"Hallo Nic,ini gue Arsen"
"..."
"ada apa lo hubungin sahabat gue?"
"...."

Terdengar helaan nafas panjang dari Nic. Arsen mulai curiga pada titik akhir.

"...."
"kenapa gue harus kerumah sakit sama Brand?"
"..."
"memang siapa yang sakit?"
"..."
"JAWAB GUE!" tekan Arsen
"...."

Jawaban dari Nic mampu membuat Arsen hampir sport jantung. Bagaimana bisa? Mantan pacarnya? Tengah berada dirumah sakit? Tapi kenapa?

Banyak pertanyaan yang berputar pada otaknya tapi tak mampu dia keluarkan.

Sambungan telpon yang terputus membuat kesadarannya terkumpul kembali. Dengan cepat Arsen melayangkan satu bogeman pada Brand

'bugh...

"BANGS*T KENAPA LO GA KASIH TAU GUE DARI AWAL HAH!? KENAPA LO SEMBUNYIKAN BERITA INI PADA GUE SIAL*AN"

Bentakan dari Arsen membuat suasana cafe menjadi hening. Tak ada jawaban dari Brand. Lidah Brand seakan tak ingin bergerak, namun sebuah kalimat terucap dengan tanpa sadar.

"memang lo siapanya dia? Lo hanya MANTAN nya yang hanya bisa nyakitin dia dengan tingkah lo yang brengs*k."

Kalimat Brand membungkam kemarahan Arsen. Seluruh tamu dan sahabat keduanya tak ada yang membuka suara, bahkan si perusak aka Rabeca pun terbungkam.

"kalo lo mau lihat dia, ikut gue kesana sekarang." putus Brand lalu keluar dari cafe diikuti Arsen.

Bukan hanya Arsen yang ikut namun ketiga sahabatnya juga ikut serta membuntuti keduanya.

Keadaan begitu hening, Brand dan Arsen sama-sama tidak berniat membuka suaranya lagi. Hingga setelah sampai pada rumah sakit, Brand dan Arsen serta ketiga sahabatnya berjalan dengan cepat.

Brand menghampiri Nic yang berdiri diam disamping pintu kamar ruang Bila.

"bagaimana?" tanya Brand yang dibalas gelengan.

Arsen masih berdiri diam. Kakinya ingin sekali melangkah mendekat namun keras bagai batu. Dan dirinya cukup heran bagaimana bisa anggota keluarga terkaya nomor satu itu ada disini? Didepan ruang inap Bila?

Tak lama kemudian dokter mulai keluar dengan wajah dak dapat digambarkan.
Keadaan semakin tegang. Dokter Zack mengusap wajahnya,rasa tak tega sangat mendominasi sekarang.

"dok, bagaimana?" tanya Kakeknya Bila.

Dokter Zack menghembuskan nafasnya yang tercekat. Sungguh dirinya sangat sedih.

"maafkan kami tuan...." Dokter Zack memberikan jeda pada kalimatnya yang menggantung itu "nona sudah berpulang pada yang diatas. Kami sudah melakukan yang terbaik, namun sepertinya Tuhan lebih menyayangi nona."

"apa maksudnya?" pertanyaan dengan nada kososng itu terdengar. Ucapan itu berasal dari Mikha.

"nona sudah meninggal."

Pernyataan bulat itu membuat tangis tumpah. Bahkan Nic sekarang terduduk dilantai,keadaan yang kacau membuatnya sangat mengenaskan.

Arsen meluruh kelantai. Hatinya bagai tertikam pisau tajam yang baru saja diasah. Rasa penyesalan yang dulu dia sembunyikan sekarang tak dapat lagi dia tahan.

Teriakan histeris dari Mikha dkk membuat keadaan semakin memburuk, bahkan Ibu Bila pun pingsan ditempat lalu dilarikan kedalam UGD.

"boleh kami melihatnya dok?" 

Permintaan dari Mikha dikabulkan oleh Dokter Zack. Melihat keadaan Mikha membuat Dokter Zack sedikit prihatin. Dia tau bahwa sahabat dari nonanya ini pasti terguncang.

Fake Nerd (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang