15. Antagonis 1/2

4.5K 439 28
                                    

Antagonis
.
.
.
.
.
.
Hunkai
.
.
.
.
typo is my style
.
.
.
.
.

"Sepertinya kanker yang bersarang ditubuh anda sudah tidak dapat di obati lagi" dokter kim menaikkan kaca mata bacanya yang merosot "anda melakukan pemeriksaan disaat kanker anda sudah berada pada stadium akhir, ini benar-benar merupakan suatu mukjijat anda dapat bertahan hingga saat ini tanpa pengobatan"  dokter menutup penjelasannya dengan raut wajah menyesal yang kentara

"lalu apa yang harus saya lakukan dok?" irene menunduk sedih

Jongin mengusap pelan punggung tangan irene, tau jika sahabatnya itu sudah putus asa..

"Karena anda tidak menginginkan kemoterapi untuk mencegah perkembangan kanker, satu-satunya cara yang bisa saya lakukan hanya memberikan anda resep obat yang harus anda minum dengan teratur, dan mungkin ini bisa memperpanjang usia anda, tapi tidak akan lebih sampai satu tahun kedepan"

Mendengar itu, irene kembali terisak..

"Tidak adakah jalan lain dok?" jongin kembali bertanya

"maaf"

Tangisan irene semakin menjadi, dan dengan segera jongin meraih tubuh sahabat nya ke dalam pelukannya

"apa yang harus ku lakukan jong?"

.
.
.
.
.
.
.

tuk

Jongin meletakkan cangkir dengan perlahan "minumlah rene, jangan terlalu dipikirkan.. walaupun dokter berkata seperti itu, bukan berarti kau benar-benar akan mati sekarang.. kau harus ingat, urusan hidup dan mati itu tuhan yang mengatur"

Irene meminum air dengan perlahan, tersenyum kecil mendengar petuah jongin .. "terimakasih jong, kau memang sahabatku, aku benar-benar tidak tau harus apa jika kau tidak ada.."

"jangan sungkan padaku Rene, kau sahabatku" kilah jongin "ah.. aku lupa, ini obat yang ku tebus tadi di apotek, jangan lupa minum dengan teratur!" omel jongin

irene terkekeh gemas melihat sahabatnya ini mengomelinya "baiklah.."

Irene mengambil obat yang diberikan jongin, memasukkan nya kedalam tas. Dan disisi lain, jongin memandang irene dengan senyuman manisnya..

"kau tau jong.." irene berkata

"hm?"

"Aku sama sekali tidak takut jika aku harus mati, seperti katamu, hidup dan mati telah ada yang mengatur.. tapi satu hal yang berat untuk ku tinggalkan.." lirih irene

jongin terkekeh "jangan bilang kau berat meninggalkan ku rene?"

Irene mengacuhkan jongin, sudah terbiasa menghadapi tingkah sahabatnya ini "bukan kau nini sayang tapi..

..suamiku"
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau sudah pulang sayang?" Irene meraih pundak suaminya, kemudian melepaskan dasi yang melekat dileher sehun -suaminya-

cup

Sehun mengecup bibir irene kecil "kau semakin kurus sayang"

"Hentikan hun, kau bau" irene merengek manja

Sehun tertawa keras, kemudian memeluk erat tubuh mungil istrinya "aku mencintaimu"

inilah hidup irene,

sempurna..

suami yang baik dan mencintainya, harta berlimpah, dan orang tua yang sangat menyayangi nya..

sempurna bukan?

namun sekarang, sepertinya tuhan sudah lelah melimpahkan irene sengan limpahan kasih sayang.. karena sekarang, disaat Irene telah memiliki segalanya,

Short Fic HunKaiWhere stories live. Discover now