Revo merasa ada yang aneh dari Alea, mengapa ia memeluknya sangat erat? Seperti tak akan bertemu lagi saja. Satu tangan Revo menyentuh punggung tangan Alea.

"Lo kenapa?" tanya Revo.

"Nggak papa."

"Serius? Lo nggak sakit? Neduh dulu aja deh ya?" tanya Revo. Alea menggeleng, Revo melihatnya dari kaca spion.

"Tanggung, pele."

Akhirnya Revo mengendarai motornya hingga sampai ke Rumah Alea. Sudah sampai, namun Alea masih saja memeluknya.

"Hei, udah sampe." Revo mengelus tangan Alea agar gadis itu melepaskannya. Alea melepaskan pelukannya dan turun dari motor Revo. Revo menatap wajah Alea yang pucat, bibirnya pucat, matanya juga sembab.

"Lo kenapa?" tanya Revo lembut.

"Nggak papa."

"Lo pucet, bego! Nggak papa gimana sih?" tanya Revo lagi. Alea menghela nafas.

"Dingin, Rev. Gue masuk ya? Thanks loh udah ngajarin tadi." Alea tersenyum dan bergegas memasuki rumahnya. Namun Revo menahan tangan Alea.

"Kenapa lagi sih, Rev? Dingin, pele. Lo mau gue mati kedinginan disini?" tanya Alea kesal.

Revo menatap gadis itu lekat, seakan tidak akan melepaskan tatapan itu.

"Lo nyembunyiin apa dari gue?" tanya Revo tegas.

"Apa sih?"

"Ada yang lo sembunyiin dari gue?" Revo mempererat genggamannya.

"Gue nggak papa, Rev. Suer deh!"

"Gue kedinginan, please." akhirnya Revo melepaskan genggamannya.

"Sekarang lo langsung mandi biar besok nggak sakit!"

"Ngantuk."

"Nggak usah batu, bego! Mandi lo sana cepet!" ujar Revo. Alea beranjak berjalan.

"Alea."

"Apa lagi?" Alea menoleh malas. Revo tersenyum.

"Good luck ya, besok." Revo mengelus pipi gadis itu yang sudah basah oleh air hujan. Alea menatap tangan yang menyentuh pipinya, dengan cepat Alea menepis tangan itu. Alea hanya tersenyum sekilas lalu memasuki rumahnya.

Revo menatap tingkah gadis itu yang aneh.

"Dia kenapa?"

"Apa gue salah?" Revo malah menjadi bertanya-tanya. Apakah yang ia ucapkan salah? Apakah ia membohongi perasaannya sendiri? Entahlah.

---

Keesokan harinya, benar memang praktek bernyanyi. Seluruh temannya sibuk menyiapkan lagu, menyiapkan koreografi. Namun Alea hanya meletakkan kepalanya diatas tangannya, mungkin ia hanya berkutat dengan perasaannya sekarang. Aldi menatap gadis itu aneh.

"Sawan lo?" tanya Aldi. Alea berdecak kesal.

"Berisik."

"Lo nyanyi sendiri?" tanya Aldi. Alea mendongak.

"Iya, pinjem gitar ya Di," pinta Alea. Aldi mengangguk.

Tak lama, Pak Deka memasuki ruangan kelas. Satu persatu grup pun bernyanyi. Alea sangat menikmati itu, ada yang bagus, hingga ada yang lucu. Ada grup yang vocal suaranya sangat bagus, koreografi-nya sangat bagus, bahkan ada grup bernuansa k-pop yang sangat menghibur. Sekarang giliran Alea, Alea tak tahu apakah ia akan sukses dalam praktek ini atau tidak. Entahlah, Alea tidak terlalu peduli. Ia hanya berlatih satu kali saat bersama Revo kemarin.

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora