1 - Hari Pertama

19.6K 919 16
                                    

Aku tersenyum meski aku tersakiti. Karna apa? Karna aku telah berteman dengan luka.

- DeAth -

***

Sebuah ketukan pintu dari luar memaksa Dean membuka matanya.

"Siapa sih malem-malem begini ketuk-ketuk." gumam Dean yang masih membuka matanya. "Berisik!" umpat Dean.

Dengan malas, Dean bangkit dari tidurnya dan membukakan pintu.

"Lama banget sih buka pintunya." gerutu seorang gadis remaja yang mengenakan seragam putih birunya.

"Ngapain sih malem-malem begini ketuk-ketuk, ganggu tau gak?!" kata Dean yang matanya setengah tertutup.

Seli—adik Dean berkacak pinggang. "Apanya yang masih malem, Bang? Tuh liat, ini udah hampir jam setengah tujuh! Buruan napa, katanya ada kelas pagi, nanti juga Seli bisa telat, ih." cerocos Seli.

Dean membelalakan matanya. "Hah?! Jam setengah tujuh?! Aduh!" Dean menepuk dahinya lalu berlari menyambar handuknya dan masuk kedalam kamar mandi.

"Mampus gue! Alamat dijemur lagi sama si pitak." gumam Dean sambil melepas seluruh baju yang melekat pada tubuhnya.

Sedangkan diluar sana, Seli hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Abangnya yang selalu saja tidak bisa bangun pagi.

"Dasar sarap!"

Seli berbalik kembali ke kamarnya, mengambil tasnya lalu pergi ke ruang makan yang disana ada Dirga yang sedang sarapan namun matanya tak lepas dari layar iPad yang ada ditangannya, sesekali menggeser benda persegi itu.

"Pa?" panggil Seli.

"Kenapa, Sayang?" sahut Dirga tanpa mengalihkan matanya dari iPad tersebut.

"Seli dua minggu lagi ada olimpiade matematika, Papa bisa—"

Ucapan Seli terhenti saat ponsel Dirga berbunyi, menandakan ada sesuatu yang masuk. Pria paruh baya itu mengangkat tangannya kedepan sedikit, mengisyaratkan 'tunggu sebentar' kepada Seli.

Seli mendesah pelan, lalu gadis itu mengambil dua lembar roti untuknya dan membuatkan juga untuk Dean.

"Halo." kata Dirga saat telepon genggamnya ia tempelkan ditelinga kanannya.

"....."

"Saya kesana sekarang." kata Dirga langsung.

"Sayang, Papa pergi dulu ya, ada meeting mendadak." kata Dirga sambil meraih jasnya yang disampirkan di sandaran kursinya. Tak lupa, Dirga mencium kening Seli lalu ia melenggang pergi.

Seli menatap sendu punggung kokoh Dirga yang perlahan menghilang dibalik tembok.

Seli mengigit bibir bawahnya untuk menahan tangisnya.

Seli yang tadinya ingin memberitahukan Dirga tentang dirinya yang ikut dalam olimpiade matematika tingkat SMP sekabupaten Bandung yang akan diadakan dua minggu lagi. Seli juga ingin meminta Dirga untuk datang melihatnya yang memang dipilih untuk mewakilkan sekolahnya yaitu Junior High School of Galaxy yang masih salah satu aset kekayaan Papanya itu.

Mata Seli berkaca-kaca, ia mendudukan kepalanya.

"Aduh, Sel, kita berangkat sekarang, ayo." kata Dean yang tiba-tiba datang sambil memasang jam tangan mahalnya.

Seli buru-buru menghapus air mata yang akan menetes diujung matanya. Ia mendongak menatap Dean yang sibuk memasang jam tangan. "Sarapan dulu, Bang."

Feel My LoveWhere stories live. Discover now