16

17 2 0
                                    

Siulan Sherak yang seirama dengan langkahnya tiba-tiba berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siulan Sherak yang seirama dengan langkahnya tiba-tiba berhenti. "Apa yang kau lakukan Hans?!"

Hans yang menyadari kedatangan Sherak memaksakan dirinya untuk duduk. "Tidak ada, kami hanya mabuk. Kami.. aduhh kepalaku." Hans menunduk sambil memegang kepalanya yang masih pusing karena alkohol semalam.

"Kau gila!!" Sherak meneriakinya. Dan wanita yang tertidur pulas di samping Hans pun terbangun.

Wanita itu mengucek-ngucek mata. "Hahh??" ia langsung menarik selimut menutupi badannya yang nyaris telanjang.

Sherak menatap mereka berdua bergantian. Dan kemudian memilih keluar dari ruangan itu. "Selesaikan semuanya. Aku tunggu di luar!" Prakk... pintu dibantingnya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan padaku?" tanya wanita bernama Jane itu pada Hans.

"Kita sepertinya mabuk semalam. Dan.."

"Kau... kau bajingan?!" ucap wanita itu keras dan tegas sebelum Hans menyelesaikan kalimatnya.

"Bajingan katamu? Terus kenapa kau mengajakku minum kalau tahu hal seperti ini yang akan terjadi?" Hans balik menyalahkan Jane itu.

"Kau.. " Wanita itu menunjuk Hans. "Jangan sampai.."

"Apa?! Hamil?" Hans sembarang bicara. "Sudahlah, nanti kau bakalan memintaku melakukannya untuk kedua kali!" Hans berdiri dan memakai pakaiannya. Wanita yang ingin berteriak itu spontan memalingkan wajahnya, saat Hans yang berdiri dan hanya memakai celana dalam.

"Pakai pakaianmu!". Wajah Jane penuh dengan penyesalan. "Sepertinya hanya kau yang tidak menyesal disini?"

"Bukankah kau juga menginginkan ini?"

"Tidak!!"

"Iyaa! Ini kan tujuanmu datang dengan membawa tujuh botol alkohol, di tengah malam."

"Tidak!! Ku bilang tidakkk!!!" wanita itu berteriak sambil mencengkeram selimut yang menutupi badannya.

"Tidak denganku maksudmu? Jadi... kau ingin melakukannya dengan siapa? dengan Sherak?" Kedua alis Hans meninggi dengan seulas senyumnya yang mengerikan.

Kedua bola mata Jane membesar.

Hans setengah menunduk dan mendekatkan wajahnya "Tuh kan, tebakanku benar." Tangannya melayang lembut ke rambut Jane. "Kau wanita nakal." Seketika kecupan lembut dilayangkannya ke pipi. Kedua bola mata Jane semakin membesar. Badan sama sekali tidak menunjukkan adanya respon penolakan.

Pipi Jane mulai memerah. Hans yang melihatnya pura-pura tidak menyadari bahwa wanita itu sedang merasa malu.

"Pakai pakaianmu. Aku tunggu di luar!" ucap Hans lagi dengan senyuman yang terkesan memaksa.

Asa EsyaWhere stories live. Discover now