°17: Got An Information

1.7K 267 69
                                    

"Anjir no, lo ngapain sampe bonyok gitu?" tanya sanha tanpa beranjak dari tempatnya. Jeno yang malas hanya menggerakkan tangannya untuk mengusir sanha.

"Dibaikin malah ngusir. Kurang ajar lu" gerutu sanha, sebelum akhirnya benar benar pergi.

Ya, wajah jeno memang babak belur sekarang. Entah apa yang dilakukannya, tapi wajahnya sudah penuh lebam dan darah. Namun jeno tidak mempedulikannya dan membiarkannya begitu saja.

Sampai akhirnya, siyeon datang dengan peralatan p3k ditangannya. Jeno awalnya kaget. Dari mana siyeon tau kalau jeno sedang babak belur? Sanha baru saja pergi, jadi tidak mungkin ia memberitau siyeon yang sudah mempersiapkan semuanya.

Tanpa suara, Siyeon mulai membersihkan luka luka di wajah jeno, hingga pria itu meringis dan menepis pelan tangan siyeon.

"Ih, geser tangannya" ucap siyeon dengan wajah serius, namun suara yang lembut. Jeno menurutinya, dan memperhatikan siyeon.

"Sial, ini uda keluar dari tugas" gerutu jeno dalam hati, saat menyadari apa yang sudah dilakukannya. Baginya, siyeon adalah penghancur, sungguh. Siyeon mengganggu tugasnya, melalaikannya, tapi jeno tetap tidak bisa membencinya.

Ini benar benar tidak boleh terjadi. Bahkan saat anak itu datang membantunya pertama kali, jeno mengira anak itu ada gunanya. Namun, pada akhirnya hanya menambah tugasnya. Bahkan berakhir pada siyeon.

"Selesai" ucap siyeon membuyarkan lamunan jeno, sebelum akhirnya menampar pelan pipi kiri jeno.

"AW! Kok dipukul sih?!" pekik jeno, karena pipi kiri yang ditampar siyeon itu memiliki lebam yang masih baru. Siyeon dengan cuek hanya berdiri dan meninggalkan jeno sendirian disana.

Jeno memperhatikan punggung siyeon, lalu tersenyum sendiri entah karena apa.

Dari kejauhan, seungmin tersenyum tipis melihatnya, walaupun luka di bibir nya masih terbuka lebar.

>°°°°<

































>°°°°<

"PELAN NAPA SIH? AWWW" Teriak seungmin saat felix dengan tidak berkeprimanusiaannya mengusap luka di bibir seungmin dengan kasar.

"MAKAN TUH BONYOK! MACEM BOCAH AJA LU BEDUA MAEN ADU JOTOS." Geram felix lalu melempar kapas yang tadinya dipakai untuk mengoleskan betadine pada luka seungmin.

Seungmin hanya diam mengusap keningnya yang lebam. Yah, memang benar, seungmin dan jeno adu jotos tadi. Bedanya yang berakhir manis cuma jeno karena diobati siyeon, bukan felix. Memang, seungmin sendiri tidak mempersalahkan itu.  Justru dia sengaja memancing siyeon ke tempat jeno. Terlalu baik kayanya.

"Memang lu bedua ributin apa sih? Jarang banget gua liat lo brutal gini" tanya felix sambil merapikan semua benda benda dihadapannya.

Felix sendiri sebenarnya lelah, karena dia baru saja membantu jisung yang masih mual karena terbayang tubuh eunbin yang tak ugh—mengerikan.

Seungmin yang mendengar pertanyaan felix diam, lalu tersenyum pelan. "Bukan apa apa kok, hehehe" felix baru hendak memukul seungmin karena tidak menjawabnya dengan benar, namun jaemin mengejutkan keduanya.

"Lix, gue nemuin hal menarik, nih. Mau denger ngga?" ujar jaemin, yang membuat keduanya tentu menyimak untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan jaemin.

"Apa?" tanya felix antusias, dan semangatnya hilang saat jaemin mengatakan, "pemimpin peachful city punya peraturan khusus kalau mau jabatannya bertahan lama" jelas jaemin.

"Apa hubungannya dengan rencana kita, anjing" gerutu felix. Lain hal nya dengan seungmin. "Kan lo sendiri ada buat catetan, kalo walikota kita aneh. Yauda jaemin mungkin narik kesimpulan kalo ini memang ada hubungannya" ujar seungmin.

"Lu nemu darimana?" tanya seungmin sedikit bingung, lalu jaemin menjawab, "Tadi kebetulan gue iseng nyoba retasan dengan jangkauan luas, terus ga sengaja terhubung dengan informasi berita di kota utama." jelas jaemin.

Oh, kota utama yang dimaksudnya adalah peachful city itu sendiri. Sedangkan sinner paradise hanya kota yang diciptakan sedemikian rupa seolah terasa dipisahkan dari dunia luar.

Jaemin mengeluarkan kertas yang sudah berisi catatannya. "Kenapa ga lo simpen di laptop aja jaem?" tanya seungmin, yang membuat jaemin menghela nafasnya.

"Tadi waktu gue uda masuk sistem gedung walikota, laptop gua kena virus terus langsung meledak. Untung sempet gue catet yang penting penting" jelas jaemin, mungkin sedikit berlebihan sampai membuat felix kaget.

"Hah? Meledak? Meledaknya KABOOOM gitu?" pertanyaan felix hanya dibuahi toyoran keras dari seungmin. Ini bukan waktunya untuk bercanda.

"Bukaaan, cuma meletup kecil gitu. Literally uda gabisa nyala lagi." jelas jaemin, lalu kembali melanjutkan apa yang ingin dibahasnya.

"Nah, katanya buat calon walikota, gaboleh punya pendamping hidup atau keturunan dulu. Katanya sih, biar walikotanya ngga lalai dan ngga ada yang ngalihin fokus nya" jelas jaemin, dan dua orang di depannya hanya menyimak hingga dia kembali melanjutkan,

"Masalahnya, walikota kita yang sekarang ini yang ngebuat sinner paradise sejak sepuluh tahun yang lalu. Jadi tempat ini ada nya tepat waktu dia diangkat jadi walikota. Aneh ngga sih, menurut kalian? Buat apa dia buat beginian?" jelas jaemin lagi, sekaligus bertanya pendapat teman temannya.

Felix dan seungmin hanya diam, lalu saling bertatapan. Ini terlalu cepat, tapi tetap menguntungkan mereka. Mereka bukanlah ahli dalam hal ini. Karena itu mereka membutuhkan jeno. Seungmin tidak masalah dengan itu, apalagi felix.

Masalahnya, apakah jeno masih mau bersitatap dengan seungmin?

"Tunggu, jaem. Tadi lu bilang 10 tahun yang lalu? Bukannya masa jabatannya cuma—"

"GUYS, CEPET KESINI"

Suara Jinyoung mengisi rumah itu ditengah tengah  seriusnya suasana di antara Felix, seungmin dan jaemin.


>~~~~<

TBC

Gais, maafin gue ya :(

Gue baru nyadar, ada beberapa hal disini yang ga masuk akal. Yah, walaupun sebenernya memang keseluruhan cerita ini ga masuk akal.

Tapi ada beberapa yang ga sesuai dengan teori yang gue tetapin disini.

Sekali lagi maaf, gue cuma apdet seminggu sekali ngebuat kalian nunggu, tau taunya chap nya malah pendek dan ga berbobot sama sekali.

Sekali lagi maaf 🙏🙇

I love u lah pokoknya

Vomment



Sinner paradise | 00 line [END]Where stories live. Discover now