit dan akan memakan waktu lama jika harus menjelaskan satu per satu segala hal di sekeliling mereka.

Lalu wajah Queenza berbinar saat ia mengingat laptopnya di kamar. Sepertinya dia masih punya banyak sisa kuota paket internet di modemnya. "Setelah aku menghabiskan sarapanku, ikut aku ke kamar. Aku akan mengajarimu sesuatu."

"Apa?"

"Nanti kau akan tahu." Queenza memaksakan diri melahap habis sarapannya. Kurang dari sepuluh menit, dia sudah beranjak menuju kamarnya yang segera diikuti Kingsley.

Tiba di kamar, perhatian Kingsley langsung tertuju pada benda yang masih berputar di langit-langit kamar. "Sebenarnya itu apa?" tanya Kingsley seraya menunjuk.

"Kau bisa mencari tahunya sendiri dari sini." Dengan wajah berbinar, Queenza menunjuk laptopnya di atas meja belajar lalu membawanya ke ranjang.

Kingsley hanya diam di tengah ruangan, memperhatikan Queenza dengan penasaran.

"Kemarilah." Queenza menepuk ranjang di sebelahnya.

Kingsley segera menghampiri Queenza lalu duduk bersila di sebelah gadis itu.

"Aku akan mengajarimu cara menggunakan internet. Di internet, kau bisa mencari apapun yang kau inginkan." Queenza menjelaskan seraya menyalakan laptop.

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"Apa aku bisa mencari Mochi di situ?"

Kening Queenza berkerut. "Mochi?"

"Iya. Aku menyuruhnya mengawasi Kerajaan Ackerley."

Queenza meringis. "Tidak bisa sedetail itu. Lagipula yang bisa kau cari hanya berhubungan dengan dunia manusia." Queenza membuka salah satu browser yang biasa dia gunakan lalu mengarahkan ke Google Gambar. "Misalnya, tadi kau bertanya tentang benda yang berputar di atas itu, kan?" Queenza menunjuk kipas di langit-langit kamarnya. "Coba saja cari, 'benda yang berputar di langit-langit kamar.' Nah, yang mana yang mirip?"

Kingsley mendongak memperhatikan kipas lalu menunjuk salah satu gambar. Queenza menahan senyum geli melihat Kingsley seperti anak kecil yang penasaran sekaligus takjub.

"Kau bisa langsung klik gambarnya seperti ini." Queenza menunjukkan cara menggunakan keyboard dan touchpad laptop. "Kau bisa baca, kan? Nama benda ini kipas."

"Jangan meremehkanku. Tentu saja aku bisa baca," nada suara Kingsley terdengar tersinggung.

"Aku hanya bertanya." Queenza melotot.

Kingsley mengabaikan Queenza lalu kembali memperhatikan layar laptop. "Aku tahu apa itu kipas. Tapi tidak seperti ini bentuknya. Kipas di kerajaanku terbuat dari jalinan bulu merak dan tidak berputar, tapi digerakkan dengan tangan."

"Ya, itu kipas lama. Kipas zaman sekarang hanya perlu satu tombol dan kau hanya berbaring nyaman menikmati angin segar. Seperti itu," Queenza menunjuk kipas di kamarnya.

Sejenak Kingsley terdiam tapi kemudian mengangguk. Sepertinya dia mulai mengerti.

"Ada lagi yang lebih keren dari kipas. Namanya AC. Tapi nanti saja kujelaskan karena tidak ada bendanya di sini. Sekarang kita coba cari dengan kata kunci yang lain. Kau ingin cari apa?"

Kingsley & QueenzaWhere stories live. Discover now