Chapter 17

2.2K 350 5
                                    

RATU PILIHAN

CHAPTER 17

Original Story by Sherls Astrella

---


Napas Seungwan tersenggal-senggal. Ia sudah kehabisan tenaganya.

Seumur hidup tidak pernah Seungwan bermain pedang sepanjang hari seperti ini. Tidak seorang pun yang menantangnya bermain hingga matahari tenggelam. Bintang-bintang sore mulai keluar dari tempat persembunyiannya tetapi mereka masih belum berhenti.

"Kau tidak buruk," kata Chanyeol juga tersenggal-senggal.

"Kau juga," balas Seungwan.

"Tidak," Chanyeol menerjang.

Seungwan terkejut.

Chanyeol memainkan pedangnya di pedang Seungwan, "Aku lebih baik darimu," pedang Seungwan terlempar dari tangan Seungwan.

Seungwan terperangah. Pedangnya jatuh tak jauh dari sisinya.

Chanyeol tertawa puas.

Seungwan menatapnya dengan tajam.

"Kau benar-benar membuatku lelah," Chanyeol menjatuhkan diri di atas rumput.

Seungwan menatap tajam pria itu.

"Hari sudah larut," kata Chanyeol, "Sebaiknya kita berhenti."

Seungwan melihat langit malam yang bertaburan bintang dan membaringkan diri di sisi Chanyeol.

Seungwan memperhatikan bintang-bintang yang menghiasi langit malam. Matanya terpejam merasakan angin sepoi-sepoi yang menari-nari di udara. Ketenangan sore ini benar-benar membuai dirinya. Seungwan ingin terus seperti ini – berbaring di atas rumput sambil menikmati semilir angin yang membuaikan diri. Dan kesunyian alam yang menenangkan hati.

Chanyeol juga berdiam diri memperhatikan langit malam dengan bintang-bintang yang berkelap-kelip di atasnya. Entah sudah berapa lamanya ia tidak menghabiskan banyak tenaga seperti ini. Gadis ini memang liar. Gerakannya sama sekali tidak terduga.

"Sudah waktunya kita kembali," Chanyeol berdiri dan menoleh pada Seungwan.

Mata Seungwan terpejam rapat. Napasnya naik turun dengan teratur.

Chanyeol berlutut di sisi Seungwan. "Kau pasti kelelahan," tangannya terulur menyeka keringat di dahi Seungwan yang belum mengering. "Kau bisa sakit kalau kau tidur di sini," ia berkata lembut.

Seungwan sudah terbuai ke dalam dunia mimpinya.

Chanyeol tersenyum. Ia membungkukkan badan, meletakkan kepala Seungwan di bahunya dan mengangkat tubuh gadis itu dari tanah.

"Bawa masuk pedang yang tergetak di kebun belakang," perintahnya pada prajurit pertama yang dilihatnya dan ia terus membawa masuk Seungwan.

Grand Duke Jungsoo melihat Chanyeol mendekat sambil membopong Seungwan.

"Yang Mulia," Grand Duke mendekat dengan cemas.

"Tidak apa-apa," Chanyeol menenangkan pria tua itu, "Ia hanya kelelahan."

Grand Duke memperhatikan mata Seungwan yang terpejam. Ia tampak begitu tenang dengan wajah tidurnya yang manis itu.

"Tampaknya beliau benar-benar kelelahan."

Chanyeol tertawa. "Ia adalah Xena."

"Xena?" Grand Duke bertanya heran.

Chanyeol tersenyum. "Tapi ia tetaplah seorang wanita," matanya memandang lembut gadis dalam gendongannya itu.

RATU PILIHAN [pcy;ssw]Where stories live. Discover now