MY CROWN [END]

Seven

"Dimana mahkotamu, Shei?" tanya ratu Sheifarai ketika tidak menemukan mahkota di kepala putrinya.

Putri Sheinafia yang tersadar kalau mahkotanya tidak ada di kepala, seketika kembali ke kamarnya. Gadis itu berlari dengan tergesa-gesa, sesampainya di kamar putri Sheinafia langsung mencari keberadaan mahkota di atas kasur, takutnya terjatuh ketika dirinya tertidur. Lalu beralih ke peti tempatnya menyimpan mahkota, tetapi nihil, gadis itu tak menemukan mahkota tersebut.

"Beeresha! Beeresha!" panggil gadis itu kepada pelayannya, seolah sadar bahwa Beeresha berada di dapur. Segera gadis itu berlari menyusuri koridor tanpa menghiraukan apapun, bahkan saat dirinya disapa oleh pangeran Rekanafi ketika berpapasan.

"Beeresha," cicit gadis itu di depan dapur, karena lelah berlarian sejak tadi.

"Astaga, Shei, ada apa? Mengapa kau lari-lari begini?" tanya Beeresha yang melihat majikannya berlarian.

"Apa kau melihat mahkotaku, Be?" tanya putri Sheinafia, yang langsung dibalas gelengan oleh Beeresha.

Di saat itulah tangis putri Sheinafia pecah, gadis itu berjongkok sembari menutupi wajahnya yang bersimbah air mata. Mahkota adalah pegangan seorang wanita, jika mahkota itu hilang maka dunianya pun ikut menghilang. Gadis itu masih saja menangis, meratapi nasib yang saat ini. Ini tidak bisa melihat masa depan lagi. Hingga ratu Sheifarai yang baru sampai di sana langsung menghampirinya, memeluk putrinya dengan untuk memberi kekuatan.

"Bunda, mahkotaku hilang," isak putri Sheinafia di dalam pelukan ratu Sheifarai.

Ratu Sheifarai membelai surai milik putri Sheinafia, tak lama dari itu semua orang sudah berkumpul di depan dapur. Raja Meraandi bersama putri Marbelle yang baru datang langsung mendekati putri Sheinafia.

"Marbelle, coba kau lihat, apa yang terjadi dengan mahkota Kakakmu!" titah sang raja kepada putrinya.

"Baik Ayah," ucap putri Marbelle patuh.

Kemudian gadis itu mulai melihat kejadian di saat mahkota kakaknya menghilang. "Maaf Ayah, aku tidak bisa melihatnya. Kejadiannya terblokir oleh waktu," ucap putri Marbelle yang membuat ratu Sheifarai menghembuskan napasnya.

Sang ratu semakin mengeratkan pelukannya kepada sang putri. "Bagaimana bisa terblokir, Mar?" tanya pangeran Rekanafi dengan wajah paniknya.

"Aku tidak tahu, Kak," balas putri Marbelle.

"Kejadian itu tidak mungkin terblokir begitu saja," ucap pangeran Rekanafi sembari menatap putri Delalimata yang juga beralih menatapnya.

"Itu tandanya mahkotamu benar-benar hilang, Sheinafia. Maafkan ayah, tapi ini sudah aturan dari God, kau harus diasingkan!" putus sang raja dengan wajah sedihnya.

Keputusan itu membuat semua yang ada di sana menangis, sudah menjadi aturan dari God. Untuk mengasingkan mereka yang lalai menyimpan serta menjaga mahkotanya. Dan aturan tersebut tidak dapat diganggu gugat lagi. Setelah memberi keputusan, sang raja mencium kening putrinya, lalu beranjak meninggalkan ruang dapur.

Sedangkan pangeran Rekanafi melangkah lalu menyeret paksa putri Delalimata, dan membawa gadis itu pergi ke ruang tidurnya. "Sakit," ringis putri Delalimata di sepanjang jalan karena merasa sakit pada lengan kanannya yang diremas oleh pangeran Rekanafi.

"Kembalikan mahkota itu!" titah pangeran Rekanafi saat mereka sampai di kamar pria tersebut. Putri Delalimata menoleh bingung dengan ucapan sang pangeran.

"Apa maksudmu?" tanya putri Delalimata bingung.

Pangeran Rekanafi tersenyum sinis ketika mendengar pertanyaan putri Delalimata, yang menurutnya tengah bersandiwara. "Kamu pasti tahu apa maksudku, De! Cepat kembalikan mahkota itu, atau aku akan mencekik lehermu!"

Jadi gimana-gimana?

Menurut kalian Delalimata yang ngambil mahkota Sheinafia atau bukan, nih?