52 - A Big Ask

195K 10.5K 464
                                    

"Gue nggak sembunyiin apa-apa."

"Terus?" Revo masih menahan tubuh Alea dengan kedua tangannya.

"Lo pikir aja sendiri." Revo menaikkan satu alisnya.

"Lo kenapa sih, Le?" tanya Revo tak mengerti. Aneh bukan? Alea seakan marah namun Alea tiba-tiba marah dan memeluknya.

"Nggak papa."

"Misi, gue mau balik." Alea ingin kembali namun tertahan oleh kedua tangan Revo. Revo masih menahan tubuh Alea dan tak mau melepaskannya.

"Ya lo jawab dulu."

"Gue-mau-balik," ujar Alea penuh penekanan. Nadanya juga meninggi, Revo menghela nafas. Ia mengangguk dan membiarkan gadis itu pergi.

Alea memasuki rumahnya dengan matanya yang sembab. Cecill menatap putrinya dengan tatapan bingung.

"Kamu kenapa? Nangis?" Cecill memegang kedua pipi putrinya. Suhunya agak panas.

"Alea capek, Ma. Mau istirahat," ujar Alea lalu memasuki kamarnya. Ia meletakkan tasnya dan memasuki kamar mandi.

Ia membasuh wajahnya dengan air, dan melihat dengan jelas dirinya di kaca kamar mandinya.

Mungkin kali ini ia memang munafik, bermuka dua. Untuk apa ia melakukan itu terhadap Revo? Apakah ia salah?

"Apa gue bisa jauhin lo, Rev?"

"Maafin gue, Rev." Alea menatap sendu bayangan dirinya sendiri di cermin besar itu. Ia menghela nafas.

Kira-kira apa yang dilakukan oleh lelaki itu sekarang? Apa yang dipikirkan Revo tentang Alea? Apakah sikap Alea membuatnya bingung?

Revo tengah memetik gitarnya sendiri, di appartement-nya. Ia tak tahu lagu apa yang tengah ia mainkan. Namun pikirannya tertuju kepada gadis yang baru saja marah tanpa alasan yang jelas kepadanya.

"Hwa!" teriak Farrel tiba-tiba. Tiba-tiba saja lelaki itu sudah ada di appartementnya.

Brak. Revo terkaget, sehingga gitar yang tengah ia pegang terbanting. Ia menghela napas.

"Kampret."

"Lagian lo bengong aja. Kenapa sih?" tanya Farrel. Revo berdecak.

"Mau tau aja." Revo kembali mengambil gitarnya. Farrel menggelengkan kepalanya.

"Alea?" tanya Farrel. Sontak mata Revo membulat kearah Farrel.

"Udah gue tebak. Kenapa dia?" tanya Farrel lagi. Revo menghela nafas.

"Tadi gue sama dia ke rooftop."

"Dia tau rooftop?"

"Iya."

"Dia minta gue buat ngejauhin gue, dia nangis. Gue tanya kenapa tapi dia bilang gue harus mikir sendiri. Gue nggak ngerti dia kenapa."

"Jauhin aja." Farrel menegaskan. Revo mengerutkan dahinya.

"Maksud lo?"

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang