BAB 9

40.4K 4.6K 371
                                    


Entah kenapa kalau dia sedang bad mood dia malas bertemu dengan wanita satu ini. Sudah cukup dia ketemu Ronald di pesta-nya Reiga, yang disambut Hani dengan mata terbelalak dan teriakan histeris ketika dia menceritakannya, dan berada dalam situasi yang buruk dengan Reiga karena mulut besarnya yang tidak bisa berhenti mengoceh, sekarang ia harus berdampingan dengan Miss Daphne di meeting dengan Selco. Ia percaya ini akan menjadi hari yang panjang baginya. Bahkan ketika Rudi menyogoknya dengan satu gelas caramel latte hangat, alisnya masih saja bertaut.

"Tumben lo mau ikut meeting?" tanya Nila, menaikkan sebelah alisnya kepada Daphne.

"CFO minta gue hadir. Lagipula, gue denger soal lo dan Pemimpin Divisi Pengadaannya-nya Selco, Nila. Gue mau lihat dia seperti apa," ucapnya santai sambil memeriksa penampilannya di kaca kecil.

Mendengar itu rasa-rasanya rahang Nila hendak jatuh. How the hell does she know about it?!? Padahal ia sudah dengan spesifik meminta Rudi, Pak Didit dan Mbak Ratna untuk merahasiakannya agar tidak terjadi rumor di kantor. Dan, ternyata itu sudah menyebar! Pantas saja kemarin para OB melihatnya dengan tatapan belas kasihan karena mereka tahu Nila adalah perawan tua tidak menarik sampai-sampai ia dijodohin! 

Dilihatnya Rudi dengan tatapan membunuh tingkat tinggi dan Rudi hanya menelan ludah serta melontarkan seribu pembelaan bahwa bukan dialah yang menyebarkan rahasia itu. Saat itulah tim tender Selco datang dan kali ini tidak ada Reiga yang memberi sapaan pembuka. Nila langsung berperasangka bahwa mungkin Reiga masih marah padanya. Yang mana sebenarnya harus ia syukuri karena ini berarti ia tidak akan bertemu lagi dengan cowok itu, tapi mengapa matanya masih mencari-cari keberadaannya?

Negosiasi kali ini berjalan lumayan lancar karena rupanya beberapa klausul yang diusulkan oleh Fantelco sudah dapat diterima oleh Selco dengan beberapa penyesuaian yang cukup masuk akal dan tidak termasuk prohibited. Bagian syarat-syarat pembayaran yang ditangani oleh Daphne akhirnya dapat diselesaikan karena Daphne akhirnya bisa berbicara langsung dengan bagian finance Selco. Meeting-pun ditutup dengan Selco menyampaikan jadwal online bidding untuk penawaran harga. Nila dan Rudi menghembuskan nafas lega dengan senyuman lebar karena akhirnya masalah kontrak telah selesai.

Tetapi, bahkan sampai meeting berakhir kali ini, Reiga tidak menampakkan diri. Mungkin ia sibuk, mungkin ia ada meeting lain, mungkin ia memang menghindari Nila, mungkin ia tidak mau bertemu dengannya lagi. Entahlah. Begitu banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Bahkan Miss Daphne sempat mengutarakan kekecewaannya ketika mereka mengantri lift turun dengan berbisik bahwa ternyata ia salah menilai Pemimpin Divisi Pengadaan Selco yang katanya ramah.

Rasanya Nila ingin menyuruh Daphne menghentikan ocehannya. Karena semakin banyak Daphne mengoceh, semakin ingin ia melihat Reiga.

"You need a Godiva..." bisik Daphne kepada Nila ketika mereka berada di dalam lift. "Nila, lo terlihat misarable karena enggak bisa melihat dia hari ini dan pada saat seperti ini, coklat, terutama Godiva, adalah penyembuh yang baik. Kita ke Plaza Indonesia aja apa ya? Mumpung dikit lagi jam makan siang," ujarnya sambil tersenyum.

"Who are you and what are you doing to Miss Daphne?" sambar Rudi ketika mendengar apa yang dikatakan Daphne kepada Nila, yang dengan sukses dibalas Daphne dengan putaran bola mata "whatever" terbaiknya.

Melihat tingkah laku Rudi dan Daphne membuat Nila tertawa kecil, namun tawa itu hilang ketika pintu lift terbuka dan sosok Reiga dan Sylvia berdiri di depannya, berpegangan tangan. Ditambah lagi Nila bisa melihat sedikit bekas lipstick di ujung bibir Reiga dan kerah kemeja yang tidak selicin biasanya. Hatinya terasa jatuh ke dasar perutnya dan ia dengan reflex memalingkan wajahnya.

Not A MatchМесто, где живут истории. Откройте их для себя