Bab 47

64.5K 2.3K 16
                                    

Mohon maaf bab ini  warning 17+ keatas ya… jadi mending bacanya setelah berbuka….

Queen Pov

“jangan tinggalin aku sayang…” katanya masih dengan wajah sedihnya dan amplop itu belum juga dibukanya.

“aku gak bisa… kamu sudah menipu aku…, buka amplop itu dan cepat tanda tangani” kataku dengan pasti.

“gak mau… aku gak akan tanda tangani, aku gak akan pernah menceraikan kamu”

“ya sudah sepertinya percuma…. Aku tunggu diluar silahkan kamu baca apa isi surat cerai itu, aku akan mempersiapkan barang anak – anak” aku bangkit dan melangkahkan kakiku keluar dari kamar dengan perasaan hampa.

“queen… please… aku sangat mencintai kamu sayang, tolong maafin semua kesalahan aku” katanya lagi.

“aku juga sangat mencintaimu, tapi….tapi semuanya terlambat, lebih baik kita pisah… jangan lupa baca surat itu dan jangan pernah merobekkannya, karena beribu kalipun kamu merusaknya aku akan tetap memberikan surat itu kepada kamu, jadi lebih baik kamu membacanya dengan benar” aku berjalan keluar dan menutup pintu. Aku berusaha tegar dan menahan air mata supaya tidak jatuh, aku gak mau anak – anak melihat orang tuanya bertengkar yang akan merusak jiwa mereka.

Aku duduk di kursi yang ada di kamar anak – anak, aku menunggu dia datang sambil menyerahkan surat cerai itu.

30 menit…. Belum juga ada tanda – tanda dia keluar. Aku masih menunggu dengan sabar.

1 jam… aku mulai bosan dan mengantuk, tetapi aku harus tetap menunggu.

2 jam… aku gelisah, aku takut dia berbuat bodoh, ketika aku akan bangkit aku melihat pintu kamar dibuka, aku pura – pura duduk dan menatapnya dengan tatapan dingin.

“ini maksudnya apa?” katanya menyerahkan surat yang aku kasih tadi.

“surat cerai, kok Tanya lagi, jadi aku ngomong tadi gak didenger ya?”

“QUEEN WIJAYA” teriaknya

“jangan teriak – teriak anak – anak lagi tidur, berisik tau gak… oh iya…nama aku Queen Sagara karena sebentar lagi kita cerai”

Dia mendekatiku dan menggendongku bagai membawa karung beras.

“apasih lepas gak… atau aku teriak”

“teriak aja, lagian aku masih suami kamu, mau teriak juga gak bakal ada yang menyelamatin kamu”

“lepass…… ZIYANNNNN lepas….”aku meronta supaya dia melepaskanku.

“berisik… anak – anak tidur, kita harus bicara dan bukan disini tapi di kamar kita”

“gak usah banyak omong, ceraikan saja aku”

“gak bakal… aku akan buat kamu menyesal sudah mengucapkan kata – kata itu dan sudah membuat aku stress”

“kamu mau apa… jangan harap bisa sentuh aku… aku gak mau… berani kamu sentuh aku akan laporkan kamu memperkosa aku” kataku setelah dia melemparkan aku keatas tempat tidur.

“hahahahhahaha ya ampun Nyonya queen WIJAYA… mana ada suami yang memperkosa istri… polisi akan ketawa tau gak… “ katanya sambil ketawa terbahak – bahak….

“jadi sebelum kita berperang…. Lebih baik kamu jelaskan apa maksud surat ini?” katanya sambil memperlihatkan surat itu.

“perang… perang…. Kamu seperti Amien Rais aja bilang sekarang Perang Badar… gak lucu tau gak”

“ya elah yang melucu juga siapa, yang perang badar juga siapa… yang ada perang kenikmatan…”

“mesummmm…. Jangan harap aku mau kamu sentuh”

2. Queen Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang