Part 28

1.6K 67 1
                                    

''Paman''

Pria yang berumur setengah abad itu mendongak pada suara yang tidak asing di telinganya.Ia berdiri,tersenyum kaku pada pemuda yang sudah lebih dari delapan tahun tidak di temuinya.Pemuda yang sudah tumbuh lebih dewasa sekarang.

Pemuda itu berdiri di ambang pintu,mencengkram erat pegangan pintu,menahan emosi.

''Jeff''gumam pria tua itu.

Pria yang lebih muda darinya yang sejak tadi duduk di hadapan pria tua itu berdiri Setelah mengkancing jasnya,ia berbalik membelakangi pria tua itu.

''Kau mau kemana,Sam?''tanya pria tua itu saat melihat ia akan melangkah.

''Aku ada urusan,Pa''ucapnya acuh lalu pergi.Ia berjalan melewati Jeff namun tak menoleh sedikitpun padanya.Jeff meliriknya sekilas lalu kembali melihat pria yang di panggilnya paman tadi.

''Sudah lama kita tidak bertemu,Jeff''

''Langsung saja,Paman.Apa yang paman inginkan?''suaranya terdengar marah.

Jeff langsung berkata tanpa basi-basi.Ia sangat mengenal pria tua ini.Perangainya tidak jauh berbeda dengan anaknya.Egois.Jeff harus berhati-hati dengannya.Walau sudah lama tak bertemu ia yakin,pamannya ini belum berubah.

Tapi,Jeff masih mengingat kebaikannya.Dimana pamannya ini yang membesarkannya sejak orang tuanya meninggal saat ia masih kecil.Paman George sudah dianggapnya sebagai pengganti orang tuanya.Namun,ada satu hal yang membuat ia kecewa pada pamannya ini.Perjodohan.

Ia lebih baik menyerahkan seluruh harta warisannya daripada menerima menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak ia cintai apalagi perjodohan itu semata-mata dilakukan hanya demi bisnis.

Jeff sudah pernah menolak dengan halus permintaan pamannya itu,namun paman George malah mengusirnya dan tidak memberikan sepeserpun harta yang di wariskan orang tuanya.Tentu saja,hal itu membuat Jeff sedih bukan karena harta tapi,karena orang yang di sayanginya,yang di hormatinya,yang sudah di anggapnya sebagai ayahnya sendiri dengan tega mengusirnya hanya karena ia menolak menikah dengan Kay,putri seorang pejabat dan pengusaha sukses di kotanya juga yang ternyata adik kelasnya.

Pria tua itu menghela napasnya.Ia terlihat lelah.Ia kemudian duduk di kursi kebesarannya.

Merasa pamannya tidak memberikan jawaban,Jeff maju menuju dimana pamannua duduk.Dengan langkah besar ia menghampirinya.

''Mengapa paman menyuruhku pulang?Mengapa paman menyebut-nyebut nama Sally?Apa Sam yang memberitahumu?Aku tidak akan pernah memaafkan paman jika terjadi sesuatu pada kekasihku''ucapnya emosi.

''Ternyata kau masih marah pada pamanmu ini hingga kau berpikiran buruk tentangku''ucapnya pelan.''Aku tidak mungkin menyakiti seseorang yang sangat berarti untukmu,Jeff''

''Aku tidak percaya''

Pria yang rambutnya memutih itu tertawa hambar.

''Sam bilang wanita bernama Sally adalah wanita yang kau cintai dan wanita itu juga mencintaimu.Sam juga cerita bahwa ia juga mencintainya tapi,wanita itu lebih mencintaimu''

''Lalu,Sam ingin merebutnya dariku?''Jeff tersenyum miring.''Dia tidak akan mendapatkannya.Cinta kami begitu kuat.Tidak ada yang dapat memisahkan kami termasuk paman''Ia tersenyum mengejek.''Paman sudah mendapatkan semuanya.Apa belum puas?''

''Yeah...Semua yang terjadi adalah kesalahanku.Kau tumbuh menjadi anak yang baik,hingga aku berpikir kau mau menuruti semua keinginanku.Berbeda dengan Sam.Ia tumbuh menhadi anak yang egois.Aku salah,tidak semua yang aku inginkan harus dapat terpenuhi.Aku lupa bahwa kau memiliki perasaan.Sekarang kau telah menemukan orang yang kau cintai.Aku tidak ingin mengulang kesalahanku''

Pria tua itu menarik napas dalam.Ia kemudian menyandarkan tubuhnya.Menatap keponakannya yang tidak menatapnya sama sekali.Pria itu lebih tertarik menatap jendela yang memperlihatkan keindahan malam yang terhias lampu-lampu yang terpancar dari gedung-gedung seberang.

''Jika kau sudi,maafkanlah pamanmu yang sudah tua ini''

''Jangan bertele-tele.Sebenarnya apa yang paman inginkan?''

''Pulanglah,Jeff.Pulanglah kerumahmu''

''Aku tidak punya hak disini.Apa paman lupa?Paman telah mengusirku''

''Aku lebih sering memarahi dan memukul Sam daripada kau.Aku bahkan memaki anakku sendiri.Aku hanya memarahimu sekali dan kau langsung keluar dari rumah ini''

Jeff tidak tahu apa yang membuatnya menoleh pada pamannya.Apakah karena kata-kata pamannya atau suara isakan itu.Seumur hidup Jeff,ia tidak pernah sekali pun melihat pamannya mengeluarkan airmata walau Sam berkali-kali  menghancurkan nama baik keluarga tak pernah pamannya menangis bahkan di saat istri tercintanya meninggal,paman masih terlihat tegar.

Sekarang Jeff tidak tahu apakah pamannya menangis karena dirinya atau karena kesalahan pamannya itu tapi Jeff merasa ia juga bersalah.Terlalu cepat emosi dan tersinggung.Hingga mengambil keputusan dalam keadaan marah setelah pamannya tanpa sengaja mengusirnya.

Jeff melihat pamannya itu menyeka airmatanya dengan jari-jari tangannya yang sudah keriput.

''Aku sudah tua,Jeff.Aku tidak lagi kuat seperti dulu.Aku sudah lelah memimpin perusahaan.Sam tidak bisa di andalkan.Dia memilih jalannya sendiri.Sekarang aku ingin menyerahkan dan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi hakmu.Kau sudah besar,dan aku yakin kau bisa memimpin perusahaan yang ayahmu tinggalkan.Aku tahu kemampuanmu.Kau sudah membuktikannya dengan membangkitkan kembali Blue mountain yang sudah bangkrut''

''Dave yang membantuku''

Pamannya manggut-manggut mengiyakan.

Keheningan melanda mereka.Jeff kembali memandangi jendela yang tidak tertutupi tirai.Ia melihat ke sekeliling ruangan kerja pamannya.Ruangan ini tidak berubah sedikitpun masih sama seperti delapan tahun lalu.

Jeff menyadari sesuatu.Di tempat inilah paman George mencurahkan waktu dan tenaganya,mengajarinya tentang hidup.Tentang cinta.

''Maafkan aku,Paman''

TBC

Love For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang