“aku paksa”

“aku tolak”

“aku cium”

“aku hapus”

“aku gigit”

“aku gigit balik”

“ahhhh lamaaa… aku kangen sama kamu…” katanya sambil mendekatiku…

“ziyan jangan macam – macam deh”

“jadi bilang dulu apa arti surat itu”

“bisa bacakan atau mau aku masukkan kamu satu sekolah dengan arga dan riana?”

“QUEEN aku serius?”

“aku juga serius”

“ishhh lamaaa… sepertinya kamu memang mau mincing aku buat paksa kamu ya”

“hahahhahahaha coba aja deket – deket, aku tendang itu barang…”

“silahkan apa gak akan menyesal, jangan salahkan aku jika seumur hidup kamu gak akan pernah mendapat kepuasan dari aku”

“yeeee percaya diri banget aku mau hidup selamanya sama kamu”

“iya donk, aku kan cinta mati sama kamu… jadi kamu hanya bisa lepas dari aku jika  aku mati… karena sama saja aku mati jika kamu gak ada disamping aku” dia membaca surat itu lagi.

“jadi… jadi… riana memang anak kamu?, riana anak kita?”

“bisa bacakan emang tertulis disana apa?”

“iya aku bisa baca, aku Cuma gak percaya… apa ini benar?”

“ya benar lah, kemarin aku mendengar pembicaraan kamu dengan tio dan aku langsung melakukan tes DNA, dan aku sangat bersyukur riana ternyata memang anak kita yang hilang, aku gak tau kenapa allah membuat garis takdir kita seperti ini”

“terus jika kamu tau kalau riana itu anak kita, kenapa kamu dari tadi tidak jujur dan malah membuat aku syok dengan memberi amplop ini dan mengatakan bahwa itu surat cerai, kamu tau aku hancur  melihat amplop itu, aku berpikir daripada aku kehilangan kamu lebih baik aku yang hilang”

“aku kecewa mas berbohong…. Aku mau mas merasakan hukuman karena tidak jujur… kita ini suami istri… anak kita sudah 4… gak bisakah kamu memberikan sedikit beban yang ada di pundak kamu ke aku… istrimu… jangan menanggung semuanya sendiri”

“aku… aku gak mau kamu sedih lagi sayang… aku rindu senyum dan tawa kamu”

“tapi gak begini juga caranya”

“maafin mas ya… mas janji gak bakal bohong lagi…jadi jangan tinggalin mas ya”

“gak bisa”

“jadi kamu tetap mau kita cerai??” katanya dengan wajah tertunduk

“iya”

“gak bakal…” dia kembali mendekatiku… aku beringsut kebelakang… tapi aku terhenti karena adanya dinding dibelakang.

“kamu hanya milik aku… gak akan pernah aku lepaskan… walau aku harus membuat kamu hamil lagi… aku gak peduli… yang penting sekarang aku akan mengikat kamu”

“hahahhahaha serem amat kata – katanya”

“aku gak bercanda sayang!!! Ayo kita buktikan, 1 tahun lebih aku tidak olah raga ranjang, stamina aku masih kuat buat ratusan ronde… jadi kamu siap – siap saja, aku gak bakal biarin kamu keluar dari kamar ini, sampai kamu menyerah”

“gila…. Maniak banget sih suamiku ini” aku tertawa sambil mendekatinya dan memeluknya. Dia kaget dan memelukku dengan erat.

“aku juga gak bisa tanpa kamu tuan Ziyan Wijaya, aku gak mau juga ninggalin kamu, tadi itu aku hanya menghukum kamu, agar kamu menyesal dan gak akan pernah bohongin aku lagi”

“jadi… jadi kita gak bakal ceraikan?”

“gak donk… nanti anak – anak aku gak punya orang tua utuh, aku gak mau bikin mereka kecewa dan sedih”

“jadi tadi itu kamu kerjain aku?”

“iya…. Ya elah lemotnya kambuh…”

“queennnnn aku makan kamu sekarang, ayo bilang ampun gak…,” dia menggelitiku dengan kuat

“gak… wekssss gak bakal….”

“oh ya… jadi gak takut aku gelitik nih”

“gak…. Aku kuat nahan kok”

“oh ya… ayo kita buktikan, kalo kamu kalah dan mengeluarkan kata ampun aku akan mengurung kamu di kamar 1 minggu dan jangan harap bisa keluar, kalo kamu yang menang aku akan rela jadi budak kamu selama 1 minggu”

“oke deal”

Dia tetap berusaha menggelitiku… aku gak takut karena aku bisa menahannya. Setengah jam dia mencoba membuat aku mengatakan kata ampun, kata – kata itu tidak juga aku keluarkan.

“oh bisa tahan ya… oke aku akan ubah caranya” katanya sambil berusaha melepaskan tangannya dari pinggangku.

“hahhaha mas gak bakal bisa menang dari aku”

“oh ya??? Kalo ini bisa tahan gak?”

Cup

Dia menciumku dengan lembut dan meminta aku membalasnya dengan cepat. Aku Cuma diam dan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Aku harus memenangkan taruhan ini.

Dia tetap menciumku, setelah dari mulut aku juga tidak mengeluarkan kata ampun… dia berpindah kebagian leher… ya ampun dia tau dimana letak bagian sensitifku… kalo kayak gini aku yang akan kalah. Aku berharap aku kuat.

“ayo jangan di tahan sayang…. Keluarkan desahan – desahan nakal kamu yang selama ini andalan kamu… aku kangennnn” katanya sambil tetap mencium leherku, entah berapa banyak tanda yang di buatnya di leherku….

“gak bakal….. aku harus memenangkan taruhan ini”

“oh ya??? Tapi kok kamu ngomongkan sambil mendesah2 gitu sih.. udah horny ya… mau aku masukin?”

“ehhhh…” aku menutup mulutku…. Ya ampun ini mulut dengan hati kok ya gak sinkron.

“hahahha ayo bilang ampun gak….”

“gakkkkkkkk ahhhh mas jangan gigit” astagaaaaa itu desahan kok ya gak bisa ditahan yahhhh

“bilang ampun gakkkk? Susah amat bilang itu… mau kamu aku ginikan terus?”

“gak mau….. massssss aku gak kuat nih… aku ka……. Aduhhhhhhh jangan gigit lagi”

“ayo mau bilang apa tadi….”

“iya iya kamu menang… ampunnnnnnn….. aku gak kuat.. ayo lanjutin mas… nanti kita bicara lagi”

“nah gitu donk… itu baru sayangnya aku”

Tbc

Nah sekian pemirsa… selanjutnya silahkan karang sendiri….. berhubung bulan puasa jadi mohon maaf ya bab ini agak mesum…. Ini Cuma pemanis aja kok… bab berikutnya benar – benar endingnya.., rencana bab ini mau di end kan tapi nanti dulu lah… bab berikutnya benaran akan ending.

*kisskiss makasih buat yang udah vote n comment… jangan lupa baca cerita aku yang lain ya… davin story janji nanti malam akan aku share.

byeee


2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now