17

13 2 0
                                    


Esya memutar-mutar badannya di kursi roda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Esya memutar-mutar badannya di kursi roda. "Sudah terbaca semuanya. Seperti kata Ryan. Perusahaan ini tak ada menerima tenaga kerja dua tahun terakhir! Dan itu tidak mustahil jika Direktur dalangnya. Mungkin saja Rudi juga baru membaca CV ku di hari pertama bekerja, karena ia juga tidak mendapat kabar perkara diterimanya aku di perusahaan ini. Atau itu alasannya Rudi juga berencana memasukkan Rie ke perusahaan ini? Dari awal memang aneh tidak ada satupun foto Direktur terpajang di perusahaan ini." Sekali lagi ia memutar kursinya. Sherak benar-benar merencanakan ini dengan matang.

Darrrrrrrr...

Rita mengejutkan Esya saat kursinya kembali berbalik. "Hei! sabtu semalam kenapa langsung pulang? Bilang selamat saja ke pak Bos, nggak ada! Dikatain sombong, baru tahu."

Esya memaksa kedua ujung bibirnya naik keatas, dan seulas senyum pun berhasil dibentuk walau hanya beberapa saat saja. Ia minta maaf. "Semalam perutku sakit lagi, biasalah.. lagi mensturasi."

"Oh ya?" Wajah Rita tidak sesimpati nada bicaranya. "Trus ponsel mu?" Sambil melirik lehernya, tempat dimana Esya menggantungkan ponselnya. "Hari ini juga nggak aktif." Tambahnya lagi.

"Ponselku?" Esya meraba-raba bagian kantung tasnya. "Dimana ya?" kemudian memasukkan tangannya lagi ke dalam tasnya. Otaknya berputar, mengingat-ingat dimana terakhir kali ia menaruh ponselnya."Mungkin ketinggalan dirumah, Ta" balasnya cepat.

Rita mengangkat kedua bahunya. Tidak mau tahu. "Nggak makan siang?."

Esya menggeleng tanpa memandang Rita.

Rita tak lagi bertanya, ia pergi meninggalkan Esya yang masih berusaha mengingat keberadaan ponselnya.

"Dimana ya?" Ia memegang dagunya. Sesekali memainkan pena dengan tangan kanannya. Oh..aku ingat.. pasti.. ia.. pasti disitu.

"Dimana?" Tiba-tiba Rita muncul sambil membawa kantung plastik yang berisi buah semangka yang sudah di potong kotak-kotak.

"Apa tadi aku mengatakan sesuatu?" Tanya Esya sedikit penasaran.

Rita menggeleng "jadi tertinggal dimana? Atau.. hilang?"

Esya menggeleng. "Di rumah." Bohongnya. Menghindari sesuatu yang ia pun sama sekali tidak tahu pasti.

Rita mengangguk sambil memasukkan sepotong demi sepotong buah semangka itu ke dalam mulutnya "mau?"

Esya menggeleng. "Aku mau ke kantin dulu beli cemilan." Ia melirik jam tangannya "sebelum jam makan siang habis!" Esya bergegas melangkah meninggalkan Rita yang ternyata mengikutinya dari belakang.

Rita berjedah mengunyah semangka sambil bicara . "Tau nggak Sya, kemarin itu ada gosip mengenai keluarga bos loh."

Esya malah semakin tidak bersemangat mendengar cerita Rita. Ia hanya melanjutkan langkahnya, dan semakin cepat. Ia berusaha mengelak untuk mendengar.

Asa EsyaWhere stories live. Discover now