°23: stay

1.9K 329 4
                                    

Semua bingung akan keadaan ini. Disatu sisi, siyeon senang akhirnya bisa keluar dari dunia sialan itu. Namun, kemana perginya eunbin dan Jinyoung?

>°°°<
























>°°°<

Portal menuju kota utama sudah terbuka, dan mereka berhamburan masuk. Jisung terlebih dahulu masuk ke dalam portal itu. Saat siyeon hendak masuk, eunbin memberikan sebuah buku biru yang selalu dibawanya kepada siyeon tanpa berkata apa apa.

"Bin, ini..." belum selesai siyeon menucapkan kalimatnya, eunbin sudah terlebih dulu mendorongnya.

Tak lama, yang lain ikut masuk tanpa melihat eunbin yang hanya berdiam diri.

Jinyoung yang berada di barisan paling belakang, menyusul dibelakang eunbin. Saat hendak masuk, "bin, lu masuk duluan. Cepetan, nanti orang sialan itu sempet nyusul kita" ujar Jinyoung.

Namun, sama seperti yang gadis itu lakukan pada siyeon, eunbin mendorong Jinyoung agar masuk terlebih dahulu.

Saat setengah tubuh Jinyoung masuk, tiba tiba sesuatu menancap di leher eunbin yang tengah beriri dalam diam. Jarum.

Seketika, tubuh kurus eunbin jatuh tak berdaya. Refleks, Jinyoung mengehentikan langkahnya, dan berlari menuju tubuh gadis itu. Saat tinggal satu langkah, tubuh Jinyoung ikut terasa lemas. Pandangannya menjadi buram, dan tubuhnya terjatuh.
Dari kejauhan, terlihat para anjing penjilat itu datang menghampiri mereka.

"Sial, ini jarum bius" batin Jinyoung saat merasa ada sesuatu dileher eunbin dan juga lehernya.

Dibelakangnya, lubang itu menutup. Satu satu nya jalan pulang mereka, telah tertutup rapat dan menyisakan keputusasaan.

>°°°<




















Di sinilah mereka saat ini. Dikurung di dalam sel yang berbeda, dan dalam keadaan tubuh yang tak bisa bergerak bebas.

Di sel sebelah kanan, terdapat Jinyoung yang kakinya diborgol besi yang khusus untuk kaki. Sedangkan tangannya sendiri di ikat dengan rantai.

Di sel sebelah kiri, terdapat eunbin yang tangannya diborgol dan ditarik ke atas. Karena tangannya yang diikat sampai keatas, membuat tubuhnya harus berjinjit dengan tangan yang senantiasa teracung lemah keatas akibat rantai itu. Sungguh memprihatinkan keadaan eunbin saat ini.

TANG KLONTANG(?)

Jinyoung menendang pembatas antara sel nya dengan sel milik eunbin. "Bin, lo uda sadar?" tanya Jinyoung.

Lima detik, belum ada respon. Entah sudah berapa lama keadaannya seperti ini. Sejak kemarin-ya, kemarin. Sudah hampir sehari mereka mendekam di tempat tanpa cahaya ini. Jinyoung sudah sadar sejak tiga jam yang lalu. Namun, eunbin sama sekali belum sadar. Dia berkali kali memastikan, apakah eunbin sudah sadar. Saat Jinyoung hendak bertanya kembali, eunbin merespon terlebih dahulu.

"Maaf, jin. Gara gara gue, lo ikut terlibat" ujar gadis itu lemah.

"Bin, sebenernya ada apa? Kenapa lo ga masuk bareng siyeon pas portal nya uda kebuka?" tanya Jinyoung penasaran.

"Maaf, gue belum ngasi tau kalian. Sebenernya, psycho yang kita incar itu bokap gue" jelas gadis itu dengan nada lemah. Mereka dibatasi oleh tembok besi, jadi karena suara eunbin yang sangat lemah hampir tidak terdengar oleh pria itu.

"HAH? Lo serius?" teriak Jinyoung tidak percaya.

"Iya, gue serius" jawab gadis itu singkat. Ia tak kuasa menahan sakit ditangannya yang terus ditarik dan beradu dengan rantai, beserta kakinya yang berjinjit. Tentu itu sakit. Seharian ini dia berdiri, hanya dengan ujung jari kakinya.

"Tapi, kenapa marga nya beda?" tanya Jinyoung yang kian penasaran. Namun, gadis itu tak juga menjawab. Yang terdengar hanya deru nafasnya sendiri.

Tak lama, terdengar langah kaki bergema menuju tempat mereka. Ya, penjara ini adalah penjara bawah tanah. Mungkin beberapa anjing penjilat itu sedang memeriksa keadaan isi penjara. Mungkin memastikan penghuninya tidak kabur.

"Eunbin, ada yang datang. Lo pura pura pingsan aja" ujar Jinyoung agak pelan. Entah terdengar sampai sel eunbin atau tidak.

Jinyoung sendiri masih membuka matanya lebar lebar. Saat bayangan dari penjaga itu mulai terlihat, detak jantung Jinyoung menjadi tak karuan.

Tibalah saat dimana salah satu orang itu berdiri dihadapan sel milik Jinyoung.

"Wah wah wah, lihat siapa ini, hm? Kekasih kecil dari gadis tak berguna bos kami? Tuan muda?" ejek pria yang Jinyoung hantam dengan laptopnya saat baku hantam terjadi sebelumnya.

Jinyoung hanya menggeram dan menatap pria itu tajam. Masih terlihat, di wajah pria itu bekas hantaman dari Jinyoung. Luka di pelipis matanya, tentu masih baru dan menyakitkan.

Jinyoung mencoba untuk tenang, namun saat teriakan eunbin dari sel sebelah terdengar, dia mulai emosi.

"NGAPAIN KALIAN!?" Teriak Jinyoung sambil mencoba melepaskan rantai yang mengikat tangan dan kakinya.

Pria berjas hitam itu hanya berlutut, lalu menatap Jinyoung dengan remeh. Lima detik setelah menatap wajah kesal Jinyoung, pria itu tertawa.

"Kenapa? Marah karena pacar kamu disakiti? Tenang aja, bentar lagi dia bakal mati kok" ujar pria sialan itu dengan wajah pura pura kasihan.

"DIEM LU, BRENGSEK!" Teriak Jinyoung penuh emosi. Kini leher panjang nya memperlihatkan uratnya.

Pria berjas hitam itu kembali tertawa, lalu mengatakan "sabar dikit ya. Besok kalian uda dieksekusi, kok. Bayaran dari bos kami akan membunuh kalian"

Sekali lagi, rintihan eunbin mulai terdengar. Berpikir. Berpikir jeras adalah apa yang sedang ia pikirkam saat ini. Berpikir bagaimana cara dirinya dan eunbin bisa keluar dari tempat sialan ini. Menghajar para anjing itu? Tentu tidak. Jinyoung tidak sebodoh itu. Itu sama saja dengan membuat kewaspadaan mereka akan perilaku dua manusia yang tengah disekap dalam ruang minim cahaya.

"Heh, ni makanan kalian. Gua gamau tau gimana kalian mau makannya" ujar pria itu. Setelah Jinyoung teliti penampilan pria itu, dia memang memiliki bahu lebar seperti beruang dan wajah sangar namun,(( menggoda )). Dan di jas rapi miliknya itu, terlihat pahatan nama bertuliskan kang daniel.

Setelah pria bernama kang daniel itu bersidiri, Jinyoung tiba tiba sakau. Dia merintih dan berteriak tak terkendali.

"ARRGGHHH!!!! LEPAAAS!! PERGII" Bentak Jinyoung, entah pada siapa. Tentu saja teriakan itu mengganggu daniel. Tak ada pilihan lain, pria itu menghampiri Jinyoung dan membuka pintu sel nya.

Masih tak memperdulikan keberadaan daniel yang kini ada dihadapannya, Jinyoung masih merintih dan berteriak layaknya orang gila. Pria berkepala kecil namun jenius itu mengguncang tangannya, entah ingin melakukan apa.

Daniel semakin kesal saat teriakan Jinyoung malah semakin besar. "Diem, sialan!" bentak daniel sambil memukul kepala Jinyoung. Teriakan pria kecil itu masih belum terhenti, malah makin menjadi dan mulai memberontak.

Jinyoung yang sedang tidak terkendali itu malah menendang dada daniel dengan kakinya yang dirantai. Daniel yang sudah sangat emosi, menghantamkan kepala Jinyoung dengan lututnya sebanyak dua kali, sampai hidung pria itu mengekuarkan darah. Tentu saja, teriakan histeris pria itu terhenti.

Daniel menyeringai, melihat keadaan Jinyoung yang menyedihkan. Tanpa menyadari bahwa pria itu ikut tersenyum. Dengan kesal daniel berlalu begitu saja.

Jinyoung bangkit, dan melakukan apa yang sejak awal ia pikirkan.

>~~~~<

TBC

Hay gais :)

Iya ini hampir gaada siyeon. Uda pasti, soalnya ini kan khusus Jinyoung & eunbin.

Btw KANGEN SEUNGMIN SIYEON :(

Sinner paradise | 00 line [END]Where stories live. Discover now