Twenty-five

10 9 0
                                    

Sang ratu semakin mengeratkan pelukannya kepada sang putri

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Sang ratu semakin mengeratkan pelukannya kepada sang putri. "Bagaimana bisa terblokir, Mar?" tanya pangeran Rekanafi dengan wajah paniknya.

"Aku tidak tahu, Kak," balas putri Marbelle.

"Kejadian itu tidak mungkin terblokir begitu saja," ucap pangeran Rekanafi sembari menatap putri Delalimata yang juga beralih menatapnya.

"Mahkotamu hilang, Sheinafia. Maafkan ayah, tapi ini aturan dari God, kau harus diasingkan!" putus sang raja dengan wajah sedihnya, membuat putri Marbelle tersenyum dalam hatinya.

Saat hari kedua setelah kepergian putri Sheinafia, putri Marbelle menemui Mrs. Visolate, yakni pembuat ramuan di negeri Ring. Gadis itu meminta ramuan jatuh cinta, yang awalnya langsung ditolak dengan Mrs. Visolate.

"Jika kau tidak ingin membuatkannya untukku, kau akan kehilangan keluargamu!" ancam putri Marbelle sembari menodongkan pistol milik mendiang kakeknya ke arah kepala Mrs. Visolate. Wanita paruh baya yang masih sayang akan nyawa serta keluarganya, langsung mengangguk patuh dan menuruti permintaan putri Marbelle.

"Ini ramuanmu, jangan lupa untuk memberikan tiga tetesan setiap bulan kepada targetmu. Kalau kau sampai lupa memberikan ramuan ini, maka semuanya akan kembali seperti semua. Pria yang akan menjadi targetmu akan melupakan perasaan cinta buatan ramuan ini," pesan Mrs. Visolate yang diangguki putri Marbelle dengan malas, lalu gadis itu beranjak dari sana meninggalkan Mrs. Visolate.

Gadis itu menunggu waktu yang tepat untuk menuangkan ramuan tersebut ke dalam minuman pangeran, hingga ketika salah seorang pelayan membawa minuman untuk sang target. Gadis itu segera merebutnya, dan mengambil alih minuman tersebut.

Lalu melangkah dengan anggun mendekati pangeran Rekanafi, sembari menyerahkan minuman dengan tiga tetesan ramuan tersebut kepada korbannya. Setelah dipastikan bahwa pangeran Rekanafi menegak habis minumannya, gadis itu beranjak dari tempatnya.

Flashback off!

"Aku rasa kejadian ini tidak perlu dihapus, agar gadis gila ini tahu bahwa semua kebusukannya sudah terbongkar!" desis putri Delalimata lalu memetik jemarinya untuk menarik kembali cahaya yang melingkupi ruang tidur putri Marbelle.

Setelahnya putri Delalimata langsung berlari keluar, meninggalkan pangeran Rekanafi yang masih terguncang di tempatnya. Gadis itu menyusuri koridor istana dengan cekatan agar segera sampai di ruang penyimpanan mahkota. Sesampainya gadis itu di sana, dirinya mencari-cari peti atas nama Sheinafia.

"Sheinafia Bluebove famele," ujar gadis itu sepanjang menelusuri ribuan peti yang ada di ruangan tersebut. Pasalnya di dalam ruangan ini banyak tersimpan mahkota para pendahulu mereka yang telah gugur.

Sampai akhirnya putri Delalimata melihat peti atas nama putri Sheinafia. Gadis itu menarik salah satu kursi yang berada di tengah-tengah ruangan tersebut, lalu menaikinya untuk menurunkan peti tersebut. Namun, ketika peti tersebut telah berhasil diturunkan, tidak ada apapun di dalamnya. Peti kosong, membuat putri Delalimata semakin gelisah di tempatnya.

"De, kau mencari ini?" tanya ratu Sheifarai yang datang secara tiba-tiba, dengan benda dalam genggamannya.

Kedua mata putri Delalimata terbelalak ketika melihat mahkota yang berada dalam genggaman sang ratu, gadis itu mengangguk dengan cepat karena merasa senang. Sampai tak sadar keduanya meneteskan air mata di ruang penyimpanan mahkota.

"Bagaimana ratu bisa menemukannya?" tanya putri Delalimata.

"Kemarin raja menyuruh para pelayan untuk membereskan serta membersihkan ruangan ini, hingga salah satu pelayan melihat peti milik Sheinafia ada mahkotanya. Pelayan tersebut memberikannya padaku dan menceritakan bahwa dia menemukannya," tutur ratu Sheifarai sambil menyeka air mata bahagianya.

"Kau sendiri, bagaimana kau bisa tahu bahwa mahkota Sheina ada di ruangan ini?" tanya ratu Sheifarai dengan memicing, "bukan kau pelakunya kan, De?"

Mendengar hal itu putri Delalimata menggeleng, tidak ingin dituding untuk kedua kalinya. "Aku dan pangeran Rekanafi sudah menemukan pelakunya, Bunda," ujar putri Delalimata.

"Oh, syukurlah, maafkan aku yang hampir mencurigaimu, De," ucap ratu Sheifarai yang merasa tidak enak, wanita itu meraih pundak putri Delalimata lalu membelainya.

"Katakan, siapa yang mencuri mahkota ini, De!" desak ratu Sheifarai dengan tidak sabaran, rasanya wanita itu ingin mencabik-cabik jantung sang pelaku.

"Mungkin kau tidak akan menyangka bahwa Marbelle yang melakukannya, Bun," ujar putri Delalimata lirih, tetapi masih dapat terdengar oleh sang ratu. Mengetahui hal itu, ratu Sheifarai menyerahkan mahkota tersebut dalam genggaman putri Delalimata, lalu melangkah pergi dari ruangan tersebut dengan mengepalkan kedua tangannya.

 Mengetahui hal itu, ratu Sheifarai menyerahkan mahkota tersebut dalam genggaman putri Delalimata, lalu melangkah pergi dari ruangan tersebut dengan mengepalkan kedua tangannya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
MY CROWN [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin