22 - Pamit

9.1K 571 2
                                    

Biarkan aku memelukmu, karena aku tau jika nanti aku akan merindukanmu.

- Dean Galaksi -




*****



Setelah berpamitan pada orang tua Athena dan juga Eyang Jeha, Dean keluar dari rumah gadis iti diikuti oleh gadis itu tentunya.

"Jangan nangis lagi." Dean mengusap kepala Athena yang terbalut kerudung.

Athena mengangguk. "Kalo udah selesai, telepon gue ya."

Dean menyipitkan matanya, menggoda Athena. "Tumben nyuruh, biasanya juga lo gak mau kalo gue nelepon."

"Yaudah kalo gitu jangan pernah nelepon gue lagi."

"Eh," Dean terbelalak. "Sensi amat kaya pantat bayi. Bercanda, pacar."

"Thanks ya, lo tadi mau bantu ngomong buat ngusir Rio sama Dina. Sorry, lo jadi liat deh." ujar Athena.

Dean menarik sudut bibirnya. "Ternyata si Rio itu bahkan dibawah gue. Gak ada apa-apanya dia, jadi lo jangan pernah tangisin cowok model begituan. Kalo gue sih oke, secara gue ganteng, tapi lo jangan nangis deh." Dean melipat tangannya didepan dada.

"Iya lo emang ganteng banget." Athena menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman.

"Dean gituloh."

"Iya, gangguan telinga maksudnya." Athena mencebikkan bibirnya.

"Kenapa sih, cewek itu gengsian? Tinggal bilang pacar sendiri ganteng aja susah." cibir Dean.

"Hei, mending gengsian daripada gak tau malu." ketus Athena.

Dean tersenyum. "Udah balik lagi nih juteknya, suka deh gue." Dean mencolek dagu Athena dan cepat-cepat ditepis oleh gadis itu.

"Gue duluan ya, pacar." katanya lalu masuk kedalam mobil.

Athena menahan senyumnya. "Hati-hati." katanya setelah Dean menurunkan kaca mobilnya.

Dean mengangguk. "Lo juga hati-hati."

Athena merenyit. "Gue, kan, gak kemana-mana." katanya.

"Iya ya, jangan kemana-mana, disini aja dihati gue." Dean mengerlingkan sebelah matanya.

Athena merasakan pipinya menghangat. "Udah sana buruan." katanya mengalihkan perhatian Dean agar tidak melihat pipinya yang merona.

"Yaudah, gue duluan."

Setelah itu, mobil Dean melaju meninggalkan Athena yang masih berdiri ditempat memandangi mobil sport Dean yang mulai menjauh.

Gadis itu langsung menangkup kedua pipinya. "Dean rese."



****



Sapaan sopan dan dan beberapa orang yang membungkukan badannya menyambut Dean ketika ia sampai di lobby kantor Galaxy Group.

Dean hanya membalasnya dengan anggukan atau deheman. Tidak ada senyuman yang menghiasi wajah tampannya.

Dean menghela nafasnya ketika lift membawanya kelantai paling atas dimana ruangan Dirga berada. Dean melipat tangannya dan mengetuk-ngetuk kakinya pada lantai lift guna menghilangkan bosan saat lift melaju keatas.

Dean bisa menebak jika Dirga ada maunya sekarang. Tidak biasanya pria itu menyuruh Dean datang ke kantor.

Sekretaris Dirga berdiri lalu membungkukan badannya sopan kepada Dean begitu Dean melewati mejanya hendak masuk keruangan Dirga.

Feel My LoveWhere stories live. Discover now