12 - Confused

311K 15.9K 276
                                    

Semenjak kejadian itu, Alea dan Revo menjadi aneh.Canggung—jengah—tidak seperti dulu lagi. Alea juga tidak mengerti mengapa sikap Revo yang tiba-tiba berubah dari sebelumnya. Apakah Alea melakukan kesalahan? Sepertinya tidak. Atau Revo yang tidak suka dengan dirinya?

Setiap bertemu Revo, rasanya ingin kabur saja. Ia malas jika harus menyapa apalagi salaman dengan Revo. Pernah, Alea sedang berada diluar kelas karena dikelas tengah ada ulangan bergilir lalu Revo lewat di depan kelasnya. Alea memilih untuk seolah-olah terlihat fokus dengan bukunya.

Intinya, sikap Revo menjadi sangat dingin dengan dirinya. Alea juga jadi terbawa oleh sifat Revo.

Entah semuanya terasa aneh, tapi jika mereka bertemu atau saat mengikuti kegiatan OSIS. Mereka hanya saling bertatapan tanpa mereka sendiri mengerti apa arti tatapan itu. Namun, mengapa Revo selalu menatapnya seperti itu? Atau hanya perasaannya saja?

---

Sialnya, hari ini mereka harus menghadiri rapat per-divisi tentang Penyiaran dan Musik. Karena mereka ingin mengadakan project dan siaran baru. Mau tidak mau, Alea harus bertemu Revo. Iya Revo satu divisi dengan dirinya, ketua koordinasinya pula. Sekarang sudah jam 17:30, namun mereka masih harus rapat.

"Jadi kalian semua mau nyiarin top chart musik aja?" tanya Revo.

Farrel melihat Alea yang sedari tadi diam dan hanya mendengarkan saja.

"Cantik, jangan diem aja dong. Menurut kamu gimana?" tanya Farrel seraya mengedipkan matanya.

"Gausah genit! Muka lo itu kaya monyet!" sahut Rasya. Farrel berdecak kesal dan menatap Rasya sebal.

"Sebenernya, saya lebih suka hal tentang fact about this world atau fakta-fakta unik yang nggak bisa dipercaya gitu," jawab Alea.

"5 dari 6 orang maunya new top chart semua loh. Lo yakin?" tanya Revo seraya menatap Alea lekat. Alea hanya mengangguk.

"Oh, mungkin emang lo beda ya dari yang lain," ujar Revo. Alea berfikir sejenak.

Oh, mungkin emang lo beda ya dari yang lain.’ entah fikirannya yang tengah tak karuan atau bagaimana, kata-kata Revo tersebut membuatnya berfikir.

Revo mendekati papan tulis dan membulatkan pilihan pada choice yang dipilih oleh Alea. Padahal, pendapat Alea ibaratnya hanya 1:5 suara.

"Eum—kenapa harus pendapat gue? Kan 5:1?" tanya Alea, Revo hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Alea.

"Suka-suka gue."

Alea menghela nafas sebentar dan mencoba menahan emosinya kala bersama dengan Revo. Akhir-akhir ini dirinya dingin, ternyata tidak merubah sifat mengesalkannya.

"Saya setuju aja kok!" sahut Bella.

"Iya, kita berdua juga setuju aja. Tapi mungkin gini, Farrel, gue, sama Bella nyari barang-barang di majalah yang mungkin bisa dijadiin bukti atau fakta menarik. Nah lo berdua tunggu disini, tentuin musik yang asik," ujar Rasya menjelaskan. Alea membulatkan matanya sejenak, jadi ia harus berdua dengan Revo lagi dalam satu ruangan?

"Gue setuju." Revo menyahut.

Alea hanya bisa pasrah jika harus dalam satu ruangan lagi dengan Revo.
"Yaudah kita bertiga cari referensi dulu, kalian jangan mesum disini!" ujar Rasya lalu beranjak berdiri.

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Where stories live. Discover now