K&Q S.4 - Prolog

15.5K 2.6K 1K
                                    

Minggu (13.36), 12 Februari 2023

Akhirnya setelah 24 purnama berlalu, wkwkwk...

Dari masih single sampai punya anak, baru cerita ini lanjut kembali ☻Tapi terima kasih banyak buat yang masih nunggu dan terus nanyain. Jujur udah sering mikir gak mau kulanjut lagi. Tapi tiap ada yang nanya dan gak bosan kasih semangat, rasanya tuh gak tega banget T__T

Jadi iya, dukungan kalian yang selalu berhasil bikin aku tetap nulis kisah ini. Dukungan kalian yang bikin kisah ini terus hidup.

Makasih banyaaakkkk... ♥♥♥

-------------------------

Semua orang berpikir bahwa akulah makhluk terhebat di dunia. Namun mereka salah. Aku hanya terlalu beruntung.

Aku beruntung memiliki kekuatan di atas rata-rata. Padahal orang yang membuatku memiliki segala kekuatan ini selalu berkata bahwa aku adalah percobaan yang gagal.

Aku beruntung jatuh cinta pada Queenza, sang Ratu Dryad. Padahal dia dianggap kutukan oleh kaumnya, hingga membuat orang-orang terdekatnya berusaha membunuhnya.

Aku pun beruntung memiliki orang-orang yang begitu setia. Padahal nyawa mereka menjadi taruhannya dengan berusaha bertahan di sisiku.

Sempat kupikir takdir begitu jahat mempermainkan jalan hidupku. Membuat harapan sederhanaku untuk bisa hidup damai dengan mereka yang kukasihi menjadi sangat sulit. Namun kusadari kini, betapa beruntungnya hidupku karena takdir selalu memberikan pelangi yang indah setelah badainya yang keras. Di saat langkahku tertatih dan kehilangan arah, di situ kusadari ada jalan terang dari sisi yang lain.

***

Mata biru Kingsley menatap setengah melamun ke luar jendela tinggi yang menampakkan pemandangan bagian luar aula istana. Tentu bukan pemandangan indah yang ia dapatkan, melainkan kondisi porak-poranda yang berusaha dibersihkan seadanya setelah perang antar percobaan Thane dan Kingsley hingga berakhir Queenza meledakkan dirinya sendiri.

Tadinya Kingsley begitu murka dan sakit hati setelah "kepergian" Queenza. Namun seiring sikap tenangnya kembali, pikirannya pun berangsur jernih. Di titik itulah ia berpikir bahwa takdir tak mungkin sejahat itu. Dan bahwa Queenzanya pasti masih ada. Di suatu tempat.

Kerajaan Phoenix.

Pikiran Kingsley langsung berkelana ke momen saat dia dan Queenza melarikan diri ke hutan barat dan berakhir di tepi pantai laut hitam. Di sanalah segel jiwa gelapnya akhirnya terlepas dan jiwa Phoenix dalam diri Queenza menampakkan diri. Lalu memorinya beralih ke saat Queenza menyerap energi alam dan akhirnya mengorbankan dirinya sendiri untuk melepaskan pengendalian Thane dan pengendalian Kingsley.

Tok... tok... tok....

Pikiran Kingsley yang tengah berusaha meyakinkan diri bahwa Queenza memang masih hidup terpaksa terhenti. Sejenak dia menghela napas sebelum bergumam pelan, "Masuk."

Klek.

Pintu terbuka menampakkan Tristan di sana yang segera masuk lalu menutup pintu kembali. "Maaf kalau aku mengganggumu. Tapi aku ingin tahu apa rencanamu untuk melawan Thane." Tristan mendesah. "Memang masih enam hari lagi. Tapi kau butuh rencana. Thane pasti menyiapkan jebakan."

"Rencanaku hanya satu," gumam Kingsley tenang seraya mengalihkan perhatian dari jendela lalu berjalan menuju kursi bersandaran tinggi di salah satu sisi ruangan dan duduk, "bertarung dengannya sampai salah satu di antara kami mati."

Atau lebih tepatnya, Kingsley sama sekali tak memikirkan pertarungannya dengan Thane. Yang menguasai benaknya kini adalah Queenza, istrinya. Sementara duelnya dengan Thane kelak akan ia hadapi sesuai arah takdir yang menuntunnya.

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang