Thirty

11 10 0
                                    

Setelah mengungkapkan masing-masing perasaan, putri Sheinafia kembali ke dalam kamarnya dan pangeran Rogfave memilih untuk kembali berkumpul di singgasana karena akan ada rapat besar kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah mengungkapkan masing-masing perasaan, putri Sheinafia kembali ke dalam kamarnya dan pangeran Rogfave memilih untuk kembali berkumpul di singgasana karena akan ada rapat besar kali ini.

"Jadi bagaimana?" raja Meraandi bertanya kepada jajaran petinggi-petinggi penting dari tiga negeri yang beraliansi dengan negeri Ring. Aliansi antara Ring Land, Diamond Land, dan Holy Land. Rapat penting seperti ini memang diadakan di kerajaan berbeda-beda, kali ini kerajaan Bluebove dari negeri Ring yang terpilih untuk tempat berkumpulnya para petinggi.

"Yang Mulia, izin bertanya." Pangeran Heksama mengangkat tangannya.

Para raja mempersilahkan pangeran Heksama yang mengajukan diri untuk bertanya. "Silahkan, Nak!" Raja Olen-raja kerajaan Sekrueme dari negeri Holy-mempersilahkan.

"Seperti biasanya, apa kali ini perwakilan dari kita akan meminta putri Sheinafia untuk bertanya mengenai peperangan ini?" tanya pria itu yang langsung diangguki oleh raja Meraandi.

"Tentu, Pangeran. Seperti biasanya, aku yang akan bertanya kepada putriku." Raja Meraandi menjawab sembari melemparkan senyuman ramahnya.

"Apa tidak sebaiknya kita bawa putri Sheinafia ke medan perang, Yang Mulia?" tanya pangeran Heksama lagi.

"Tidak!" tolak pangeran Rogfave sembari melempar tatapan tajam ke arah pangeran Heksama yang tersenyum jahil.

"Bukan ide yang buruk, terlebih penglihatan putri Sheinafia akan berubah-ubah jika mengingat bahwa musuh juga memiliki seseorang yang memiliki kekuatan serupa." Kali ini pangeran Erkinsous-pangeran kerajaan Arksend negeri Diamond-yang setuju dengan pangeran Heksama.

Para raja yang berada di sana mengangguk setuju, lalu menatap pangeran Rogfave yang marah dan raja Meraandi yang terdiam.

"Aku setuju, terlebih kekuatan Asa tak mampu untuk menguping rencana mereka. Mengingat jarah negeri musuh yang sangat jauh, kemungkinan mereka menaruh bom di dasar lautan yang akan menghancurkan kita nantinya." Raja Zouleen-ayah pangeran Asa-kali ini membuka suara.

"Jangan lupakan putri Marbelle, agar kita bisa tahu rencana mereka nantinya," usul Oldish-pelayan pangeran Erkinsous.

"Aku tidak setuju! Bagaimana bisa kita membahayakan nyawa seorang gadis? Dengan membawa mereka ke medan tempur, itu akan sangat berbahaya!" Pangeran Rogfave mengeram marah di tempatnya, karena ini menyangkut tentang nyawa gadisnya. Pria itu tak akan tinggal diam.

"Maaf Yang Mulia Raja, aku juga tidak setuju!" Kali ini Yersel yang berujar dengan dinginnya, membuat mereka di sana meremang karena merasakan aura yang mematikan.

"Baiklah, baiklah, kita-"

"Maaf karena mengganggu rapat kali ini, aku tidak masalah kalau harus ikut ke medan tempur!" Putri Sheinafia dan putri Delalimata muncul di sana, membuat yang lain menoleh ke arah mereka.

"Dengan senang hati Yang Mulia, kami akan ikut untuk kelancaran pertempuran. Bahkan aku bisa menghapus kejadian yang memicu perang kali ini," ungkap putri Delalimata, mengingat bahwa gadis itu mampu menghapus semua kejadian dengan kekuatannya.

"Tidak Delali, itu sangat membahayakan! Kau bisa musnah dari dunia ini jika memaksakannya!" Raja Rendruska-ayah pangeran Rekanafi-menyela dengan cepat.

"Jika kita menghapus kejadian tersebut, itu akan memalukan untuk aliansi kita. Dan hal tersebut bisa memicu perang Dunia kedua. Lebih baik kau, Delali, memblokir akses untuk mereka melihat rencana yang akan kita susun." Raja Sheds-ayah pangeran Rogfave-berbicara dengan bijak.

"Kalian tidak perlu ikut," ujar raja Hilman-ayah putri Delalimata, "sepertinya rapat kali ini harus ditunda dulu, mengingat kondisi saat ini yang kurang memungkinkan."

Seluruh pria yang berada di singgasana itu mengangguk setuju, lalu para raja langsung bubar meninggalkan para putri dan pangeran untuk menyelesaikan negoisasi mereka.

Seluruh pria yang berada di singgasana itu mengangguk setuju, lalu para raja langsung bubar meninggalkan para putri dan pangeran untuk menyelesaikan negoisasi mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MY CROWN [END]Where stories live. Discover now