Bab 41

53.5K 2.3K 16
                                    

Ziyan pov

Sudah 2 hari ini queen belum juga sadar, pukulan yang bertubi2 ditubuhnya membuat banyak tulangnya mengalami  kerusakan, dan untungnya kandungannya bisa diselamatkan. Aku sebenarnya sangat takut anak kami tidak bisa diselamatkan, aku takut jiwa queen tidak bisa menerima kehilangan anak lagi. Cukup hanya kembaran arga yang hilang.

Selama 2 hari ini aku bolak balik ke kantor polisi untuk bertemu dokter gila itu, aku selalu bertanya dimana dan kemana dia menjual anakku, tapi semuanya sia2 dia gak menjawab dan memberitahuku dia hanya diam tanpa suara. Jika tidak memikirkan queen yang sedang terbaring sakit dirs dia pasti sudah aku bunuh.

Karena aku fokus mengurus queen dan mencari anakku yang hilang, arga dan riana terpaksa aku titip  di rumah davin, dan untungnya mereka betah tinggal disana karena ada sepupu yang seumuran mereka.

Siang itu aku membawa anak2 datang mengunjungi queen.

“mama bangun donk, aku dan riana kangen nih sama mama”

“iya ma riana pengen banget bobok sama mama lagi, aku kangen tidur bareng sama mama lagi, jadi mama cepet sembuh ya” kemudian aku melihat riana mencium pipi queen.

Tak lama setelah mendapat ciuman dari riana, queen bangun dan membuka matanya.

“mas…”

“iya babe mas disini, jangan takut lagi ya kamu sudah aman disini, gak ada yang bisa nyakitin kamu lagi”

“anak2 kita bagaimana mas, mereka gppkan” tanyanya sambil memegang perutnya yang masih rata.

“gpp mereka kuat dan sehat, jadi kamu jangan kuatir lagi, sekarang kamu istirahat saja”

“mas sudah cari kembaran arga?”

“sudah babe, tapi mas belum nemuin dia, mas sudah tanya dokter itu dan sampai saat ini dia belum mau memberitahu keberadaan anak kita”

“mas aku mau ketemu dokter itu, aku gak bisa nunggu dia ngomong, aku harus paksa dia memberitahu dimana anak aku dijualnya” dia bangkit dari kasur dan melepaskan jarum infus yang terpasang di tangannya.

“babe kok dibuka infusnya, gak boleh kamu belum sembuh benar”

“aku mau ketemu dr. gemal, aku mau maksa dia bilang dimana anak aku”

“gak boleh!!!!, kamu belum sembuh, nanti aku saja yang nanya”

“mas…..aku mohon, ini semua salah aku… seandainya dulu aku lebih perhatian dengan kehamilan aku, aku gak bakal kehilangan anak kita, ini semua salah aku mas hiksss” katanya dengan berlinang air mata.

“gak ada yang salah disini sayang, yang salah dokter gila itu, seenaknya dia menjual bayi2 yang gak berdosa dan membuat mereka terpisah dengan keluarganya”

“tapi mas……”

“gak ada tapi2 sekarang kamu istirahat dan sabar menunggu, nanti setelah sembuh kita sama2 pergi mencarinya”

“benar ya kalo aku sudah sembuh aku ikut cari ya”

“iya… nah sekarang kamu bobok, mas tinggal sebentar ya, mas mau ke kantor polisi”

“hati2 mas jangan lupa nanya anak kita dijual kemana”

“iya kamu sama anak2 disini saja, nanti davin akan jemput anak2”

“arga dan riana, jaga mama ya papa pergi sebentar, kalo ada apa2 telepon aja papa atau panggil saja suster diluar, oke?”

“oke pa, aku dan riana akan menjaga mama”

2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now