13

11 2 0
                                    

 "Bisa kurang donk, Bu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 "Bisa kurang donk, Bu. Keuangan saya lagi menipis."

"Nggak bisa lagi lo. Itu memang harga pas."

"Seratus ribu pun nggak bisa kurang?"

"Enggak."

"Jadi total harga sewa dalam setahun jadi berapa, Bu?"

"Delapan juta lima ratus lima puluh ribu rupiah."

"Ya ampun, Bu. Di pas kan saja harganya ya, jadi delapan juta lima ratus ribu rupiah."

"Enggak bisa."

Astaga, pelit amat sih ibu ini!

Setelah bernegosiasi, akhirnya Esya membayar penuh setahun biaya sewa apartemen.

"Wahh, pinter ya kau menawar, Sya." Rita pura-pura berdecak kagum sesaat setelah ia melihat Esya dan pemilik apartemen itu selesai melakukan tawar-menawar. "Kau dulu pernah jadi pedagang ya?"

Esya memicingkan sebelah matanya. "Kalau harganya gak turun, itu bukan pinter namanya!" Esya menjilat telunjuknya, berusaha menghitung dengan seksama sisa duit yang ada ditangannya. "Tinggal segini lagi?"

"Nyesal?"

Esya menggeleng.

"Sebenarnya harga itu sudah pas - menurutku. Karena apartemen mu itu lumayan besar dan lebih luas dari punyaku."

Esya hanya mengangguk. "Oh ya, ntar weekend, datang ya"

"Ngapain?"

"Ya Bantu packing lah." Ajakan Esya berbau paksaan.

"Kenapa harus aku? Kan bisa sewa jasa orang, sekalian mobil angkutnya. Biasanya sepaket lebih hemat kan? " tawar Rita.

"Kalau kita yang ngangkat sendiri kan lebih hemat." Balas Esya tak mau kalah.

"Jangan gitu donk. Aku bantu bersih-bersih apartemen mu saja ya?"

Esya menatapnya tanpa ekspresi. Ia mulai ber-acting. "Yasudah."

"Kau marah?" Rita malah merasa tidak enak saat melihat ekspresi datar Esya.

"Hahahaha.. bercanda kok" Esya merangkul Rita. "Aku juga berpikiran begitu. Tapi kan, setidaknya aku punya teman untuk bantu merapikan di hari berikutnya? Mau kan? Pleasee.."

Rita tak bisa mengelak, "Hmm.. Tapi makan pagi-siang-malam ditanggung ya!"

"Hmm." Balas Esya sambil menirukan gaya bicara Rita. Dan mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

***

"Ayoo donk dibantuin. Rita! berat niihh.. yang itu jangan... nanti aku saja.. yang itu..."

Asa EsyaWhere stories live. Discover now