°19: Unexpected

1.8K 353 39
                                    

"Yeon?" panggil seungmin pelan, lalu gadis itu menoleh. Wajah siyeon pucat, namun masih terlihat cantik.

"Eh, iya gue lupa. Ayo, buat makan malem nya." ujar siyeon, lalu berdiri dan hendak ke dapur. Seungmin tentu bingung dengan apa yang dikatakan gadis itu."hah?" siyeon yang tadinya hendak menuju dapur menghentikan langkahnya, lalu berbalik untuk menatap seungmin yang kebingungan.

"Hari ini jatah eunbin sama Jinyoung, tapu ga mungkin mereka bakal masak, kan? Ayo buruan," ujar siyeon, dan seungmin hanya mengikutinya.

Siyeon sedang memotong wortel, lalu menoleh ke arah seungmin untuk melihat pekerjaannya. Namun pandangan siyeon malah tertuju pada lebam di sekitar wajah dan luka di sudut bibir seungmin.

"Min," panggil siyeon sambil mengalihkan pandangannya pada sayuran di tangannya. "Hm? Kenapa?" jawab seungmin seraya menoleh sekilas.

"Kalian ngomongin apaan sampe adu jotos gitu?" tanya siyeon, membuat pergerakan seungmin terhenti. Seungmin hanya diam, tak menjawab pertanyaan siyeon.

Yah, sebenernya yang menyuruh siyeon untuk mengobati luka jeno adalah seungmin sendiri. Ada maksud baik dibalik tindakan itu, dan syukurlah semua berjalan baik. Namun raut siyeon saat menanyakannya sedikit membuat seungmin merasa bersalah.

Entah karena siyeon yang memasak sambil berpikir, atau memang ia lapar, menu yang mereka buat sangat banyak. Untunglah ada satu mahluk tambahan yang akan membantu mereka menghabiskan semua itu.

Selagi siyeon menata meja makan, seungmin memanggil yang lainnya. Siyeon langsung menyiapkan dua nampan makanan untuk Jinyoung dan eunbin nanti.

Seperti dugaan, dua orang absen untuk makan malam bersama. Selama makan malam berlangsung, entah kenapa suasana sangat hening. Jisung sampai risih sendiri, semakin merasa ada yang salah.

Selesai makan malam, sanha dan hyunjin mencuci piring, dan yang lain berpencar. Tanpa sepatah kata pun. Entahlah, keadaannya terasa hancur. Entah apa yang salah.

Ditengah itu semua, Jinyoung memapah eunbin turun dari tangga. "Jin, eunbin ngapaim lo bawa turunn??? Kaki nya masih luka anjirrr," pekik siyeon.

Jinyoung yang mendengarnya hanya mendengus, lalu membalas, "dia yang ngotot setan, bukan gua yang nyuruh,"

Eunbin yang mendengar percakapan itu jengah, lalu mengomel. "Heh, lo pikir gua selemah itu? Ga ada apa apanya nih, masi bisa jalan, juga. Bacot banget sih," siyeon yang mendengar balasan yang keluar dari bibir gadis itu hanya menggeleng.

Dia heran, bagaimana gadis ini bisa pulih secepat itu, bahkan tidak mengeluh sedikitpun tentang lukanya? Seakan, dia menerimanya dengan senang hati.

Jinyoung mendudukkan eunbin di meja makan, dan bergegas menyiapkan makanan. "Ambil yang di lemari aja jin, uda gua siapin buat lu bedua," ujar siyeon, dan Jinyoung menurutinya

Selesai makan, eunbin kembali dipapah oleh Jinyoung ke sofa. Siyeon menghampirinya, lalu memandangmya dengan serius. Eunbin yang mendapat tatapan itu merasa tidak nyaman, dan bertanya, "lo ngapa sih? Ngeliatin gua gitu banget," tanyanya, dan siyeon kembali bertanya,

"Itu serius lo ga ngerasa sakit? Tangan lo? Kaki lo? Perut lo??" eunbin yang dihujani pertanyaan mulai kesal, lalu menggerakkan tangannya pelan. Ia melakukannya untuk menunjukkan pada gadis penasaran didepannya kalau ia baik baik saja.

"Tapi bin, sumpah gue inget banget gimana kondisi badan lo pas dibawa pulang sama Jinyoung. Lo ngapain se—" ucapan siyeon terpotong karena eunbin yang tiba tiba berteriak keras sambil menutup telinganya sendiri.

"Gausa bahas itu, plis. Anggep aja karena gua jatoh. Uda, gausa banyak tanya, atau lebih baik gue mati aja?" acam eunbin yang sontak membuat siyeon terdiam dan Jinyoung kaget.

Saat Jinyoung menanyakan hal semacam Itu, eunbin tak pernah memberikan ancaman, walaupun yang dilakukannya tetap memberikan ancaman secara tidak langsung.

Jeno yang melihat kegaduhan itu menghampiri mereka, dan berkata, "cukup. Kepala gua sakit, jangan berantem lagi. Kita uda semakin dekat dengan pintu keluar, jadi plis jangan buat jadi makin rumit." ujar jeno, membuat semua teetunduk diam. Bahkan hyunjin dan sanha yang berada di dapur.

Jaemin merasa, semakin lama suasana di tempat ini malah membuatnya semakin berbahaya sekaligus menarik.

>°°°°<












































>°°°°<

Usai malam yang menegangkan itu, semua mulai beranjak tidur. Sampai saat tengah malam, hyunjin keluar dari kamarnya karena tidak bisa tidur. Ia memilih meminum susu hangat, sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.

Hyunjin masuk ke kamar mandi sekitar lima belas menit. Saat dirinya hendak kembali ke dalam kamar, hyunjin melihat siluet sesorang keluar dari rumah.

Hyunjin tidak melihat wajahnya, namun untuk memastikan dia mengikutinya secara diam diam. Entahlah, hyunjin merasa harus melakukan itu.

Listrik di rumah itu telah dipadamkan sepenuhnya, jadi hyunjin lebih mudah untuk mengikutinya.

"Loh? Itu siapa?" gumam hyunjin saat ia melihat sebuah mobil hitam menjemput orang itu dan pergi.

Laju mobil nya tergolong pelan, karena itu hyunjin mampu mengikutinya secara diam diam.

Ia tak tau, hal itu akan disesali dan akan disyukuri oleh dirinya sendiri.




>~~~~<

TBC

Kapal siyeon seungmin mampus Crack wkwkwkwkwkwkw

Tapi tenank, kapal jeyeon tetep namber wan. Eh ngga deh, baebin yang namber wan heuheu

Btw, SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI bagi yang merayakan. Mohon maap nih ye kalo gue ada salah sama kalian.

Maapin diriku yg apdetnya
Lama dan sekalinya apdet isinya malah gaje dan pendek.

Pokoe aku tetep sayang sama kalian.

Rencananya sih mau namatin sebelum lebaran, tapi sayang ga kesampean.

Jadiiiiiiiiiii, tetep tunggin yah, insyaallah abis lebaran gua apdet dabel heu :)

Lagian ini uda hampir selesai juga kwkwkwkw DI CHAP AKHIR AKU PUNYA KEJUTAN, JADI TETEP TUNGGU YAH HEHEHEH

Bhay sayaaang

Sinner paradise | 00 line [END]Where stories live. Discover now