Bab 24

67.7K 3K 63
                                    


ziyan pov

"ap...apa kabar queen" kataku dengan gugup.

ya allah, dia semakin cantik... semakin anggun dan keibuan, apa ini benar melepaskannya walau hati ini sangat sakit.

"baik aku baik-baik saja seperti yang bisa kamu lihat"

"oh bagus lah, aku senang mendengarnya, ada apa ya queen kamu kesini"

dia menyerahkan sepucuk undangan berwarna biru.

"aku akan menikah akhir bulan ini, aku harap kamu datang dan memberikan restu, walau bagaimanapun kamu papanya arga"

aku menerima undangan itu, dengan tangan masih bergetar, aku membuka dan membaca isinya.

"queen sagara & denny indrajaya"

"selamat ya queen, semoga kamu bahagia dengan denny, aku pasti datang"

"terima kasih, aku permisi dulu"

aku melihatnya pergi, meninggalkan sepucuk undangan pernikahan, dia akan menikah dengan pria lain, aku kalah!!!! dia gak akan pernah menjadi milikku.

hatiku hancur dan sakit, begini rasanya ditingga nikah oleh wanita yang dicintai.

aku termenung melihat undangan itu.

aku mengingat kejadian 1 tahun lalu dimana aku memilih untuk tidak memaksakan dia menerima ku setelah melihatnya hampir kehilangan nyawa dan setelah melihat penolakan arga, aku gak mau membuat jiwanya terguncang dan semakin membenciku jika aku memaksakan keinginan untuk menikahi ibunya.

"apa semua ini keputusan yang tepat? apa aku bisa datang dan melihat wanita yang aku sayang menikah dengan pria lain, apa aku juga rela arga memiliki ayah tiri?" kataku dalam hati.

entahlah semua pertanyaan ini tidak bisa aku jawab.

ternyata waktu berlalu dengan cepat, pernikahan queen dengan denny tinggal 1 hari lagi, selama ini aku memang tidak pernah bertemu atau bicara dengan queen, tapi aku sering bertemu dengan arga bahkan dia sering menginap dirumahku, walau dia tidak membenciku lagi, cuma dia masih seperti segan atau malu jika bertemu dengan aku.

malam sebelum pernikahan itu aku menyuruh zaki dan tio untuk datang dan menemaniku menghabiskan hari di sebuah club milik tio.

"wah bro tampang lo masyaallah seperti gak keurus, kenapa lo masih patah hati?"

"besok dia nikah bro dengan sepupu lo"

"iya gue tau, dari dulu gue udah bilangkan jangan suka mainin hati wanita"

"iya zak gue tau gue salah, gue pun berusaha melepaskan dia, gue gak mau dia dan anak gue menderita jika gue tetap memaksakan dia menerima gue"

"hati gue hancur zak, yo, apalagi melihat dia memberikan undangan itu"

"kalo lo gak bisa kehilangan dia, kenapa gak lo bawa kabur aja dia besok pas nikah" kata tio memberi saran.

"gak yo, itu akan semakin membuatnya membenci gue, sedangkan lo tau, dia sampai sekarang bahkan belum memaafkan gue apalagi sepertinya dia sudah jatuh cinta dengan denny"

"ya kalo gitu terima nasib aja di tinggal kawin ibu anak lo" kata tio lagi.

aku mengambil sebotol whisky dan meminumnya.

"mungkin lebih baik gue gak datang besok ya"

"gak!!! lo harus datang" kata zaki dengan antusias.

"maksud gue kasian kan arga pasti ngarepin papanya datang"

"entahlah kenapa hidup gue jadi kacau kayak gini ya, semua gara2 lo yo bikin2 taruhan, seandainya dulu gue gak ikut pasti sekarang gue udah nikah dan punya anak sama queen"

2. Queen Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang