"Jungsoo?" mata Chanyeol langsung menatap mata pria tua itu.

Duke of Krievickie yang menjadi pembimbing Chanyeol semenjak kepergian orang tuanya itu tidak berani membalas tatapan itu. Kali ini Chanyeol bukan saja marah. Raja muda itu juga bukan saja murka. Ia telah menjadi amarah itu sendiri. Ia adalah kemurkaan itu.

Bagaimana ia tidak marah? Sepupunya, Yifan, yang juga penerus tahta Viering menikahi seorang wanita yang tidak jelas asal usulnya dan bercatatan kriminal panjang.

Bagaimana ia tidak murka? Satu-satunya penerus tahta Viering, telah mencoreng kehormatan Kerajaan Viering dengan pernikahan sembunyi-sembunyinya.

Jungsoo telah mengenal keduanya semenjak mereka masih kecil. Ia telah mengenal baik watak keduanya terutama semenjak peristiwa kelam sepuluh tahun yang lalu itu yang kemudian dikenal dengan sebutan Red Invitation.

Ia telah menjadi pembimbing kedua pewaris tahta Viering itu setelah kematian orang tua mereka dalam badai.

Ialah yang menggantikan Raja Kangta hingga Pangeran Chanyeol berusia 17 tahun, usia yang membuatnya pantas untuk naik tahta.

"Aku menantimu, Jungsoo," Chanyeol memperingatkan.

"Seperti yang Anda lihat, Paduka. Duke of Binkley telah menikahi Sooyeon bulan lalu. Saya telah meminta Hyukjae menyelidiki," Grand Duke melirik Hyukjae, sang Menteri Kerakyatan.

"Surat pernikahan mereka sah, Paduka Raja," Hyukjae melapor dengan hati-hati, "Seperti yang diberitakan, mereka diberkati secara resmi oleh Pastor Siwon."

"Aku tahu!" sergah Chanyeol kesal. "Sekarang di mana Yifan?!"

"Duke Yifan pergi berbulan madu di luar negeri bersama Duchess Sooyeon."

"DUCHESS!!!?" suara Chanyeol yang melengking tinggi membuat Jungsoo kembali terdiam. "Kau memanggil pelacur itu Duchess!??" suaranya meninggi.

Chanyeol bukanlah pemuda pemarah tapi Jungsoo tahu tidak ada yang bisa melawan Chanyeol ketika pemuda itu marah.

Ia yang telah menjadi penasehat, pembimbing, guru juga ayah angkatnya tidak berani mengusik kemarahan itu apalagi mereka yang tidak mengenal baik Raja Muda yang baru menduduki tahta selama tujuh tahun itu.

Chanyeol tersenyum sinis. "Jadi Yifan kabur ke luar negeri," ujarnya, "Kita lihat sampai kapan ia bersembunyi di sana."

-----0-----

Sementara itu beratus-ratus kilometer jauhnya dari Loudline, Yifan terus mengawasi arah pelabuhan dengan cemas. Ia tidak dapat sedetik pun menghapus kekhawatirannya akan kehadiran angkatan laut Viering. Sedikit pun ia tidak dapat menghapus ketakutannya akan pengejaran besar-besaran yang diperintahkan Chanyeol.

"Mengapa kita harus meninggalkan Viering secepatnya?" protes Sooyeon, "Mengapa kau harus takut pada Chanyeol seperti ini?"

"Kau tahu mengapa!" Yifan kesal, "Ini semua dikarenakan mulut besarmu itu!"

"Apa salahku?" Sooyeon tidak diterima, "Aku hanya ingin setiap penduduk Viering tahu aku adalah istrimu yang sah. Tidak akan ada yang berani mengusikku setelah ini. Kau sendiri juga tidak suka jika ada pria lain yang menggodaku. Memang apa yang perlu ditakutkan dari penggoda wanita itu!?"

"Kau tidak mengenal Chanyeol," ujar Yifan gusar sambil terus memperhatikan lautan sekeliling mereka.

"Dia tidak akan menyakitimu!" Sooyeon tidak setuju, "Kau adalah satu-satunya penerus tahta Viering. Ia tidak akan berbuat bodoh untuk mencelakaimu."

"Demi Tuhan!! Kau tidak tahu siapa Chanyeol!!!" seru Yifan panik.

Sooyeon tidak mengerti. Ia tidak buta untuk mengetahui siapakah Chanyeol itu. Tinggal di perbatasan Loudline, tidak membuatnya buta akan berita di dalam Istana. Ia telah mendengar semua desas-desus dalam Istana yang megah itu dari para pengunjung tempat ia bekerja terakhir kali. Ia tahu Chanyeol tidak berminat untuk menikah dan tidak akan merubah niatnya sekali pun dunia kiamat.

RATU PILIHAN [pcy;ssw]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora