Twenty-nine

12 10 0
                                    

"Kenapa kau memberiku harapan lagi? Penolakanmu kala itu sudah jelas untukku, mungkin kau memang lebih cocok dengan Rekanafi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau memberiku harapan lagi? Penolakanmu kala itu sudah jelas untukku, mungkin kau memang lebih cocok dengan Rekanafi. Mengingat hanya dia yang normal di antara yang lainnya, termasuk aku. Lagipula kau dengannya sempat ingin lamaran, kan? Kurasa cukup sudah hubungan yang kita jalani dulu, sekarang perasaanku untukmu sudah pudar mengingat saat itu kita masih kecil. Semua yang kita ucapkan dulu hanya omong kosong, perasaan itu hanya singgah di masa kanak-kanak kita saja."

Putri Sheinafia menggeleng di tempatnya ketika mendengar penuturan dari pangeran Rogfave. Nyatanya perasaan gadis itu tetap sama, alasannya menerima perjodohan karena pangeran Rogfave tak pernah menemuinya lagi. Maka dari itu putri Sheinafia berniat mencoba untuk mengubur perasaannya dengan membuka lembaran baru bersama pangeran Rekanafi. Setelah pria yang ditunggu-tunggu olehnya kembali muncul, perasaan tersebut semakin sulit untuk dipadamkan.

"Tidak, Rog!" Putri Sheinafia menyangkal ucapan pangeran Rogfave. "Kau salah! Tak ada satu detik pun waktu yang terlewatkan untukku mencintaimu, menunggumu, bahkan merindukanmu. Aku menerima perjodohan itu, karena apa? Karena kau tak kunjung kembali dan melamarku kepada Ayah, makanya aku menerima perjodohan ini berniat untuk melupakanmu. Nyatanya, aku tak mampu melakukan semua itu, aku semakin tak kuasa setelah bertemu kembali denganmu."

"Aku yakin, perasaanmu masih sama seperti dulu." Putri Sheinafia berujar dengan yakin, gadis itu segera mendekap tubuh pangeran Rogfave yang mematung di tempatnya. Perlahan pria itu membalas pelukan putri Sheinafia, membuat gadis itu tersenyum di tempatnya.

"Sudahlah lupakan yang lalu, Shei." Pangeran Rogfave melerai pelukan mereka, membuat putri Sheinafia menggeleng di tempatnya.

"Aku minta maaf karena keegoisanku dulu. Aku juga minta maaf karena dulu menolakmu, sekarang aku sadar kalau menolakmu sama saja dengan bunuh diri." Kini gadis yang terkenal sangat anggun, menjadi gadis yang penuh dengan dramanya. Pangeran Rogfave tidak habis pikir bahwa gadisnya akan berbicara demikian.

Kali ini pangeran Rogfave yang menggeleng di tempatnya ketika melihat putri Sheinafia yang hendak bicara kembali. "Stt!" Pria itu menaruh jari telunjuknya di bibir putri Sheinafia, membuat gadis itu terdiam di tempatnya.

"Cukup, jangan bertele-tele lagi Sheina!" sela pangeran Rogfave.

"Apa itu artinya, saat ini kau menerima diriku dengan semua kekurangan yang ada pada diriku saat ini?" Pangeran Rogfave menatap putri Sheinafia di tempatnya dengan dalam, membutuhkan jawaban dari gadis itu. Pria itu butuh kepastian, apakah dirinya harus maju atau mundur?

Sebagai jawaban, putri Sheinafia mengangguk di tempat. Membuat pangeran Rogfave bingung dengan tingkahnya. "Jadi?" Pria itu bertanya dengan suara beratnya, lagi-lagi membuat gadis itu mengangguk.

"Apa artinya anggukan itu?" tanya pangeran Rogfave karena putri Sheinafia menjadi bisu seketika.

"Iya." Putri Sheinafia menunduk dalam-dalam, seketika malu di tempatnya. Membuat pangeran Rogfave menahan tawa, memilih tersenyum ketika melihat tingkah gadis yang amat ajaib di depannya.

"Iya apa?" Seketika putri Sheinafia mendongak sembari berdecak sebal, membuat tawa sang pangeran pecah seketika.

"Iya aku menerimamu, Pangeran Rogfave!" Setelah mengatakan hal tersebut, putri Sheinafia langsung menenggelamkan wajahnya di dada pangerannya. Keduanya tertawa di tempat, melepas kebahagiaan yang bergelora di keduanya. Hari ini hubungan keduanya membaik, dan nanti putri Sheinafia ingin mengajak pangeran Rogfave untuk menemui pangeran Rekanafi dan menjelaskan semuanya. Gadis itu juga ingin meminta maaf.

Sedangkan di sudut taman, tanpa mereka sadari ada pangeran Rekanafi dan putri Delalimata yang mendengar percakapan mereka. Pria itu segera beranjak dari tempatnya, karena tak mampu menahan sesak di dadanya. Ketika mengetahui bahwa seseorang yang kita cinta mengatakan fakta yang berhasil melukai jiwa, pastinya kita tak kuasa bertahan dengan kedua kaki yang seketika lemah tak berdaya.

Bagaimana rasanya, ketika kamu telah diterbangkan oleh rasa lalu seketika dijatuhkan dengan fakta yang ada? Sakti pastinya. Bahkan sangking sakitnya, tak ada obat yang ampuh untuk menyembuhkannya. Cinta sangatlah berbahaya, banyak orang yang buta karena cinta.

Bahkan banyak orang yang terbuai akan lima huruf satu kata tersebut, dan akan sangat berbahaya jika kamu terjerumus ke dalamnya. Maka dari itu, janganlah kamu terlalu cinta. Karena sekalinya kamu patah, akan sulit menyatukan patahan itu untuk kembali utuh seperti sediakala. Namun ketika kamu sudah terlanjur jatuh, janganlah lupa untuk bangkit kembali.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY CROWN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang