Bab 42

51.4K 2.1K 10
                                    

Ziyan pov

5 bulan kemudian…….

Sudah 5 bulan aku mencari keberadaan anakku yang dijual dr. gemal, dan sampai saat ini belum juga menemukan titik terang. Berbagai cara aku lakukan untuk menemukan putriku yang hilang. Mulai dari menyewa detektif sampai membuat sayembara untuk bisa menemukan putriku yang hilang.

Bagaimana dengan istriku apa dia bisa menerima jika sampai detik ini putri kami belum ditemukan. Tidak !!! sama sekali tidak, belum jelasnya keberadaan putri kami membuat jiwanya tidak stabil, setiap hari hanya menangis, melamun, kadang histeris dan gak mau makan. Aku sampai hilang akal menghadapi semuanya. Aku sangat takut hal itu mempengaruhi anak kami yang kini sedang di kandungnya. Sekarang kehamilannya memasuki usia 6 bulan, dan untungnya bayi kami sangat kuat walau sampai usia kandungannya 6 bulan queen jarang makan dan kerjanya hanya menangis.

Aku sampai capek dan lelah membujuknya untuk merelakan putri kami, aku bukannya gak sayang dengan dia tapi hidup harus jalan terus, aku gak ingin queen melupakan anak2 nya yang lain dan hanya terpaku dengan putriku yang hilang, aku sampai menitipkan arga dan riana keruman davin. Aku gak mau mental mereka rusak melihat penolakan mamanya. ya, queen sampai tega tidak mau mengurus anak2nya.

Hingga siang itu puncaknya, seharusnya hari ini istriku melakukan cek kandungan, tetapi entah kenapa dia gak mau pergi, dia hanya tidur dan berbaring dikamar, tidak mau bicara sepatahpun, makan juga gak mau, dan yang lebih parah tidak mau melihatku dan dia mengusirku dari kamar. Aku memanggil davin dan mbak renata dan teman2ku, untuk membujuknya supaya makan dan mau memeriksakan kandungannya.

“sayang, sudah donk kamu kenapa jadi kayak gini? Aku…. Aku gak bisa lihat kamu seperti ini lagi”

“kamu jangan sakiti diri kamu dan bayi2 kita, mereka gak bersalah… apa kamu gak kasian jika mereka gak sehat?”kataku lirih

Aku menatap wajahnya yang tirus, pucat dan tatapan matanya yang kosong tanpa jiwa.

“aku harus bagaimana lagi supaya kamu bisa kembali seperti queen yang dulu aku kenal?, aku harus bagaimana katakan sayang!!!!!” kataku sambil berlinang air mata.

Dia bangkit dari tidurnya dan melihatku masih dengan tatapan kosong.

“aku mau anak aku sekarang!!!, aku gak peduli sama kamu dan yang lainnya aku mau anak aku sekarang!!!”

“ya allah queen, aku sudah ribuan kali bilang… kamu harus ikhlas jika dia belum ketemu, kamu kenapa kayak gini jadinya, jangan bikin aku sedih”

Dia kembali berbaring dan menutup seluruh badannya dengan selimut.

“aghhhhhhhhhhhhh, lama2 aku bisa gila ngadepin kamu!!!!, aku capek queen, aku lelah aku ingin kamu mengerti bahwa aku juga gak ingin keadaan seperti ini, aku butuh kamu kuat demi aku dan anak2 kamu lainnya, jangan hanya terpaku akan kesedihan dan kehilangan”

“ya sudah kalo gak mau ngurus aku silahkan pergi!!!, aku bisa sendiri…Aku udah bilang aku gak butuh kamu…..” katanya dengan wajah datar.

Ya allah kenapa dengan istriku kenapa dia bisa berubah seperti ini.

Tiba2 pintu kamarku terbuka dan semua orang yang aku panggil datang.

“kenapa yan, kenapa lo teriak2”

“queen dav, gue gak tau harus bagaimana lagi…. Dia nyakitin dirinya dan bayinya…. Gak mau makan, nangis dan gak mau cek kandungannya, gue sampai emosi buat bujuk dia”

Davin dan mbak renata menghampiri queen yang masih duduk di kasur dengan wajah sedih.

“dek… mbak dan kakak davin mengerti perasaan kamu, siapa sih orangtua yang mau anaknya hilang, gak ada dek apalagi di posisi kamu… dari lahir gak pernah melihat anak kandung yang kamu lahirkan, kakak  ngerti walau bukan kakak yang melahirkan…  tapi… tapi kamu gak bisa kayak gini, meratapi, menangis dan menyakiti diri sendiri. Kalo hanya diri kamu sendiri mungkin masih bisa di maafkan tapi sekarang ada bayi2 kamu yang masih di kandungan, apa kamu gak merasa bersalah jika anak2 kamu ini sakit atau bahkan gak lahir dengan normal karena kurangnya asupan gizi”

2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now