26

13 2 0
                                    



  Esya membuka mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Esya membuka mata.  

"Esya.. " Rita membelai wajahnya.

Esya mecoba membuka mulut. "Tenang, operasinya lancar." Sambung Rita.

"Ahh.." Esya mencoba mengatakan sesuatu.

"Tidak apa-apa. Aku disini. Pengaruh obat biusnya belum habis." Ia membelai wajah Esya lagi. "Istirahat saja lagi."

Dan mata Esya tertutup lagi. Ia benar-benar dipengaruhi obat bius.

"Aku akan menunggu disini, Pak. Tidak apa-apa." Rita melempar pandangannya kearah Sherak yang berdiri di ujung ruangan. Ia sengaja tidak mendekat, takut emosi Esya terganggu.

Sherak mengangkat tangannya setengah badan, sambil mengangguk. Ia tidak keluar ruangan, ia malah memilih setengah berbaring di sofa terbaik untuk ruangan VVIP itu.

"Apakah aku harus tetap disini atau.." Rita penuh hati-hati.

"Kau takut ia marah padamu karena diam-diam menyetujui operasi ini?"

Rita tidak mengangguk. Ia masih berdiri tegak dengan kepala sedikit menunduk tepat di depan Sherak.

"Kalau kita mengikuti emosinya, ia akan kehilangan lebih banyak kesempatan untuk hidup! Yang kau lakukan itu sudah tepat!"

Yang ku lakukan hanya mengikuti perintahmu, menandatangi surat persetujuan sebagai wali dan mencoba membohonginya! Baguslah tindakan ini tepat dan dia selamat. Kalau tidak, aku tidak tahu lagi cara menghadapi diriku sendiri!

"Kenapa berdiri disitu, ayo pergilah ke kantin. Atau kalau kau tidak selera pergilah cari makan siangmu ke restoran yang enak." Ia menelepon supir sekaligus bodyguard-nya untuk mengantar Rita.

"Tidak perlu pak, saya makan siang di kantin saja. Saya juga mau singgah ke kantor sebentar!"

Sherak menggeleng. "Tidak perlu ke kantor. Kau sudah dalam masa cuti dalam waktu seminggu ke depan."

Rita tidak menjawab, hanya mengangguk. Kemudian permisi keluar.

"Makanlah yang sehat-sehat. Kau juga jangan sampai jatuh sakit." Ucapnya sebelum Esya menutup pintu.

Ya, benar. Kau pasti takut aku sakit karena tidak akan ada lagi yang bisa mendekati Esya lebih daripada aku! Batinnya.

* * *

"Suamiku!! Kenapa kau tiba-tiba begini! Kau bilang kau memiliki putri? Putrimu dari wanita yang mana? Hans, coba kau periksa lagi kesehatan saudaramu ini!" Jane menunjuk-nunjuk Sherak yang sedari tadi diam setelah mengutarakan alasannya mengumpulkan semua anggota keluarga di rumah.

Asa EsyaWhere stories live. Discover now