Bab 9

67.4K 3K 21
                                    

queen pov

ketika akan masuk ke rumah, aku keingat hpku tertinggal di mobilnya, dengan buru2 aku berbalik dan berlari mengejar mobilnya.

"mas tunggu hp aku ketinggalan...." ternyata dia sudah jalan dengan sigap aku ambil kunci mobil mommy dan mengikutinya.

aku ikuti kemana arah mobilnya, dan ternyata dia memasuki parkiran club. mau apa mas ziyan pagi2 kemari.

setelah menunggu agak setengah jam, mas ziyan tidak juga menampakkan batang hidungnya.

"apa aku harus ke atas ya dan menyusulnya, apa dia gak akan menganggap aku membuntutinya?" kataku dalam hati.

"tapi kalo gak disusul siapa tau nanti mas ziyan susah ngehubungi aku"

dengan yakin akhirnya aku turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk club yang belum beroperasi.

"maaf mbak belum buka, nanti sore baru bukanya" kata pelayan yang aku taksir masih berumur 19 tahun ini dan aku membaca taqname nya "Silvia"

"oh aku tau kok silvia, aku hanya mencari teman namanya tio"

aku melihatnya gugup "ba...bapak tio ada kok didalam mbak silahkan masuk saja"

"terima kasih silvi, itu baju kamu keluar dari rok, gak bagus kalo dilihat orang" kataku setelah melihat bajunya acak2an.

setelah itu aku berjalan menuju lantai atas ke kantor tio, kata pelayan itu dia lagi disana dengan temannya yang aku tebak pasti mas ziyan.

ketika akan membuka pintu dengan jelas aku mendengar pembicaraan mas ziyan dan tio.

semuanya!!! dari mulai tujuannya mendekatiku dan masalah taruhan setelah berhasil meniduriku. ternyata itu semua hanya taruhan, dia tidak pernah mencintai ku, dia hanya menginginkan aku bisa diajaknya bercinta dan dia tidak akan pernah mau menikah.

bagai disambar petir disiang hari aku mendengar semua pembicaraan pria brengsek itu.

aku lemas dan terduduk menahan sakit hati dan tak terasa air mata turun dengan derasnya.

disakiti atau dikecewakan masih bisa aku terima, tapi menjadikan keperawananku  taruhan tidak akan pernah bisa aku maafkan.

"semuanya hanya kepalsuan dan kebohongan, dia jadikan aku taruhan untuk mendapatkan club ini, segitu hinakah sampai dia tega melakukan ini semua" kataku dengan sedih.

aku masih berdiri dengan kaki bergetar mendengarkan semua pembicaraannya. sampai akhirnya aku mendengar dia berniat untuk pergi, dengan perasaan hancur aku menghapus air mata, aku gak mau dilihat sebagai wanita lemah. cukup dia mempermainkan hati dan tubuhku dan jangan harap bisa mempermainkan egoku.

aku berdiri dengan tegap dan memandangnya dengan tatapan kebencian dan kesedihan disaat bersamaan.

"qu.....queenn... apa yang kamu lakukan disini, sejak kapan kamu berdiri disini?"

"kenapa gugup mas, kamu takut aku ada disini?, memangnya kamu sedang apa didalam sampai ketakutan  begitu?"

"gak, maksud aku kok tiba2 kamu ada disini, bukannya tadi aku antar kerumah?"

"aku baru ingat hp aku ketinggalan makanya aku nyusulin màs kesini?"

"oh iya, selamat yah karena mulai sekarang kamu sudah menjadi pemilik club ini, hebat ya apasih yang ditaruhin sehingga kamu bisa mendapat club ini, club termahal di jakarta, boleh donk aku mendapat gold member secara aku ini kan kekasih kamu" kataku menyindirnya dan aku menyalaminya.

aku melihat wajahnya gugup dan ketika aku menyalaminya tangannya sangat dingin. sedingin hatiku yang dihancurkannya.

ya, aku gak akan menangis dan gak akan merendahkan diriku meminta pertanggung jawabannya. aku akan membalasnya, dia akan merasakan sakit seperti sakitnya aku hari ini.

2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now