°25: past

1.4K 276 6
                                    

"SIALAN, MEREKA KELUAR DARI SEL. KEJAR!!!"

persetan dengan kang daniel dan mulut sialannya. Jinyoung langsung mencoba lari sekuat tenaga nya. Namun karena membawa eunbin di punggung nya, itu menjadi lebih sulit.

Para penjaga lainnya mulai berhamburan menyerbu mereka.

"Eunbin, lo sembunyi dulu ke tempat yang paling deket sama pintu keluar," bisik jinyoung sepelan mungkin. Dengan langkah tertatih, eunbin merangkak bersembunyi.

Jinyoung berdiri, dan mengambil besi sanggahan yang ada di pot bunga. Baru saja hendak maju, tembakan peluru menerjangnya dan hampir saja mengenai eunbin yang bersenbunyi di belakang kendi besar.

Masalah lain mulai datang. "bangsat, banyak banget." gerutunya saat melihat penjaga yang datang semakin banyak.

Sampai akhirnya, ia melihat jeno berlari ke arahnya dari kejauhan. Jinyoung malas melihat wajah pengkhianat satu itu, ditambah keadaan mendesak.

Tiba tiba saja, eunbin berteriak, "JIN, NUNDUK!!" Lalu secara refleks, jinyoung langsung nenuruti nya tanpa bertanya.

PRAANGG

Sebuah guci besar terbang kearah para penjaga akibat perbuatan eunbin itu yang membuat mereka semakin marah.

"lari!!" teriak jinyoung pada eunbin, sampai lupa kaki eunbin masih sakit. Tapi jinyoung masih tak habis pikir, bagaimana bisa dengan tubuh begitu eunbin sanggul melempar guci besar tadi.

Entah beruntung atau memang kebetulan, sebuah mobil terparkir di sekitar sana dan masih ada orang berpakaian hitam di dalam nya. Tak segan, jinyoung menembak orang itu dengan pistol yang tadi dicurinya.

"masuk," titah jinyoung, membuat eunbin melangkah sekuat tenaga.
>°°°°<




























>°°°°<
Jinyoung keluar terlebih dahulu dari dalam mobil, dan membopong eunbin masuk.

"jin, lo yakin kita ke sini? Mereka udah tau kita berkumpul disini, bahkan udah dibongkar." ujar eunbin, saat melihat jinyoung membawanya ke rumah mereka dan teman teman mereka.

"lo lupa, kita masih punya ruang bawah tanah felix?" tanya jinyoung sambil tetap membopong nya, tapi masih membuat eunbin khawatir.

"jin, jeno ada dipihak musuh. Jeno yang pertama di rumah ini, jadi dia pasti tau. " tutur eunbin, tapi masih juga jinyoung tetap pada pendiriannya.

"ada ruangan lain yang dibuat felix diam diam, bahkan jeno ga tau. Gua bisa tau ada ruangan itu karena ga sengaja liat felix keluar dari ruang lain di bawah tanah. Ini pintu masuknya." ujar jinyoung setelah berhenti di depan kasur felix.

Jinyoung mendudukkan eunbin di kasur itu, lalu ia masuk ke dalam kolong tempat tidur itu. Terdengar bunyi besi yang bergeser, lalu tempat tidur itu pun bergeser dan memperlihatkan lubang dengan tangga.

"loh... Kok.." eunbin menatap tak percaya apa yang ada di hadapannya.

"makanya waktu itu felix takut pas siyeon disuruh tidur disini. Dia gamau siyeon tau, terus bilang ke jeno atau siapapun." jelas jinyoung.

Itulah alasan kenapa felix terlihat agak gelisah saat mendengar siyeon meraba di bawah tempat tidurnya, walau hanya mendapat sebuah buku.

"ayo masuk, disini banyak debu nya." titah jinyoung, karena memang rumah mereka sudah mulai dibongkar dan mengeluarkan debu lama.

Mereka masuk sampai menemukan sebuah ruang sempit penuh komputer dan buku buku aneh. Tipikal felix sekali.

"bin, luka lo kebuka lagi... " gumam jinyoung, lalu menyobek bajunya untuk menutup luka gadis itu yang semakin melebar.

Tiba tiba, eunbin tertawa pahit, lalu menangis. "jin, maafin gue. Harusnya lo ga terlibat sejauh ini." ucap eunbin dengan terisak.

"maksud lo? Hei, gua ada di sini karena si sialan hwang minhyun itu, bukan salah lo." ucap jinyoung, sambil mencoba menenangkan eunbin.

"jin, si sialan yang lo sebut itu bokap gue." ujar eunbin sambil menunduk sedalam mungkin. Jinyoung semakin bingung, apa maksud perkataam eunbin?

"bentar bentar, gua ga ngerti. Minhyun? Walikota? Bokap lo? Lo bisa jelasin?" tanya jinyoung dengan wajah bingung, yang entak kenapa membuat eunbin tertawa.

"lo yakin? Mau denger semuanya?" tanya eunbin, sedikit berbasa basi. Jinyoung mulai semakin penasaran dan tidak sabaran.

"yaiyalah, bangsat gua uda bingung banget ini" keluh jinyoung lalu menatap eunbin penuh harap.

"oke. Sebenernya... Ini dunia yang awalanya buat gue" ujar eunbin. Jinyoung hanya berkedip berkali kali, mencoba memahami. Namun sedikitpun tidak dipahami nya.

"bentar, bisa lo jelasin lebih... Emm spesifik?" tanya jinyoung dengan wajah Bingung yang masih tercetak di wajah kecilnya.

Eunbin tampak berpikir sebentar, lalu mengangguk. "nah, mulai dari mana dulu, ya?"

>~~~~<

TBC

Sinner paradise | 00 line [END]Where stories live. Discover now