Kesan♡

23 12 4
                                    

Airin merasa mobil yang membawanya, kini berhenti. Ia terbangun. Dan betul, itu sudah di depan rumahnya. Airin segera menatap kesamping dan masih ada Al yang berusaha memarkirkan mobilnya. Ia malu karena tertidur di mobil laki-laki yang sedang bersamanya itu. Ia bahkan tak merasa bahwa ia akan tidur. Tentu ia ketiduran.

"Udah bangun? Kirain sampe besok siang baru bangunnya." Al tersenyum sambil mengeluarkan sebuah payung.

"Kita udah nyampe lho. Ayo biar gue payungin." Ucapnya membuka pintu sebelah kiri mobilnya dan mengajak Airin untuk turun bersamanya masuk ke rumah dengan payung yang dipakainya.

Kemudian mereka berjalan dalam satu payung mungil menuju rumah.

"Gak usah jauh-jauh. Gue gak bakal nerkam lo kali. Orang payungnya yang kecil. Dari pada lo entar kena ujan, trus lo jadi putri duyung, gimana. Gue kan gak rela. Kecuali gue juga jadi putra duyungnya." Goda Al saat Airin merasa malu untuk terlalu dekat dengan Al.

Al segera mengambil tas sekolah yang sedang ditenteng Airin dan segera merangkul bahu Airin sedikit dekat dengannya, agar tak terkena hujan.

Merasakan bahwa Al merangkul bahunya, Airin menatap sekilas Al.

"Gak usah ngeliat gue gitu. Cuman bahu kok yang gue rangkul bukan yang lain-lain." Kemudian ia tertawa kecil.

"Al, kamu ya. Padahal aku gak bilang apa-apa loh."

"Jadi maksudnya, lo seneng nih, gue rangkul. Sampe gak mau bilang apa-apa?"

"Bu, bukan itu maksudnya."

"Aaah, ngaku aja. Pasti seneng kan. Haha...!"

"Udah, aah!" Jawab Airin menyerah. Betapa bodohnya ia menjawab seperti tadi.

Baru Airin ingin membuka pintu rumahnya, pintunya sudah terbuka. Dan terlihat ibu dan ayahnya berasa di depan pintu seperti ingin pergi keluar.

"Airin. Sayang kamu dari mana aja sih, nak? Mamah udah kuatir banget sayang. Kamu kok gak kasih kabar sih." Langsung Sarah memeluk putrinya.

"Mah, suru masuk dulu lah mah. Lagian udah pulang kok. Nanti aja peluk-pelukannya." Ucap suaminya dan mempersilahkan masuk mereka.

"Hai, Al. Ayo duduk!
Sayang, ayo ceritain sama mamah, kamu dari mana aja. Baru aja papah sama mamah mau keluar nyari kamu." Ucap Sarah yang membelai kepala putrinya.

"Tadi siang Irin diajak sama adiknya Al mah. Kita makan es krim. Trus abis itu kita pergi nonton. Mau pulang, eh tiba-tiba ujan deras, petir kencang, ditambah hp kami lowbat. Jadi ya kita lanjut lagi deh nonton sampe nunggu ujannya reda.
Tapi kami keluar, ujannya gak reda-reda juga. Yah, makanya sampe lama mah." Jelas Airin sama seperti penjelasannya dan juga Bella pada ibunya Al.

"Trus kok bisa sama Al sekarang?" Tanya Sarah.

"Tadi Airin kerumah Bella dulu rencananya. Jadi sekarang diantar deh, sama Al." Jelasnya kembali.

Al yang baru mendengar penjelasan Airin pun ikut mengangguk-angguk seperti orang tua Airin.

"Sekali lagi, kabarin mamah ya, sayang. Mamah udah sampe nangis-nangis kuatirin kamu. Yaudah, tapi mamah bersyukur kalian baik-baik aja. Dan tante mau ucapin makasih buat Al, udah mau nganter putri tante. Makasih ya sayang. Kamu udah sering nolongin putri tante."

"Iya tante, gak papa kok."

"Pah, ini yang pernah nolongin Airin waktu masuk rumah sakit kemaren." Jelas Sarah lagi pada suaminya.

"Oh, makasih ya nak. Kamu laki-laki yang baik. Jangan sungkan datang kesini ya." Ucap ayahnya Airin pada Al.

"Ok, om, tante. Kalo gitu, Al pulang dulu. Udah terlalu malam soalnya. Besok masih sekolah." Pamit Al.

"Oh, ya ampun. Gak tunggu makan dulu Al?" Tawar Sarah.

"Gak usah tante. Lain kali aja. Udah terlalu malam. Permisi ya om, tante."

"Yaudah deh. Hati-hati ya Al. Kamu anter gih sana kedepan, Rin. Jangan lupa titip salam ya, sama papah mamah dirumah."

"Iya tante."

Mereka berdua pun sudah berada di depan teras rumahnya. Al dan Airin kemudian saling bertatapan. Dan sesaat kemudian, Airin menyodorkan sebuah jaket yang menempel dibadannya saat ia ketiduran tadi. Ia tahu bahwa itu milik Al. Ia melihat Al tadi mengenakannya.

"Ini punya kamu. Makasih tadi udah di pinjemin. Hati-hati ya! Ucapnya kemudian.

"Apa ini? Ya, ampun. Rin, lo tuh ya, lucu. Yang namanya udah dipake itu, ya harus tunggu dicuci dulu dong. Mana mau gue nerima ini. Bau badan lo masih nempel. Yang ada entar gue malah gak bisa lupain bau badan lo. Hahah... pokoknya lo harus cuci bersih, kasih pewangi bila penting pake Downy.
Yaudah gue pulang dulu. Ingat jangan begadang. Biar bisa bangun cepet besok. Kali aja, jadi lo yang bangunin gue besok, bukan gue lagi yang bangunin lo."  Pamitnya setelah membuat Airin sedikit kesal dengan ucapan Al barusan.

Al membuka payung dan mulai berjalan turun dari teras mengenakan payung yang dipakai oleh mereka berdua tadi. Tiba-tiba Airin memanggil.

"Al!" Dia pun langsung berbalik.

"Makasih. Makasih udah ngantar aku. Makasih juga buat jaketnya. Aku bakal mulangin dalam keadaan wangi kok nanti. Kamu hati-hati yah. Titip salam buat Bella, om, sama tante. Daaah!" Sambungnya melambaikan tangan.

"Haha... ok.
Malam, Rin. Mimpi indah. Byee!" Jawab Al begitu berbalik dan langsung pergi mengendarai mobilnya yang masih di lihati oleh Airin.

Kemudian Airin masuk setelah mobil Al tak tampak lagi. Ia tersenyum-senyum sendiri mengingat ucapan Al tentang jaket yang sedang dipandangi di tangannya itu. Dan ada yang membuat dirinya kini terbayang-bayang dengan ucapan dan tingkah Al yang begitu manis terhadap dirinya.

Sedangkan di dalam perjalanannya pulang, Al tersenyum mengingat raut wajah gadis yang disukainya itu berubah saat ia mengatakan untuk tidak mau menerima jaketnya sebelum dicuci wangi.  Ditambah lagi saat ia mengingat bahwa dirinya sepayung dengan Airin bahkan ia merangkul

Melakukan sesuatu yang manis, yang membuatmu terkesan tidak lah sulit bagiku. Namun kini, tinggal di dirimu saja. Dapatkah kamu mengartikan tiap kesan yang kutinggalkan itu.  Jika itu, bukan hanya SEKEDAR, tetapi TULUS dari diriku tanpa diperbuat-buat.

Alfonso Prov
Ok! Hari ini berlalu begitu melelahkan dan penuh kecemasan. Tapi untung ada dia yang membuat semuanya terobati.
Dan hari ini tak pantas lagi dikatakan hari yang "MELELAHKAN", namun menjadi hari yang " MELELEHKAN".

♥♥♥♥♥

Hahahah....
Ada-ada aja yah guys?.

Sampai situ dulu ceritanya. Kita jumpa lagi di part berikutnya ya.
Jangan lupa kasih ★ dan komentarnya.
Semoga suka.
:)

ANIMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang