°09: Therapy

2.1K 415 40
                                    

Pada pukul 4 dini hari, siyeon tengah berada dihadapan seungmin untuk diterapi. Alasan mengapa mereka melakukannya se-pagi ini adalah, karena seungmin yang baru pulang entah dari mana sampai subuh. Jeno disuruh keluar, karena tak ada keperkuan yang menyangkut dirinya.

Padahal, jeno ingin tau bagaimana terapi yang dimaksud seungmin. Baginya, menonjolkan dominan yang bukan paling dominan itu sedikit tak masuk akal.

Dengan langkah malas, ia beralih ke ruang di depan tv. Disana, hanya ada Jinyoung sendiri.

Jeno yang kemudian duduk di samping Jinyoung, bertanya kenapa Jinyoung masih terjaga pada jam segini.

"Biasa, no. Eunbin tadi gatau kenapa tiba tiba mau nyayat tangannya sendiri" jawab Jinyoung sambil mengemil keripik kentang.

Jeno cukup terkejud saat mendengarnya, karena baru kali ini eunbin sampai separah ini.

"Jin, apa mungkin eunbin self-harm?" tanya jeno, yang otomatis menghentikan kegiatan yang dilakukan Jinyoung.

Seketika, Jinyoung menghela nafas nya kasar. "Gatau, no. Gua sendiri juga takut, ditambah eunbin masih belum cerita kenapa dia pulang dengan badan luka luka gitu" ucap Jinyoung.

Sebenarnya, saat Jinyoung melihat keadaan eunbin tadi, ia memiliki dugaan kalau pelaku yang melukainya tak lain adalah dirinya sendiri. Namun, jika dugaannya benar, yang dipikirkan Jinyoung sekarang adalah, apa alasan eunbin melukai dirinya?

Tapi sekali lagi, Jinyoung mencoba memikirkan kemungkinan lain.

"Eh, siyeon kemana jen?" tanya Jinyoung, memecahkan keheningan yang mereka ciptakan sedari tadi.

"Lagi terapi sama seungmin tuh" ujar jeno, yang disambut ekspresi bingung dari Jinyoung.

"Hah? Terapi apaan? Emang siyeon gila? Sampe pake terapi segala" tanya Jinyoung dengan wajah tak berdosa nya. Jeno hendak membantah itu, namun bisikan mistis mendahuluinya.

"Siapa yang gila?" Bisikan mistis seorang wanita terdengar di telinga Jinyoung. Jinyoung mengenali suara ini, tentunya.

"EUNBIN!?" Bukan hanya Jinyoung yang terperanjat, namun jeno juga. Mereka kaget bukan main saat eunbin turun dengan perban yang masih melilit di sana sini.

Namun ekspresinya...






Bahagia?

>°°°°<




































>°°°°<

Sekitar 30 menit setelah jeno keluar, terapi nya ternyata tak se-merepotkan yang siyeon kira. Setelah selesai, seungmin memberikan jadwal terapi hariannya.

"Jadi, lo harus dateng ke kamar gue setiap selesai makan malam. Bisa kan?" tanya seungmin, memastikan siyeon menyetujui usulnya.

"Loh? Kenapa mesti di kamar lo?" tanya siyeon, yang sedikit tak terima dengan lokasi nya. "Kenapa ga di sini aja?" tanya siyeon lagi.

Seungmin menghela nafas nya pelan, "kan ga mungkin di perpustakaan, yeon. Ini buat seluruh penghuni. Lo mau yang lain ngeliat kondisi lo pas gua terapi?" ujar seungmin, meyakinkan siyeon.

Memang terapi nya cukup sederhana, hanya saja tadi siyeon tiba tiba merasa kepala nya seakan tercabik dan akhirnya berteriak.

"Emang kalo kamar lo lebih bagus Gitu?" siyeon tak henti hentinya mengotot untuk tak melaksanakannya di kamar seungmin.

"Aduh yeon, lu kok kaya mau gua perkosa aja sih? Gua ga macem macem, yeon. kamar gua itu paling luas, karena ruang bedah sama keperluan yang lainnya itu di kamar gua semua. Lagian, kamar gua itu kedap suara. Mau lo teriak kesetanan pun, gabakal kedengeran, dan gaakan ada yang sanha yang tiba tiba nyelonong." jelas seungmin sekali lagi, mencoba mengalahkan keras kepala nya siyeon.

Akhirnya, siyeon mengalah dan mengangguk. Seungmin akhirnya melemaskan bahunya, karena pegal duduk tegak untuk berbicara dengan siyeon.

Rasanya, setelah memenangkan perdebatan itu seungmin seperti baru saja mengalahkan juara dunia. Sungguh melegakan dan melelahkan.

Siyeon langasung berdiri, dan beranjak keluar. Seungmin masih bertahan didalam, karena masih merayakan kemenangannya dalam hati.

Setelah siyeon keluar, ia melihat eunbib yang sudah berebut keripik kentang dengan Jinyoung. Pada awalnya, siyeon tersenyum melihat kelakuan mereka yang seperti anak anak. Namun ia baru ingat, kalau siyeon masih belum pulih.

"Eunbin! Lo ngapain kok udah turun duluan?" teriak siyeon pelan, mencoba untuk tak terlalu berisik, karena yang lain masih tidur.

"Apaan sih? Lu ngeliat gue kaya proyek percobaan yang harus dijaga banget" ucap eunbin, sambil menyilangkan tangannya yang masih dihiasi perban itu.

Belum sempat siyeon membalas perkataan eunbin, siluet hyunjin mulai terlihat turun dari kamarnya.

"Loh? Kok pada uda bangun semua?" tanya hyunjin dengan suara serak khas bangun tidur.

"Eh, eunbin? Uda sehat nih, hem?" ucap hyunjin, sambil mengacak acak rambut eunbin.

Eunbin malah tertawa, membiarkan hyunjin mengacak rambutnya. "Weh, iya dong! Gue kan kuat" ucap eunbin, sambil mengangkat tangannya memperlihatkan otot yang tertutupi perban. Yah, kalau perbannya dilepas juga takkan ada otot disana.

"Kalo uda sehat, mandi dong! Kalo ngga kan lu jelek jadinya" ucap hyunjin sambil menguyel kedua pipi eunbin.

Terkadang, kedekatan inilah yang membuat Jinyoung risih sendiri. Walaupun sebenarnya, hyunjin hanya menganggap eunbin seperti saudarinya sendiri. Kalau eunbin, masih belum diketahui.

"Ih apaan, cecan mah gimana pun tetep cantik walopun belum mandi." ucap eunbin penuh percaya diri, yang disambut kekehan dari hyunjin.

"Sekalian aja tuh, nyanyiin lagunya. AKU BELUM MANDI, TAK TUN TWANG-" nyanyian membahana hyunjin terpotong karena ada buku tebal yang mendarat di wajahnya.

"BERISIK TOLOL" Teriak felix, sambil turun dari kamarnya. Ternyata, semua nya sudah bangun kecuali sanha.

"Eh, gua laper. Kalian ngga masak?" tanya jisung, sambil menunjuk seungmin dan siyeon.

"Eh, emang gue udah kebagian jatah masak?" tanya siyeon, yang dibalas anggukan dari semua yang ada di ruangan itu.

Siyeon hanya mengangkat bahu sekilas, lalu melangkah menuju dapur. Namun, saat ia baru saja berbalik, suara hantaman keras terdengar di belakangnya.

"HYUNJIN!" Teriak semua nya bersamaan, saat melihat hyunjin yang jatuh pingsan ditempat dengan wajah pucat.

Aneh. Padahal, sedari tadi wajah hyunjin masih terlihat sehat sehat saja.

>~~~~~<

TBC

Udah.

Kependean lagi? Sori deh, lagi mentok nih gays.

Dadaaahhhhhhhhhh

Vomment nya dong :*

Sinner paradise | 00 line [END]Where stories live. Discover now