Tiga puluh dua

8.8K 426 42
                                    

"Tambah lagi!" teriak dokter Galih panik pada suter.

Sedangkan dokter Galih berulang kali menggesek gesekan dua benda menyerupai setrikaan itu pada dada Leon yang telanjang.

Bluk..

Tubuh Leon ikut terangkat keatas beberapa detik sebelum kemudian jatuh terhempas lagi.

"Lagi!"

Bluk...

Tiiiiiiiiiiiitttttttt...........

Monitoring itu berdenging nyaring membuat ketegangan seluruh perawat dan dokter.

Dokter Galih menggeleng lemas lalu mengisyaratkan pada seluruh perawat agar melepaskan seluruh alat dari tubuh Leon.

Dokter Galih menarik masker putih dari wajahnya. Keringat menyembul mengiasi wajah bulatnya.

                        •••••••••

"Ada apa..?" Geisa mengalihkan pandangan pada lalu lalang kendaraan di jalan raya yang dikepuli  polusi.

Entah kenapa hatinya merasa teriris sesuatu yang terasa perih.

Ilham mengulum senyum sambil menaroh gelas kopi yang baru saja di isapnya. Kepulan asap menari nari di atas kentalnya cairan hitam itu.

Bukan hal yang menyegarkan jika di nikmati siang hari yang bolong seperti ini bagi sebagian orang yang tidak menyukainya.

"Aku boleh minta tolong?" tatapan matanya tidak terlepas pada wajah Geisa.

"Tolong apa?"

"Coba kamu baca pesan ini!" Ilham meletakan ponsel hitam di hadapan Geisa. Membuat pandangan mata wanita itu turun terarah.

Alisnya mengkerut bertaut. Bibir merahnya yang sejak tadi tertutup rapat dan hanya sesekali terbuka kini bergerak.

"Baca saja!" pinta Ilham.

Tangan Geisa terangkat bergerak mengambil ponsel itu. Beberapa detik ekspresinya hanya datar sebelum kemudian wajahnya terangkat menatap Ilham.

"Maksudnya?"

"Menurut keterangan saksi mata kejadian itu tepat pukul.17 lewat dan pesan masuk itu pun sekitar pukul 17.20-"

"Langsung ke intinya!" potong Geisa, Ilham mengangguk.

"Indri pingin aku menyeret wanita itu. Dia yakin kalo ada sesuatu yang terjadi sebelum kecelakaan itu."

Geisa menatap bingung pada Ilham. "Tidak ada hal luar biasa yang terjadi sebelum kecelakaan itu. Aku yakin mereka hanya berduaan dan bermesraan itu saja!"

"Kenapa kamu bisa yakin seperti itu?" Ilham menegakan posisi duduknya.

"Bukannya Indri juga sudah melihat secara live cctv di layar laptop waktu liburan dulu. Dan ... Dan hanya hal itu yang aku rasa mereka lakukan."

"Tapi wanita itu tidak bersama Leon, Ges. ... bahkan di sini Leon menyuruh seseorang untuk menangkap dan menyekapnya."

"Apa sih yang Indri mau. Bertanya seperti orang bodoh pada wanita itu atau orang yang mengirim pesan ini? Geisa mendengus pelan. "Leon selingkuh dan itu sudah fakta!"

"Karna Indri butuh penjelasan wanita itu di pengadilan nanti. Dia juga berpikir kalo wanita itu ada sangkut pautnya dengan kecelakaan ini."

"Ini kecelakaan Ham, real kecelakaan. Bukan karna wanita itu." Geisa mendorong pelan kursi yang di dudukinya lalu berdiri.

wanita lain ( End )Where stories live. Discover now