55?

19.9K 800 134
                                    

INFORMATION ON DOWN

*****

B

unyi alat pendeteksi jantung berbunyi dengan nyaring didalam suatu kamar rumah sakit.

Seolah itulah irama yang paling menyeramkan ketika tidak berbunyi lagi.

Seorang gadis terbaring dengan nyenyak diatas kasur. Wajahnya sangat damai,seolah keadaan seperti inilah yang dia inginkan.

Bila....

Gadis yang sekarang terbaring dikasur itu. Disampingnya terdapat seorang remaja laki-laki yang menatapnya sendu.

Sakit..

Itulah yang dia rasakan. Melihat  gadis yang dengan susahnya dia jaga dari kecil. Yang selalu bersama ketika kecil.

Dia berpikir kenapa bukan dia saja yang merasakan sakit itu? Kenapa harus gadis yang dia jaga selama ini?

"bangunlah... Aku merindukan mu, sangat" lirih laki-laki itu dengan menggenggam telapak tangan gadis itu

Tanpa sepengetahuan laki-laki itu, air mata dari gadis yang tengah berbaring itu menangis. Matanya belum terbuka,namun dia dapat mendengar kata-kata lirih dari laki-laki itu.

Sudah berjalan dengan lamanya. Keadaan Bila semakin tidak memungkinkan. Kondisinya semakin melemah dan itu membuat Nic semakin gusar. Dia tidak mau kehilangan gadis yang disayanginya dari kecil hingga sekarang.

Semua anggota keluarga Pramudya panik mendengar kabar yang diberi tahukan oleh Nic dengan tiba-tiba akan kondisi Bila. Bahkan Nenek dan Kakek nya rela meninggalkan rumahnya yang ada di Belgia untuk datang ke Indonesia dengan cepat.  Begitupula dengan keluarga dari Mikha dkk.

"bagaimana ini pa? Aku tidak mau kehilangannya" tubuh Ani a.k.a momma Bila

"aku pun tidak mau kehilangannya. Berdo'a saja kepada yang diatas,yakin lah padanya. Serahkan semua padanya saat ini" ujar Bian a.k.a poppa Bila

Nic yang mendengarkan penuturan keluarganya hanya diam menahan sesak. Air mata sedari tadi tengah menggenang dipelupuknya.

Suara sepatu terdengar terburu-buru menuju masuk keruang Bila. Sekumpulan suster dengan dua dokter memasuki ruangan steril itu dengan terburu-buru. Keadaan semakin tegang.

***

Suasana cafe Bezz itu ramai. Seorang gadis perusak drama tengah bertegak ditengah ruangan cafe dengan kue besar dan bertingkat tinggi itu.

Disisinya terdapat pemuda tampan yang sering dipuji setiap kalangan wanita. Pemuda itu Arsen dan sang perusak itu Rabeca. Hari ini adalah acara ulang tahun Rabeca yang ke 17.

Acara berjalan dengan lancar, sampai pada akhirnya dering telpon dari handphone Brand berdering. Para sahabatnya melihat kearah Brand begitu pula dengan Arsen yang tadi tengah berbincang-bincang dengan Rabeca.

"siapa?" tanya Erdo penasaran namun tak dihiraukan.

Brand mengangkat telpon tersebut sedikit cepat. Perasaannya mulai panik.

Kalimat demi kalimat dia dengarkan dengan jelas tanpa ada gangguan sinyal yang dapat memutus-mutuskan kalimat. Dan saat sang lawan bicara mengatakan bagimana kondisi gadisnya,jatungnya berhenti berdetak. Brand terdiam kaku sesaat.

Arsen yang melihat itu lantas curiga. Direbutnya handphone Brand secara paksa namun Brand tak berontak.

'Nic?' batin Arsen

Fake Nerd (COMPLETED) ✔Where stories live. Discover now