Nine

115 47 7
                                    

"Beeresha, ikuti aku, kita harus melepas mahkotamu," ujar ratu Sheifarai, melangkah lebih dulu yang langsung diikuti oleh Beeresha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Beeresha, ikuti aku, kita harus melepas mahkotamu," ujar ratu Sheifarai, melangkah lebih dulu yang langsung diikuti oleh Beeresha.

Kini nasib Beeresha sama seperti majikannya, gadis itu harus melepas mahkotanya. Walau mahkota miliknya tidak memiliki kekuatan seperti milik majikannya, tetapi benda itu sangat berharga untuk hidupnya. Kini sampailah keduanya di ruang penyimpanan mahkota.

Ratu Sheifarai melangkah mendekati Beeresha, wanita itu mengambil mahkota Beeresha dengan perlahan. Mahkota itu akan disimpan di ruang mahkota ini, tentu saja karena pemiliknya akan diasingkan. Beeresha hanya menunduk, tidak berani lagi mengangkat kepalanya di depan sang ratu terlalu lama.

"Tolong jaga putriku, Nak," ucap ratu Sheifarai dengan lirih kepada Beeresha, wanita itu kembali menangis. Ini kali pertama dirinya melihat ratu Sheifarai memohon kepadanya, membuat Beeresha merasakan kesedihan yang sama seperti sang ratu.

"Baginda Ratu jangan menangis, saya berjanji akan menemani putri Sheinafia. Aku tidak akan membiarkan kakakku itu kenapa-kenapa," tukas Beeresha, gadis itu menganggap putri Sheinafia sebagai kakaknya. Selain baik, putri Sheinafia sangat menyayanginya.

"Kalau gitu saya pamit Ratu," sambung Beeresha yang diangguki oleh ratu Sheifarai.

***

Di aula istana, putri Marbelle berlari memeluk kakaknya yang baru sampai di aula bersama putri Delalimata. Gadis itu menangis dalam dekapan putri Sheinafia. "Maafkan aku, aku tidak bisa membantumu," ungkap gadis itu, hal itu pun membuat putri Sheinafia menangis.

Gadis itu segera melerai pelukan adiknya, lalu menyeka air mata putri Marbelle dengan sayang.

"Ini bukan salahmu, ini salahku yang telah lalai. Maafkan aku, aku menyayangimu, Mar. Aku titip kerajaan kepadamu," ujar putri Sheinafia berusaha menampilkan senyum, agar keluarganya melihat kalau gadis itu baik-baik saja.

Hingga raja Meraandi bersama pangeran Rekanafi tiba di aula, mereka mendekati putri Sheinafia. Lalu sang raja memeluk putrinya dengan erat, setelahnya mereka melerai pelukan tersebut.

"Aku mencintaimu," ungkap pangeran Rekanafi, yang membuat putri Sheinafia menggeleng.

"Tidak, kita tidak lagi bisa bersama, pangeran," ucap putri Sheinafia yang membuat pangeran Rekanafi bungkam.

"Fashulata, kawal mereka sampai di Pelosok Hutan!" titah sang raja kepada Fashulata-tangan kanan raja yang akan mengawal putri Sheinafia dan Beeresha ke Pelosok Hutan-tempat para wanita diasingkan.

"Baik, yang Mulia," ucap Fashulata dengan patuh.

"Yang Mulia, izinkan aku ikut mengantar Sheinafia ke Pelosok Hutan," pinta putri Delalimata.

"Tidak, itu terlalu bahaya untukmu Delalimata. Aku tidak ingin berdebat dengan ayahmu karena menahanmu di kerajaanku terlalu lama!" tolak raja Meraandi.

"Tidak masalah! Aku hanya ingin mengantar sahabatku, apa itu tidak boleh?" ungkap putri Delalimata dengan lirih.

"Huft, baiklah, setelah itu kau langsung pulanglah ke kerajaanmu!" putus raja Meraandi yang membuat putri Delalimata tersenyum senang.

Beeresha langsung mendekati putri Sheinafia, lalu berdiri di samping gadis itu. Kini keduanya sama, sama-sama tidak mengenakan mahkota lagi. Putri Sheinafia menoleh mendapati Beeresha yang menunduk di sampingnya. "Maafkan aku, karena lalai menjaga mahkotaku," cicit putri Sheinafia merasa bersalah, karena dirinya membuat Beeresha harus diasingkan juga.

Beeresha tersenyum lalu menoleh ke arah majikannya, gadis itu jangan sampai terlihat sedih. Karena pada dasarnya, putri Sheinafia lah yang tengah terpukul saat ini. Gadis itu kehilangan mahkota untuk selamanya, sedangkan Beeresha masih memiliki mahkota yang saat ini tengah diarsipkan.

"Aku tidak masalah Shei, aku juga tidak menyalakanmu. Karena kau sendiri pun tidak menginginkan hal ini, semuanya terjadi secara tiba-tiba. Jadi, jangan menyalahkan dirimu lagi," jawab Beeresha untuk menenangkan putri Sheinafia yang merasa bersalah.

 Jadi, jangan menyalahkan dirimu lagi," jawab Beeresha untuk menenangkan putri Sheinafia yang merasa bersalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JANGAN LUPA TINJEK, YA!!!
DITUNGGU JEJAKNYA!

MY CROWN [END]Where stories live. Discover now