19

30 8 0
                                    

"Hei, kamu. Ngapain kamu masih diluar?" ucapnya membuat Al berbalik memandangnya.

"Maaf bu, saya terlambat!" ucap Al yang langsung menunduk meminta maaf pada guru yang terkenal tegas itu.

"Ya, ampun Alfonso. Apa kamu terlambat? Ibu gak percaya ini. Ayo masuk dan segera jelaskan pada ibu!" Perintahnya.

Al kemudian dipersilahkan masuk oleh security tersebut, dan ia pun mengikuti langkah guru BK menuju ruangannya. Sesampainya disana, ia duduk tepat di hadapan guru itu, dan akan dimintai keterangan tentunya, seperti yang dilakukannya pada siswa lainnya saat sama posisinya seperti dirinya.

"Al, ada apa ini? Kenapa kamu terlambat? Ibu gak percaya kamu seperti ini. Apa kamu lupa kalo kamu itu ketua OSIS disekolah ini?"

"Bu, maaf. Tadi Al terlambat bangun." Jawabnya.

"Ya, ampun Al. Kamu kok bisa telat bangun? Setau ibu kamu itu selalu disiplin dan tepat waktu. Makanya ibu selalu bangga sama kamu, ibu suka kepribadian kamu yang selalu menjadi contoh. Kalo begini, gimana lagi kamu mau jadi contoh, nak? Ibu jadi malu, malu pada guru lain, malu pada siswa, malu buat catat nama kamu didaftar buku pelanggaran." Al masih menunduk mendengar kekecewaan dari bibir guru yang selalau mensupportnya itu.

"Kamu tau peraturan tetaplah peraturan, dan bagi siapa yang melanggarnya akan di beri sanksi. Dan ini adalah Peringatan Pertama buat kamu. Kalo sampe kamu melakukan 3 kesalahan, kamu akan diturunkan dari jabatan kamu. Ibu harap itu tidak akan pernah terulang lagi. Kamu bisa janji buat itu kan?" sambungnya.

"Iya bu, Al janji. Sekali lagi Al minta maaf bu, Al bakalan ngelakuin hukuman yang akan ibu kasih.

"Baiklah kalo begitu, seperti siswa yang lainnya, ibu akan bersikap tegas dan adil bagi siapa yang melanggar aturan. Kamu harus keliling lapangan utama sebanyak 5 putaran setelah mereka bubar barisan."

Sementara di dalam barisan, Airin sangat tidak nyaman dengan kejadian tadi. Ia terus saja memikirkan Al yang ditinggalnya diluar gerbang. Ia terus memandangi barisan OSIS berharap laki-laki itu sudah berada disana.

"Hei, beb! Lo kenapa sih, kaya lagi nyariin orang gitu?" Bisik Nindy yang baris disampingnya.

"Ah, hei! Enggak kok." Jawab Airin.

"Dia nyariin gue kali, Nin. Biasa orang ganteng mah, memang selalu dicariin sama cewe cantik. Sampe lupa kalo ada di dekatnya." Bisik Bima tiba-tiba.

"Aiiis, ribut lo! Perasaan banget. Jijay gue. Udah ketularan si bayu kali lo ya?" Ucap Nindy mengepal tangannya seakan ingin meninju Bima.

...........................

"Woi ada apaan sih dilapangan utama? Kok pada rame banget ya orang-orang pengen ke sono." Ucap Bayu yang baru saja datang kekelasnya setelah ia bubar dari barisan OSIS.

Karena kelas mereka berada di lantai 3, mereka enggan untuk turun melihat ke lapangan utama. Hal itu membuat siswa-siswi kelas itu melihat dari pinggiran kaca yang dapat memandang ke lapangan itu.

Airin tidak tertarik melihat keluar kaca. Ia berpikir paling itu hanya siswa yang cari perhatian saja.

"Ada apa sih, Mel? Ricuh banget deh." Tanya Karin sambil mengeluarkan buku dan alat tulis dari tasnya.

"Tau tuh, paling ada yang dihukum." Jawab Amel.

"Ya ampun, itu kan si ketos. Gue bener kan, itu si Al? Kok dia lari dilapangan gitu? Biasanya kan yang lari gitu yang dihukum terlambat, gak mungkin dia terlambat." Teriak salah satu siswi yang dibuat ribut oleh yang lainnya.

Mendengar itu, Airin segera bangkit dari tempat duduknya, dan berlari ke jendela kaca yang sedang dikerumuni banyak orang. Ia masuk dari sela-sela banyak orang dan akhirnya sampai di jendela yang bisa terlihat ke lapangan. Amel dan karin yang melihat tiba-tiba Airin berlari, membuat mereka bingung dan saling pandang.

ANIMOWhere stories live. Discover now