°07: felix's Research

2.2K 429 32
                                    

"WOY!! INI MY NOTES BOOK BASAH SEMUA. WHO YANG NGOMPOL?!" Teriak felix heboh saat mendapati beberapa buku catatannya basah.

Seungmin yang tadinya berada di perpustakaan bawah tanah, langsung menghampiri felix. Ruang analisa milik felix memang sengaja dibuat di bawah tanah, agar bisa mendapat suasana yang lebih tenang.

"Kenapa sih?" tanya seungmin yang terganggu dengan teriakan felix.

"Ini, liat. Buku gua basah semua" keluh felix sambil menjemur beberapa kertas penting yang basah.

Seungmin hanya menghela nafas, lalu ikut membereskan ruangan felix yang berantakan.

Pandangannya terhenti pada salah satu halaman dalam buku felix. Lalu, ia tertarik dengan salah satu judul di halaman itu.

"Lix, ini...." seungmin tidak melanjutkan kalimatnya sama sekali, namun suaranya berhasil membuat felix menoleh.

"Lo mau baca selengkapnya?" tawar felix, saat melihat bagian mana yang membuat seungmin tertarik.

"Sejak kapan lo neliti tentang ini?" tanya seungmin dengan pandangan yang tidak teralihkan dari kertas ditangannya.

Felix hanya tersenyum miring, lalu kembali membereskan kertas kertas yang berserakan. "Sejak semalem Jinyoung nyeritain dikit tentang yang dia temuin pas nyoba bobol gerbang ke dua. Dia gasengaja dapet data gitu, dan kebetulan berhubungan dengan dia. Jadi ya gua coba teliti aja, siapa tau kita perlu" jelasnya, membuat seungmin memblakakkan matanya.

"Tapi, setau gue...."

BRAKK

Belum selesai seungmin menyelesaikam kata katanya, sanha sudah mendobrak pintu ruangan felix sekenanya.

"Apaan sih tadi ribut ribut" omel sanha, lalu berjalan kearah felix dan seungmin.

"You uda late, nyink" setelah mengatakannya, felix langsung menoyor kepala sanha.

Memang, dari semua penghuni hanya sanha yang kurang kerjaan dengan sikap ngga tau dirinya.

"Eh apaa nih? Kok basah basah? Hiii merah merah lagi" ujar sanha bingung karena kertas felix sudah basah dengan warna kemerahan.

"Ngga tau, kesel gua" gerutu felix dengan wajah kusut, dan menyibak kertas kertas itu.

Tak lama, Jinyoung ikut masuk ke dalam ruangan felix sambil menggaruk tengkuknya.

"Anu, lix...," gumam Jinyoung saat berdiri di samping felix, lalu melanjutkan kalimatnya, "sori, itu air bekas gue ngebersihin darahnya eunbin. Kayanya pipa nya bocor, jadinya kena kertas sama buku lo" jelasnya.

Suasana senyap, dengan semua orang menatap Jinyoung dan felix bergantian. Menatap wajah datar felix, membuat mereka merinding saat membayangkan saat felix-

"WANJENG LO, KERTAS GUA JADI AMIS SEMUA ANJER"

-marah.

Felix teriak sambil mengejar Jinyoung. Karena mereka yang berlarian kesana sini, isi rumah mereka jadi berantakan.

Aksi mereka dilihat oleh siyeon yang tengah menonton tv dengan segelas teh. Awalnya, ia tak peduli dengan apa yang dilakukan dua mahluk kurang kerjaan itu, namun setelah melihat felix memecahkan gelas teh miliknya, gadis itu langsung berdiri sebelum akhirnya menarik nafas dalam dalam.

Setelah menarik nafas nya dalam dalam, siyeon menutup matanya. Lalu, "ANJENG LO PADA, BISA DIEM NGGA SIH!? KAYA ULAT NANGKA AJA GA BISA DIEM. TUH, LIAT GELAS GUA PECAH. BERSIHIN, GUA GAMAU TAU!" teriak siyeon sambil menjewer telinga felix.

"Aw aw... Ampum yeon, ampun" rintih felix saat dirasanya telinganya hampir copot.

"AMPUN AMPUN PANTAT LO! KAKI GUA KENA PECAHAN BELING, LO CUMA BILANG ITU!?" Teriak siyeon heboh lagi.

Sampai felix menyahut, "iya, iya maaf! Ntar gue obatin, deh. Uda dong yeon, lepasin kuping gua" keluh felix, yang lalu telinganya langsung dilepas siyeon.

"Pssst, jangan berisik!" bisik Jinyoung, setelah menarik kaos siyeon sambil menunjuk ke arah lantai atas.

'Oh iya, eunbin' ucap siyeon dengan gesture mulut, tanpa suara. Jinyoung hanya mengangguk.

"Felix, itu kacanya lo beresin. Gua gamau tau" tuntut siyeon, dengan nada yang lebih rendah. Felix hanya menghela nafas, lalu menuruti perintah siyeon.

"Mak lampir sa ae dah" ujar sanha tiba tiba. Membuat siyeon sudah mengangkat sendal rumah nya, bersiap melemparinya namun sudah didahului oleh jeno.

Pletak

"WOY ASW, MAK LAMP- eh jeno asw, sakit no" keluh sanha saat melihat yang melemparinya sandal bukanlah siyeon, melainkan jeno.

"Salah lo sendiri cari gara gara" jawab jeno, lalu mengambil sendalnya dan memakainya kembali.

"Yeon, ikut gua bentar. Ada yang mau gua bicarain" ujar jeno, yang hanya ditanggapi anggukan dari siyeon.

>°°°°<

























>°°°°<

Awalnya, siyeon mengira jeno akan membawanya ke teras belakang seperti sebelumnya, ternyata dia dibawa ke ruang bawah tanah.

Siyeon baru pertama kali memasuki ruangan itu, jadi ia merasa sangat asing. Jeno membawanya ke arah salah satu pintu besar berwarna biru tua.

Saat mereka masuk ke dalamnya, siyeon langsung mengetahui bahwa ruangan yang dimasukinya itu adalah perpustakaan.

"Duduk dulu, yeon" ujar jeno, sambik menunjuk beberapa kursi yang ada si ruangan itu.

Saat siyeon mengedarkan pandangannya, perhatiannya terhenti pada sesosok pria yang tengah membaca buku putih dengan serius.

"Seungmin?" panggilnya ragu, namun pria tadi langsung menolehkan kepalanya.

"Ah, siyeon. Lo kemari sama siapa?" tanya seungmin, sebelum menutup sebentar buku putih miliknya.

Siyeon tidak menjawab, namun jarinya mengarah pada jeno yang tengah mondar mandir memilah buku. Melihat itu, seungmin terkekeh sendiri, dan kembali membuka buku miliknya.

Siyeon juga langsung duduk di kursi yang ada. Perpustakaan di rumah ini tidak terlalu besar, namun cukup untuk menampung ratusan buku.

Setelah menunggu beberapa menit, jeno akhirnya kembali dengan beberapa buku di tangannya.

Jeno kemudian duduk di hadapan siyeon, lalu meletakkan buku yang dibawanya ke atas meja.

Perlahan, pria itu membuka beberapa lembar halamam dari salah satu buku.

"Siyeon" panggilan jeno hanya direspon pelan, namun perhatiannya sudah didapat dan itu sudah lebih dari cukup.

"Lo pernah liat simbol ini ngga?" tanya jeno, sambil menunjukkan halaman buku yang terdapat simbol didalamnya.

Siyeon mendekatkan wajahnya, untuk melihat simbol itu lebih dekat sebelum akhirnya keningnya berkerut.

"Kayanya... Gue pernah liat, tapi...," ucapan siyeon yang terputus, tetap ditunggu kelanjutannya oleh jeno. Siyeon kemudian mengangkat kepalanya untuk menatap jeno, kemudian melanjutkan kalimatnya yang terputus tadi, "lupa hehehe"

Perbincangan mereka berakhir dengan jeno yang memijat pelipis nya akibat pusing, sedangkan siyeon hanya tertawa renyah.

Tanpa mereka sadari, seungmin memiliki dugaan lainnya.

>~~~~<

TBC


Next ga nih?

Sinner paradise | 00 line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang