"Ia bahkan memuji Papa. Katanya ia tidak salah memilih orang."

"Dengar itu, Seungwan. Dengarlah itu," Joohyun histeris.

"Countess pasti akan gembira mendengarnya," kata Hyoyeon pula.

Sementara itu, Seungwan memasang wajah muramnya. Ia sama sekali tidak menikmati pujian itu tetapi setidaknya ia tahu bahwa ia telah berhasil memberi pandangan baik kepada para tamu hari ini dan terutama, mencapai targetnya! Sekarang mereka tentu tidak akan lagi berani meragukan Grand Duke Jungsoo dan menyalahkan hubungan erat antara Grand Duke dan ayahnya.

Seungwan juga tidak terlalu tertarik apakah mereka akan percaya dengan cerita karangan mereka. Sejujurnya, ia tidak keberatan setiap penduduk Viering tahu pernikahan ini hanyalah sebuah cara untuk menyelamatkan wajah Viering. Ia tidak terlalu peduli karena memang itulah kenyataannya. Bahkan ia percaya akan sulit merubah pandangan semua orang walaupun ia telah berusaha keras untuk itu.

"Aku tidak peduli," Seungwan berdiri.

"Apa yang kaukatakan?" Joohyun bertanya.

"Tuan Puteri, apa yang Anda lakukan?" Hyoyeon berseru ketika Seungwan menuju serambi.

"Menikmati waktu bebasku," Seungwan memalingkan kepala –menjawab pertanyaan pelayannya kemudian melompat.

"TUAN PUTERI!" Hyoyeon langsung jatuh lemas.

"Seungwan, kembali!" Joohyun langsung mengejar Seungwan. Namun Seungwan sudah melompat ke pohon di bawah serambi kamarnya. Dengan lincahnya seperti seorang tupai, gadis itu melompat dari satu dahan ke dahan yang lain – menjauhi serambi kamarnya.

Sehun mendudukkan Hyoyeon di kursi kemudian menuju serambi.

"Sehun," Joohyun menyambut kedatangan pemuda itu, "Cepat kejar Seungwan!"

"Aku tidak mau!" Sehun menolak. "Seungwan sudah besar. Ia tidak perlu kita menjaganya sepanjang waktu."

Joohyun menatap geram adiknya kemudian melompat dari serambi.

Sehun membelalak kaget. Joohyun yang bernyali kecil itu berani melompat dari serambi ke pohon yang beberapa meter berada di bawah!

Hyoyeon yang baru saja pulih, jatuh lemas lagi.

Sehun pun tidak berpikir panjang. Ia langsung mengejar kedua wanita itu. Ia benar-benar dibuat panik oleh Joohyun, bukan Seungwan. Sehun tahu benar betapa ahlinya Seungwan dalam hal satu ini tetapi Joohyun... Walaupun gadis itu juga bisa memanjat pohon, karena paksaan mereka, Joohyun tidak cukup mahir untuk menjadi tupai liar.

Begitulah malam seusai pesta pertunangan itu mereka habiskan dengan menjadi tupai di Schewicvic. Kemudian keesokan paginya Seungwan harus kembali ke Mangstone, menjalani pelatihannya yang membosankan dan melelahkan.

Hari demi hari berlalu begitu lambatnya bagi Seungwan dan ketika ia sudah tiba di hari yang paling dinanti-nantikan oleh Joohyun, ia merasa waktu berlalu terlalu cepat. Ia sama sekali belum siap untuk memasuki Istana. Ia masih ingin bermain dengan bebas di luar sana. Seungwan tidak terlalu bodoh untuk mengetahui apa yang telah menantinya sesaat setelah ia menginjakkan kaki di Istana.

Namun ia juga tidak terlalu penurut untuk membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Sudah cukup ia membiarkan Chanyeol berpikir ia adalah istri idamannya. Ia tidak mau melewatkan hari-hari mendatang dengan berpura-pura ia adalah seorang gadis yang anggun dan penurut. Chanyeol harus tahu siapa gadis yang ia nikahi hari ini!

Seungwan sudah berniat membuka kedoknya dalam pesta pernikahan. Namun, sayangnya, Sooyeon tidak hadir. Seungwan juga tidak terlalu terkejut. Ia sudah dapat menduga Yifan tidak berani muncul. Seungwan juga tidak terlalu terkejut bila penyebabnya adalah Sooyeon. Seorang wanita murahan seperti dia tidak setiap hari mendapat kesempatan untuk berpesiar keluar negeri. Begitu ia mendapatkannya, ia tidak akan dengan mudah melepaskannya.

RATU PILIHAN [pcy;ssw]Where stories live. Discover now