Bab 20

69.6K 3.1K 26
                                    


ziyan pov

ternyata kepergianku ke jerman untuk melupakan queen gak berguna sama sekali, aku kira setelah aku liburan menenangkan pikiran, bayangan wanita itu akan hilang dengan sendirinya, tapi ternyata jangankan hilang, malah semakin besar. aku sangat kangen melihat wajahnya.

hingga pagi itu ketika aku datang ke kantor setelah mengantar riana sekolah, tanpa sengaja aku melihat di lobi queen dicium keningnya oleh denny, aku marah dan emosi tanpa banyak kata aku menghampiri mereka dan  aku tarik tangan queen dan aku bawa dia naik ke mobilku.

aku gak tau entah apa yang akan di pikir denny ataupun pegawai lain seorang CEO menarik tangan wanita, yang aku tau sekarang aku harus menjauhi queen dengan pria itu.

"lepas pak, apa2an sih main tarik2 tangan orang, sakit tau" katanya dengan berteriak.

"gak akan, kita harus bicara queen, aku gak sanggup lagi seperti ini"

"gak ada yang mesti kita bicarakan, aku tidak akan pernah mau bicara dengan bapak"

"please queen aku mohon!!! kamu diam dulu sekarang, nanti kita bicara setelah sampai tujuan"

"mau kemana sih, jangan macam2 bapak ziyan"

"aku gak akan ngelakuin yang akan menyakiti kamu, jadi kamu bisa tenang"

"dasar rese" kemudian aku melihatnya hanya diam sambil melihat pemandangan luar.

aku melajukan mobil ke arah pantai dimana dulu aku membawanya ketika pertams kali melakukan pendekatan.

wajahnya tegang ketika mengetahui aku membawanya ke pantai itu.

"kenapa kita kesini, aku gak mau... antarkan aku pulang"

aku hanya diam mendengar penolakannya.

"ziyan... aku gak mau!!!! aku mau pulang please!!" katanya dengan wajah memohon dan aku lihat genangan air mata disudut matanya.

aku kembali hanya diam dan tidak membalas apapun perkataannya.

ketika tiba dengan pegangan pelan aku membawanya menuju bibir pantai dimana dulu aku melihatnya berenang dengan senyuman indah yang selalu menghiasi wajahnya.

"kenapa kamu membawa aku ketempat ini?, aku gak suka berada disini"

"aku ingin kita bicara queen, tentang kita tentang masa lalu kita dan tentang perasaan aku"

"ada apa lagi dengan kita, hubungan kita sudah berakhir dan aku gak peduli dengan perasaan kamu"

"tapi aku peduli dengan kamu!!!" kataku, ya aku akan memberitahunya bahwa aku mencintainya.

"untuk apa kamu peduli? bukannya aku hanya sebagai taruhan dengan teman2 kamu?"

"maaf, dulu aku gak tau kalo pertaruhan itu akan sangat menyakiti kamu, aku memang pria brengsek seperti dulu kamu pernah bilang"

"hahahahaha kenapa baru sadar sekarang? hellowwww selama ini kemana saja?, kamu tau? gara2 pertaruhan itu aku kehilangan semuanya, keluarga, teman, pekerjaan, cinta dan yang paling penting kehormatan"

"jadi apa kamu bisa mengembalikan semua itu seperti semula?"

"maafkan aku queen, kamu pernah tanya apa kesalahan terbesar di hidup aku? sekarang aku akan jujur, kesalahan terbesar aku adalah menjadikan kamu sebagai taruhan dan melepaskan orang yang mencintai aku dan aku cintai"

aku melihat reaksinya, wajahnya berubah tanpa ekspresi.

"cinta? kamu tau arti cinta? kalo kamu cinta, kamu gak akan membuat aku semenderita ini ziyan, kamu gak akan mempermalukan aku didepan teman2 mu dengan menjadikan aku sebagai taruhan, sakit sakit disini" katanya dengan memegang dadanya diiringi isak tangis.

2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now