Grand Duke tertegun. Belum pernah ia melihat Chanyeol tersenyum seperti itu. Belum pernah ia melihat sinar mata itu.

"Aku akan membawanya ke kamarnya."

"Silakan, Paduka," Grand Duke menepi – memberi jalan.

Grand Duke memperhatikan Chanyeol yang berjalan menjauh sambil membopong Seungwan. Dalam hati ia berpikir, 'Pilihanku mungkin tidak salah.'

-----0-----

Seungwan terbangun oleh rasa lapar. Ia duduk di tepi ranjang dan memperhatikan sekelilingnya dengan bingung.

"Kau sudah bangun?"

Seungwan tertegun melihat Chanyeol duduk di kursi depan perapian.

"Mengapa kau di sini?" Seungwan tiba-tiba menyadarinya. Semenjak ia mengeluhkan sikap Chanyeol yang seperti pengasuh yang selalu mau memastikan ia tidur, Chanyeol hampir tidak pernah datang ke kamarnya. Dan tiba-tiba saja hari ini ia berada di sini dengan senampan teh dan makanan ringan.

"Apakah aku tidak boleh berada di dalam kamar istriku?" Chanyeol menyelidiki.

"Tidak. Aku tidak bermaksud demikian," Seungwan membela diri, "Aku hanya merasa heran."

"Kau tertidur pulas seperti seekor babi kecil dan aku tidak tega membiarkanmu terbangun dengan perut lapar."

Seungwan terperangah. Perutnya berbunyi.

"Sudah kuduga kau akan kelaparan," Chanyeol tersenyum geli.

Seungwan tidak suka cara pria itu berbicara. Ia membuang mukanya dengan angkuh dan melangkah ke pintu.

"Kau tidak mau menemaniku?" Chanyeol bertanya heran, "Aku telah meminta mereka menyiapkan jatah untuk dua orang."

Langkah kaki Seungwan terhenti. Ia melihat Chanyeol yang dengan tenangnya menyiapkan sebuah piring di depannya dan dengan tenang pula ia menuangkan teh dalam cangkir di depannya.

"Mereka akan kecewa kalau kau tidak menghabiskan jatahmu."

Dengan kesal Seungwan duduk di kursi panjang di depan pria itu.

"Tidak ada perdebatan," kata Chanyeol santai, "Aku sudah sangat lelah."

Seungwan tidak menanggapi. Ia mengulurkan tangan mengambil cangkir yang telah diisi Chanyeol untuknya. Saat itulah ia menyadari ia sudah berganti baju.

Seungwan melihat Chanyeol dengan pucat. "Apa yang kaulakukan?"

Chanyeol kebingungan.

"Mengapa aku sudah berganti baju!?" Seungwan ingat persis ia berbaring di sisi Chanyeol di atas rumput dengan pakaian berkuda merah pemberian Joohyun dan sekarang ia sudah mengenakan baju tidur coklat muda sutranya.

Chanyeol tertawa geli.

Seungwan tidak suka mendengarnya. "Apa yang lucu!!?" bentaknya kesal.

Tawa Chanyeol langsung menghilang. Ia berdiri.

Seungwan dapat merasakan bahaya ketika pria itu mendekat. Ia bergeser menjauhi pria itu.

Chanyeol sengaja memojokkan gadis itu di salah satu sudut kursi panjang itu. Satu tangannya memegang sandaran kursi dan satunya memegang pegangan kursi. Tubuhnya membungkuk pada Seungwan yang meringkuk di pojok.

Seungwan benar-benar terpojok di kursinya. Chanyeol mengurungnya di antara dua tangannya. Ia tidak punya ruang untuk kabur.

"Katakan, istriku," Chanyeol mendekatkan tubuhnya.

RATU PILIHAN [pcy;ssw]Where stories live. Discover now